Part 18

798 103 81
                                    

Mata nya memerah, keringatnya bercucuran dan satu lagi hatinya teramat sakit, sungguh ia tak pernah menyangka bahwa orang yang membunuh appanya adalah orang yang sangat ia hormati setelah appa nya sendiri. Woojin tak tau lagi harus melalukan apa, pikirannya yang sudah kalut sedari ia tahu bahwa appa nya telah tiada dan sekarang setelah tau siapa yang membunuh sang appa. Yah ini sangat sulit. Lebih sulit dari apapun. Harus kah ia tetap menjeblos kan orang itu kedalam penjara. Tapi yang namanya pembunuhan harus di bayar setimpal bahkan dengan memasukan si pelaku kedalam penjara pun tetap tak akan bisa mengembalikan appanya lagi kedalam pelukannya.

Keheningan terpecah saat Woojin merasakan ponselnya berdering. Woojin segera mematikan telpon itu. Tidak ada sedikit pun keinginan untuk mengangkatnya.

Dengan terpaksa Jihoon harus meninggalkan ayahnya sendiri di rumah karena ia harus mengadakan sebuah rapat kecil bersama anggota himpunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan terpaksa Jihoon harus meninggalkan ayahnya sendiri di rumah karena ia harus mengadakan sebuah rapat kecil bersama anggota himpunan. Karena Jihoon adalah pemimpin di himpunan tersebut mau tidak mau ia harus hadir.

Cuaca begitu terik hari ini, Jihoon berjalan menuju kampusnya, sewaktu-waktu ia terlihat menyeka keringatnya yang terus mengalir, rambutnya ikut basah karena keringat itu, ia sudah mencoba untuk menghubungi Woojin namun lelaki itu selalu memutus telponnya, entah apa yang terjadi, karena tidak biasanya Woojin mengabaikan kekasihnya seperti ini.

Sekitar 15 menit berjalan akhirnya Jihoon tiba di kampusnya, untungnya ia datang lebih awal dari waktu yang mereka sepakati, jadinya Jihoon memilih untuk beristirahat sebentar di bangku yang tepat berada di bawah pohon besar. Ia terlihat sibuk membuka tas nya berharap ia ingat membawa sebotol air karena saat ini ia sangat kehausan.

" Kau pasti membutuhkan ini kan ? " Jihoon mengangkat wajahnya, pertama kali yang ia lihat adalah senyum manis dari seorang Jonathan kim.

Jihoon tersenyum dan meraih botol ia yang nathan tawarkan padanya " terimakasih " ucapnya sembari tersenyum

Nathan duduk di sebelah Jihoon, melepaskan sampiran tasnya dan menaruhnya di pangkuan " sedang apa kau disini, bukan nya kau tidak ada kelas siang "

" Aku harus menghadiri rapat himpunan " balas Jihoon sambil menuntup botol minuman

Nathan mengangguk " kau sudah makan ? "

Jihoon tersenyum " yah, aku sudah makan "

************
" Park Jihoon " Jihoon memalingkan pandangannya kearah suara itu

" Yejin, ada apa ? "

Yejin adalah wakil Jihoon di himpunan, gadis ini juga adalah teman akrab Jihoon di kampus tapi ia jarang terlihat karena ia juga harus bekerja sepulang kuliah dan bahkan gadis yang juga memiliki badan mungil ini jarang hadir di kampus karena pekerjaan nya itu, namun sesibuk apapun ia selalu bisa mendampingi Jihoon jika Jihoon mengadakan rapat.

" Anggota lain sudah menunggu di ruang rapat "

" Oh baik lah " Jihoon berdiri dan meletakkan tas jinjing nya di bahu " Nathan aku duluan ya, dan thanks buat minumnya "

I'll wait till you come back to love me--- [2park] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang