Part 4

1K 127 22
                                    


" Maukah Woojin berjanji untuk tidak meninggalkan Jihoon "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Woojin menyeruakkan senyum manisnya dan kemudian menganggukkan kepalanya.

Dan mulai sejak itu ikrar janji untuk tidak saling meninggalkan terucap dari mulut kecil mereka, janji seorang sahabat, janji masa kecil, dan janji sebagai pertemanan.

Mulai detik ini, menit ini, dan jam ini. Mereka akan selalu bersama dan saling mengasihi satu sama lain sebagai seorang sahabat.

.
.
.
.
.
.

Teng . . . Teng . . . Teng . . .

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Woojin telah berdiri di depan pintu kelas Jihoon untuk menunggu orang yang baru saja menjadi sahabatnya. Mungkin sebagian orang disekolah itu memandang heran pada keduanya terutama pada Woojin, pasalnya semua siswa atau siswi di sekolah ini tahu bahwa Woojin terbilang orang yang introvert dan tidak mau bergaul pada temannya yang lain dan bagaimana dia bisa dekat dengan Jihoon yang memang terkenal seorang anak yang mudah bergaul. Sebenarnya Woojin tidak memiliki sifat introvert, dia juga orang yang mudah bergaul namun teman-temannya lah yang tidak mau dekat dengannya.

Jihoon terlihat membereskan semua buku yang ada di atas mejanya dan memasukkannya kedalam tas. Di sandangnya tas itu kemudian berjalan keluar mendekati Woojin.

" Woojin " panggil Jihoon dengan suara imut khas anak-anak.

Woojin tersenyum manis menampilkan gigi gingsulnya yang seakan menambah kadar ketampanan anak ini.

" Ayo " Jihoon tiba-tiba menggenggam tangan Woojin dan menariknya, sampai-sampai membuat sang empu terlihat kaget.

" Kita mau kemana Jihoon " tanya Woojin bingung

" Kita ke panti asuhan "

" Panti asuhan ? "

" Iya, kita akan bermain disana " ucap Jihoon riang

Tiba-tiba saja Woojin menghentikan langkahnya untuk mengikuti Jihoon dan wajahnya langsung terlihat gugup.

" Woojin kenapa berhenti . . . Ayo "

Woojin menggelengkan kepalanya " tidak, aku harus segera pulang . . . Aku tidak ingin appa marah "

" Tapi kita hanya bermain sebentar "

Sekali lagi Woojin menggelengkan kepalanya " tidak Jihoon aku harus pulang "

" Oh ayolah Woojin, kita kan sudah menjadi sahabat, kita harus bermain bersama . . . Ya ya ya kamu mau kan "

Sejenak Woojin memikirkan apakah ia harus ikut Jihoon atau memilih pulang saja. Tapi, otaknya menyuruh untuk ikut dengan Jihoon tapi hatinya menyuruhnya untuk pulang. Bingung. Woojin memang ingin merasakan bermain bersama seorang teman tapi ia juga tidak ingin mengingkari janji pada appanya.

Dan pada akhirnya ia lebih memilih ikut dengan Jihoon untuk bermain sebentar dan setelah itu pulang.

Sesampainya di panti asuhan Jihoon langsung mengenalkan Woojin pada teman-teman disana, Woojin terlihat sangat senang. Baru kali ini ia bisa bermain dengan banyak teman. Inilah yang selama ini ia harapkan. Bermain dengan riangnya tanpa ada yang mengawasinya.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

At Park Corporation Office

" Tolong bawa berkas untuk meeting hari ini keruangan saya "

Sambungan telpon itu terputus, tak lama setelah itu muncul lah seorang lelaki berperawakan tinggi, putih dan tampan.

I'll wait till you come back to love me--- [2park] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang