Bukan waktunya untuk memilih.

445 42 11
                                    

Tidak semua ketulusan dijadikan kebanggaan, adakalanya ketulusan sebagai simbol kebodohan.

-Syalia E


"Nanti malem gue kesini ya?" Arga melepas helm yang terpasang di kepala Syalia.

Aelah emang dasarnya lagi cinta mah gitu da.

"Lah mau apa?"

"Ngapelin pacar lah, kan malam minggu."

"Jiailah so malmingan." Syalia terkikik geli.

"Yaudah ga mau mah."

"Emang." Syalia menjulurkan lidahnya pada Arga, tentu saja hal itu membuatnya kesal.

"Minggu siang aja." Sambung Syalia.

"Bener ya?"

"Iya, mau kemana sih?"

"Ada deh"

"Yaudah sana pulang"

Arga mengangguk dan langsung memakai helmnya.

"Aku pulang ya"

"Iyaaa, dadah"

"Haha, iyaaa dadah"

Motor Arga melaju membelah kota, bukannya pulang ia memilih ke club malam tempat biasa dia dan teman temannya berkumpul.

Club bernama Straight dengan lampu warna warni itu terpampang jelas didepannya, perjalanan dari rumah Syalia kesini butuh waktu 1 jam lebih. Tentu saat sampai disini matahari sudah tergantikan oleh indahnya bulan.

Arga melangkahkan kakinya memasuki gedung yang temaram itu. Baru saja masuk, bau alkohol dan asap rokok sudah menguasai indra penciuman Arga. Itu sudah biasa bukan?

Mata Arga memicing memastikan bahwa orang yang sedang dilihatnya adalah Revan dan Farid.

"Wey sini wey." Sepertinya itu memang mereka. Arga mendekati mereka yang sedang asik bermain biliyard.

"Parah lo pada ah, kesini ga bilang bilang." Arga merebut tongkat biliyard yang sedang dipegang Farid lalu mendorong bolanya hingga masuk.

"Lah gue kira lo mau malmingan sama pacar."

"Niatnya, tapi Syalia ga mau."

"Wah jangan jangan dia mau malmingan sama Farel ga.. alah." Arga memukul kepala Revan dengan tongkat biliyardnya.

"Sakit bego!" rajuk Revan sambil mengelus kepalanya.

"Bodo, lagian lo ngomong kaga dijaga banget"

"Berisik lo pada!" Farid kembali merebut tongkatnya dari tangan Arga.

Arga memilih duduk karena tongkat biliyard tadi sudah diambil alih oleh pemiliknya huhuhu.

Ucapan Revan tadi membuatnya kepikiran, apa iya Syalia se tega itu?

SyargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang