Banjarnegara, 6 Agustus 2018
BAB 8
MY BOSHARI ini adalah hari pertamaku masuk kantor lagi setelah berlibur selama satu minggu di Bali. Jika biasanya aku akan langsung berangkat ke kantor tetapi tidak dengan hari ini. Berhubung ada Al di rumah ini maka aku harus menyiapkan segala keperluannya terlebih dahulu sebelum menyiapkan keperluanku. Dan pagi ini pun aku diantar olehnya ke kantor.
"Aku masuk dulu, kamu hati-hati..." Kataku berpamitan dengannya.
Ibu jari Al mendarat di bibirku, aku tak menyangka jika dia akan menghapus lipstiknya. "Jangan terlalu merah jika tidak bersamaku." Katanya, membuat hatiku melambung tinggi. Kupu-kupu dalam perutku berterbangan.
"Sip, suamiku."
Aku keluar dari mobil, menunggu dirinya pergi terlebih dahulu baru aku masuk ke dalam. Rasanya rindu sekali dengan kantor ini, aku melangkah ke dalam dengan penuh semangat. Menyapa para teman kantor terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk ke ruanganku sendiri. Pekerjaanku lumayan menumpuk setelah satu minggu ditinggal mudik.
Ku letakkan tas di kolong meja, kemudian menyalakan leptop dan mulai mengetik beberapa laporan. Menghubungi hotel serta tempat makan untuk membooking.
🌻🌻
"Gimana liburannya puas?" Tiba-tiba suara bariton mengagetkan Yuki yang sedang fokus mentap layar leptopnya.
"Ehh, Swan."
Swan duduk di depan meja Yuki, "kaget ya? Sorry." ucap swan tulus ketika melihat ekspresi kaget seorang Yuki.
"Nggak apa-apa, aku yang terlalu serius sama pekerjaan jadi aku sensitif aja kalau ada gangguan sedikit." Swan mengangguk setuju dengan perkataan Yuki, pasalnya kadang dia juga seprti itu. "Tumben ke ruanganku, biasanya aku yang kamu panggil untuk keruanganmu kalau ada apa-apa, adalah yang penting?" Tanya Yuki, nggak biasanya si bos datang sendiri ke ruang karyawan jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak.
Swan mengambil bulpoin di tempat pensil Yuki dan memainkannya. "Nggak kenapa-napa cuma sekedar nengok karyawan aku yang habis cuti aja, siapa tahu pulang-pulang udah nggak utuh kan akunya repot." Canda Swan, terdengar garing tapi lumayan bisa mengembangkan senyum seorang Yuki.
Swan ikut tersenyum saat melihat senyuman Yuki, jantungnya berdetak tak karuan seperti biasanya saat dia berinteraksi dengan seorang Yuki. Saat belum menyadari perasaannya kepada Yuki dirinya pernah memeriksakan diri ke rumah sakit terkait dengan debaran jantungnya yang tak biasa itu, namun anehnya sang dokter tidak menemukan apapun yang aneh di sana. Semuanya terlihat baik-baik saja.
Keanehan pada jantungnya terus terjadi apalagi saat dia dekat dengan Yuki, setiap interaksi yang mereka lakukan pasti akan mnimbulkan getar-getar di sana. Alhasil Swan curhat, menceritakan keanehan pada shahabatnya dan hampir semua shahabatnya yang mendengar langsung tertawan. Sahabatnya pun mengungkapkan jika Swan sedang jatuh Cinta.
Swan tidak pernah menyangka jika dirinya bisa jatuh cinta kepada Yuki, namun lama-lama ia mengakuinya hanya saja ia tidak berani untuk mengungkapkan. Satu hal yang tak pernah Swan ketahui yaitu status Yuki yang sudah menikah. Ia hanya tahu jika Yuki berpacaran dengan seseorang yang bernama Al dan dia tidak mau kepo perihal hubungan mereka.