Part 22

1K 95 22
                                    

" Tunggu, aku ingat bunda siapa orang yang bernama Ki yeong itu . . . Kalau tidak salah dia adalah sekertaris ayah di kantor, yah benar dia sekertartis ayah dan ayah pernah bilang padaku tentang hal ini " sekarang Jihoon mulai mengerti dengan situasi ini " tapi kenapa malah om Ki yeong membalaskan dendam pada ayah dan juga appa nya Woojin "

Jisung menghela nafas kasar " itu karena kakek mu sudah meninggal, maka nya dia melampiaskan dendamnya pada ayahmu dan juga Yeongjae . . . "

" Aku harus mencari tau kebenaran ini secepat mungkin, agar semua masalah cepat selesai "

Jisung tersenyum melihat wajah cantik Jihoon, ia persis seperti ibunya waktu muda, yah Jisung adalah sahabat ibunya sewaktu muda dulu untuk itu ia juga mengenal Hoonyeong begitu dekat " kau mengingatkan ku pada Jiwon nak " ucap Jisung sembari mengelus rambut halus Jihoon yang beraromakan lemon

Jihoon mengernyitkan keningnya " bunda kenal dengan ibu ? "

Jisung mengangguk " iya, bunda adalah sahabat ibumu "

" Benarkah ? . . . "

" Ibumu adalah wanita yang cantik dan lemah lembut "

" Bagaimana wajah ibu, bunda "

Jisung berdiri masuk kedalam rumahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, sepersekian detik kemudian ia pun kembali dengan menenteng sebuah benda yang seperti nya itu adalah sebuah cermin. Jisung mengarahkan cermin itu kewajah Jihoon " seperti inilah wajah ibu mu sayang "

Jihoon tersenyum dan sedih sekaligus melihat pantulan wajahnya di cermin, tangan mungilnya bergerak menyentuh cermin itu " apa ini wajah ibuku " airmatanya menetes mengiringi alunan hentakan jantungnya " hai ibu, Jihoon sekarang sudah besar . . . Tak mau kah ibu memeluk dan mencium Jihoon "

Jisung tak kuasa menahan airmatanya, betapa ia sangat mengetahui perasaan gadis cantik ini yang berharap bisa bertemu dengan sang ibu yang memang tak sempat untuk memeluknya saat ia terlahir kedunia, bahkan ia pun juga tak sempat mendengar tangisan pertama nya setelah ia berhasil keluar dari tempat sempit dan dingin yaitu rahimnya.

" Ibu, Jihoon sendirian, Jihoon kesepian . . . Tak mau kah ibu datang untuk menjengukku walaupun cuma dalam mimpi saja " ia terus berbicara seolah ia benar-benar melihat sosok ibu nya dihadapan nya.

Dengan cepat Jisung meraih tubuh Jihoon untuk ia peluk, mereka berdua terus menangis " kau boleh menganggap bunda sebagai ibumu sayang " ucap Jisung sembari menahan isakannya

" Bunda, bolehkah aku menginap disini "

Jisung mengangguk dengan mantapnya " yah, boleh sekali sayang, bunda akan sangat senang jika kau terus berada disini . . . Dan anggaplah rumah ini juga rumahmu "

Ponsel Woojin tiba-tiba berdering dan memecah lamunannya yang sedari tadi asik melamun sambil memandangi taburan bintang dilangit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel Woojin tiba-tiba berdering dan memecah lamunannya yang sedari tadi asik melamun sambil memandangi taburan bintang dilangit. Dengan segara ia mengangkat ponselnya dan menggeser tombol hijau " yeobeoseyo . . . Ada apa anna ? "

I'll wait till you come back to love me--- [2park] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang