Rasa benci itu sangat besar, tapi jauh di dalam lubuk hatinya ada terselip rasa cinta.
Gadis bernama Park Jihoon itu tidak mengetahui apa yang membuat Woojin sangat membencinya. Tapi sebesar apapun rasa benci Woojin terhadapnya ia akan tetap mencint...
Lembayung cahaya jingga di langit pagi kota Seoul telah menampilkan keindahannya. semburat-semburat tirai cahaya matahari yang membelah di antara celah pohon akan memberi tahu bahwa cuaca hari ini akan sangat cerah.
Mata putih mengkilap bak kristal milik Jihoon akhirnya terbuka lebar saat sinar matahari tepat menghantam pelupuk mata nya. Ada yang berbeda hari ini, itulah yang dirasakan gadis bertubuh mungil ini. Keheningan menyeruak di telinganya, tak ada alarm otomatis lagi yang selalu membangunkan nya di pagi hari. Jihoon bangkit dari kasur empuknya, membuka gorden pink bermotif hello kitty dan meraih kenop jendela. Seketika angin berhembus kencang menghantam wajah mulusnya saat jendela itu mulai terbuka. Jihoon menghela nafasnya kasar " bagaimana caranya menghabiskan waktu ku hari ini tanpa ayah dan . . . Tanpa Woojin " Jihoon tertunduk lesu, kata-kata itu masih terngiang jelas di telinganya. Airmatanya kembali jatuh membasahi pipi gembulnya. Ketidaksanggupan nya menahan gejolak rasa sakit di hatinya telah jatuh tempo, ia sudah tak sanggup, kini ia hanya sendiri. Sendiri dalam keheningan yang menyakitkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti biasa, hari ini adalah hari dimana ia harus kuliah. Berat memang, karena ia pasti akan bertemu dengan Woojin kekasihnya, ah tidak lebih tepatnya mantan kekasihnya. Mulai detik ini ia harus membiasakan diri untuk menghabiskan waktunya sendiri. Yah ia harus terbiasa. Itulah tuntutannya. Tak akan ada lagi orang yang dengan setia menunggunya bersiap di depan pagar rumah, tak akan ada lagi senyum manis yang menyambutnya dan tak akan ada lagi kecupan manis di keningnya.
**********
Jihoon berjalan agak cepat menuju kelasnya karena ia sudah terlambat 10 menit di mata kuliah pertamanya " bagaimana ini, aku terlambat " ucap nya sambil terus melihat jam di tangannya.
Sekitar 1 menit kemudian ia sampai di kelasnya dengan nafas yang masih tersengal-sengal
" Park Jihoon, kau tau ini sudah jam berapa " teriak choi ssaem
" Maaf pak " jawab Jihoon sambil membungkukkan setengah badannya.
" Sebagai hukuman atas keterlambatanmu, tolong ambilkan tugas laporan akuntansi di meja saya "
Yah tugas laporan akuntansi yang perlaporannya bisa mencapai kurang lebih 500 halaman dan bayangkan bagaimana beratnya jika Jihoon harus membawa benda itu untuk 50 mahasiswa dan pasti akan membutuhkan dua kali untuk membawanya.
Jihoon hanya bisa mengiyakan perintah dosen nya, ia memang salah sudah sepatutnya ia menerima hukuman. Jihoon terpaksa kembali menuruni tangga untuk mencapai lantai dua menuju keruang dosen.
" Permisi pak, saya mohon izin ke toilet "
" Silahkan "
Jihoon terlihat kewalahan membawa laporan-laporan itu, dia hanya sanggup membawa setengah nya saja itu pun sudah sangat berat untuk ukuran wanita seperti Jihoon, dan lagi ia harus menaiki beberapa anak tangga.
Jihoon terkejut saat tiba-tiba seseorang merebut laporan itu dari tangan nya.
" Woojin "
Iya orang itu adalah Woojin. Woojin berjalan mendahului Jihoon tanpa ada sepatah katapun yang terucap dari mulutnya.