19. Udang Di balik Batu.

82 4 0
                                    

Hujan deras belum juga reda.

Masboy mengerem angkot di tempat Sidin biasa turun, agak meluncur di jalanan yang licin. Sidin bayar ongkos, tiba di rumahnya dengan keadaan basah kuyup.

Dengan bantuan senter di hp Nokia yang baterenya penuh, Sidin segera ganti baju. Tidak ada listrik, terpaksa Sidin menanak nasi di atas kompor. Selesai makan malam Sidin menyambar tasnya, mengeluarkan buku selain biologi yang ada tugas merangkum berikut uang sepuluh ribu Rupiah. Cepat atau lambat batere hp Nokia akan habis, tidak bisa diisi ulang selama listrik masih mati.

Menaiki sepeda tua yang kurang terawat tapi masih agak bagus, Sidin bertolak ke pedagang bensin eceran dekat kantor pemerintah Distrik Panongan. Benar saja perkiraan Sidin, di sana ramai sopir menongkrong. Temaram lampu neon menyala dari motor salah satu tukang ojek, lebih dari cukup untuk mengerjakan tugas.

Sidin berusaha agar tidak datang dengan mencolok. Cepat-cepat Sidin menggelar buku dan alat tulis di atas meja, membaca sekilas bab yang akan diringkas, lalu menulis.

Yah, sepandai tupai melompat pasti jatuh juga. Orang yang langsung mengenali Sidin, siapa lagi kalau bukan bos angkot nomor satu di trayek Cikupa-Panongan?

"Rasid, ngapain kau? Tumben nongkrong malam-malam begini," sapa Bang Oman.

Sidin menjawab datar. "Saya sudah bukan bagian dari dunia transportasi Distrik Panongan, bang. Saya datang hanya belajar, mengerjakan tugas. Selain itu lihat saja sendiri. Tunggu sebentar, saya akan kembali,"

Bang Oman manggut-manggut saja.

Sidin memanggil pedagang asongan. "Mang! Beli korek gas,"

Sisa uang Sidin tinggal delapan ribu Rupiah.

"Jangan bilang untuk merokok, Rasid," tegur sopir lain.

Masboy.

Sidin merapikan buku pelajaran dan alat tulis, menghampiri penjual bensin eceran.

"Mang bensin delapan ribu," uang dan bensin berpindah tangan. Sidin hanya dapat bensin setengah botol, tapi itu sudah lebih dari cukup.

"Aneh," kata Masboy. "Tidak biasanya Rasid beli bensin,"

"Ada udang di balik batu," timpal Bang Oman.

Detektif Ichsan 5 : The Runaway Prisoner.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang