Calon

464 35 3
                                    

Tidak semua akhir dari kisah percintaan itu menyedihkan bukan?

-Syalia


Bel sudah berbunyi 3 menit yang lalu, dan kelas sudah kosong sejak 2 menit pertama.

"Lo mau pesen apa?" Salah satu kebiasaan Farel adalah membelikan jajan Syalia saat istrahat. Karena Farel tahu Syalia tidak suka keramaian.

"Gue mau ikut aja ke kantin"

"Serius lo"

"Iya ayo" Farel masih diam melihat Tubuh Syalia yang sudah berjalan didepannya. Dia sedikit tidak percaya sebenarnya. Akhir akhir ini Syalia keluar dari zona nyaman yang dia buat sendiri.

"Ayo jangan diem mulu" Farel menepis pikiran pikiran aneh yang keluar dari otaknya. Dia memilih mengejar Syalia yang sudah keluar dari kelas.

Sesampainya di kantin, semuanya merasa aneh karena kedatangan orang yang sangat jarang berada ditempat istimewa ini. Siapa lagi kalau bukan Syalia.

Baru saja masuk kedalam kantin, semua mata siswi SMA Angkasa sudah menatapnya dengan tajam. Segitu bencinya mereka pada Syalia?

Bahkan Syalia sendiri bingung dia pernah berbuat salah apa sampai banyak orang yang membencinya. Ga lucu kan kalo orang itu pada benci karena iri?

'Liat itu mukanya, gue pengen nampol'

'So dingin banget ih'

'Ga takut gue sama dia'

"Duduk disana aja ya" Syalia tidak memperdulikan ocehan para hatersnya. Dia memilih melihat tempat kosong yang ditunjuk oleh Farel.

"Iyaa" mereka duduk di pojok kantin, namun tetap saja banyak orang yang menatap kearah mereka.

Kalo benci mah yaudah atuh gausah diliatin mulu. Ribet amat.

Itu hal yang dipikirkan Syalia sekarang. Mereka benci tapi tetep aja ngepoin gue.

"Gue beliin batagor mau?"

"Apa aja" mendengar itu Farel langsung pergi memesan makanan.

Tidak sampai 5 menit Farel datang membawa 2 piring batagor dan 1 plastik hitam berisi air mineral.

Syalia menatap kearah tukang batagor yang sangat ramai, dia bingung kenapa Farel bisa secepat itu memesan batagor.

Ah bodo amat dah.

"Lo ga panas denger ocehan mereka?"

Farel menatap Syalia yang sibuk memakan batagor. Dia kagum pada perempuan didepannya karena tidak gampang tersulut emosi.

"Nghgah bodhoo amadh" Farel terkikik mendegar ucapan tidal jelas Syalia.

"Makan dulu baru ngomong"

Setelah menelan makanannya, Syalia menatap wajah Farel lalu pandangannya teralih pada batagor milik Farel yang masih utuh.

"Kenapa ga dimakan?" Farel mengikuti arah pandangan Syalia.

"Kenyang"

SyargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang