BAB 15
KEPUTUSAN
🍃🍃Pagi ini setelah memastikan Al tidak ada di rumah sakit, Yuki meninggalkan rumah sakit seorang diri dengan meminta bantuan sopir rumah untuk mengambil mobilnya di ruma tentunya tanpa sepengetahuan orang rumah pula.
Yuki berencana untuk ke menenangkan diri sejenak sebelum bertemu dengan Al kembali. Bagaimanapun ia adalah istri yang mempunyai rasa cemburu besar. Sampai sekarang pun Yuki masih ingat betul bagaimana penjelasan Al semalam.
Sebegitu asikkah mereka hingga melupakan Yuki, terutama Al. Tidak khawatirkah Al dengan istrinya yang tidak memberikan kabar seharian penuh, harusnya Al bisa berfikir. Namun buayanya Al melupakan keberadaannya.
Setelah sampai di tempat tujuan, Yuki meminta sopir untuk kembali. Setelah sang sopir pergi, Yuki masuk ke sebuah restoran di sana ia hanya ingin memesan makanan saja, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menggunakan gojek mungkin. Yuki buka. Orang bodoh yang akan pergi dengan mobilnya sendiri dan juga sopir karena pasti Al akan menemukannya dengan mudah.
Segera Yuki memesan menu makanan yang sedari semalam sudah sangat ia inginkan. Entah kenapa ia sangat ingin makan makanan Jepang.
Ia memesan beberapa menu diantaranya adalah ramen dan susi untuk dessert ia memilih kueh matcha.
Tak lama kemudian pesanan Yuki datang, ia membuka mata lebar-lebar. Rasa senang tak bisa ia hindari saat pesananya sudah di depan mata.
Tak lupa Yuki memesan teh hijau sebagi menu minumnya. Tanpa Yuki sadari, ia memakan makanannya dengan begitu lahap layaknya orang kelaparan.Orang-orang di sekitar memandang Yuki aneh, dengan nafsu makan Yuki yang besar kenapa badan sekecil Yuki bisa makan dengan banyak.
Setelah semua makan ia lahap semuanya tanpa ada sisa, Yuki membayar pesanannya lalu keluar dari restoran tersebut. Gojek yang sebelumnya ia pesan sudah datang dan siap mengantar Yuki ke tujuan. Akhirnya Yuki sampai juga di sebuah apartemen milik mantan kekasih Ivi. Apartemen ini milik Ivi sebenarnya tapi setelah menjadi mantan Ivi tak mau dan sengaja mengosongkannya sang mantan pun tak memintanya kembali karena memang ini hak milik Ivi.
Pintu apartemen terbuka saat Yuki berhasil menekan tombol kombinasi apartemen ini. Tujuan pertama Yuki adalah balkon kamar ini, dulu Yuki pernah main ke sini dan balkon adalah tempat favoritnya.
Pemandangan alam bebas terlihat begitu nyata dari sini. Yuki menghirup udara siang meski cuaca panas Yuki tetap menikmati hembusan udaranya yang bagi Yuki menengkan.
Yuki memutuskan untuk tiduran di atas kursi malas, sambil menikmati alunan musik klasik yang ia setel dari hapenya. Sembari menghirup udara dalam-dalam. Sesuai dengan tujuannya, ia ingin merilekskan diri, menyegarkan otak. Melupakan kemarahan yang sampai saat ini masih bersarang di hatinya.
♬♬
Al frustasi sendiri di rumahnya. Setelah tadi pagi pergi ke kantor sebentar lalu pergi ke rumah sakit untuk menengok sang istri, berharap kemarahan Yuki sudah reda. Tak lupa Al juga membawa masakan hasil masakannya sebagai tanda permintaan maafnya namun sayang, dia harus menelan kekecewaan karena ternyata Yuki sudah keluar dari rumah sakit tanpa memberitahunya.
Jika sudah seperti ini maka kemarahan Yuki sudah berada di puncaknya. Tapi apakah Yuki tak bisa berfikir panjang dan memikirkan segala sesuatunya dengan matang. Semua permasalahan bisa dibicarakan dengan baik bukan?