bagian 19

6K 515 31
                                        

NORMAL POV

Pagi hari di Konoha terlihat masih sunyi, hanya ada beberapa orang yang terlihat mulai beraktivitas.

Terlihat seseorang keluar dari mobil mewahnya, rambut merahnya sesekali tertiup angin pagi yang membawa hawa dingin, dengan santai dia mengeluarkan kopernya dari bagasi mobil, di bantu oleh sang sopir.

"Jadi ini apartemen yang dimaksud kakak?" Tanya orang itu pada sopirnya.

"Benar tuan muda, seluruh ruangan sudah dibersihkan dan ditata rapi." Jawab sang sopir dengan sopan.

"Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku ingin membersihkan apartemen ini sendiri?" Tanya orang itu dengan nada tajam.
Sang sopir hanya mampu menunduk dan menjawab pertanyaan dari tuan mudanya.

"Saya diperintahkan oleh Temari-san untuk membersihkan dan mempersiapkan apartemen untuk tuan muda Gaara." Jawab sang sopir.

"Dasar kakak......." Gaara menghembuskan nafasnya dan mengeluh.

"Baiklah, bantu bawa barang-barangku masuk ke dalam." Perintah Gaara pada sopirnya.

"Baik tuan muda."

*****************

Sementara itu, cahaya matahari mulai memasuki kamar yang ditempati Naruto, dengan perlahan seseorang dengan rambut raven nya terbangun, orang itu adalah Sasuke.
Sasuke langsung memeriksa suhu tubuh Naruto dengan tanganya yang menyentuh dahi Naruto.

'Syukurlah panas tubuhnya sudah turun.' Batin Sasuke lega.

Tiba-tiba rasa bersalah kembali menyelimuti Sasuke, dia merasa Naruto menjadi sakit karena dirinya.
Sasuke menarik rambutnya frustasi.

"Ini semua salahku......Naruto sakit karena aku......aku benar-benar tak berguna...."

Sasuke terus menyalahkan dirinya, tiba-tiba Sasuke membenturkan kepalanya ke tembok dengan kuat, sehingga darah segar mengalir di pelipis kanan Sasuke. Tak menyadari Naruto yang akan tersadar, Sasuke terus menyalahkan dirinya.

"Ngghh....."

Kelopak mata Naruto terbuka dengan perlahan, saat mata Naruto terbuka, pemandangan mengejutkanlah yang terlihat oleh iris shappire Naruto, Sasuke tengah membenturkan kepalanya.
Naruto yang melihat itu mencoba bangun dan menghampiri Sasuke, sedangkan Sasuke tak menyadari bahwa Naruto sudah sadar.
Dengan langkah tertatih-tatih Naruto mendekati Sasuke dari belakang.

GREB....

Tubuh mungil Naruro memeluk tubuh besar Sasuke dari belakang, Sasuke yang mendapat pelukan menghentikan gerakanya, segera dia berbalik dan mendapati wajah sedih Naruto menatapnya.

"Naruto...."

Panggil Sasuke tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Tangan Naruto menyentuh pipi Sasuke perlahan, menghapus darah yang mengalir, sedang Sasuke menatap Naruto dengan pandangan tak percaya.

Tiba-tiba Naruto menarik pergelangan tangan Sasuke dengan pelan dan mendudukan Sasuke di ranjangnya, sesaat kemudian Naruto mengambil kotak P3K dan mengoleskan obat merah pada luka Sasuke.
Sedangkan Sasuke hanya terdiam dengan perlakuan Naruto padanya.

Setelah mengoleskan obat merah, Naruto mengambil kapas dan plester untuk menutup luka Sasuke.

Kini hanya ada keheningan antara Naruto dan Sasuke.
Naruto menatap Sasuke dengan pandangan sedih, sesaat kemudian Naruto menarik tengkuk Sasuke dan memeluknya dengan pelan.
Sasuke hanya mampu terdiam, lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

"Jangan pernah terluka lagi."

Satu kalimat dari Naruto membuat tubuh Sasuke menegang.
Sasuke dapat merasakan perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

menyakitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang