Aku sudah terbiasa bertemu dengan badai dan berkat dirimu aku berteman dengannya.-Syalia
"Kok kamu baru pulang sih?" Langkah Arga terhenti kala dia menaiki anak tangga, suara lembut milik mamanya membuat dia juga berfikir mengapa dia baru pulang dari rumah Syalia.
"Arga main ma sama Farid" Fira mengerutkan kening melihat anaknya yang tidak berbalik menghadap wajahnya.
"Boong pasti"
"Orang arga ga bohong ih" Arga tetap membelakangi mamanya diatas anak tangga.
"Sini turun, ga sopan kamu. Papa pengen ketemu kamu katanya" Arga berbalik dan memutuskan mendekati wanita paruh baya yang sangat cantik baginya itu.
"Ko tumben si papa nyariin aku?" Fira hanya mengedikan bahunya tanda dia tidak tahu.
"Ayo cepetan keruang kerja papa, dia nungguin dari tadi" mereka pergi menuju ruang kerja milik Bram -papa Arga
Sepasang pintu besar yang tertutup rapat berwarna hitam terlihat oleh Arga.
Tok..tok..tok
"Mas aku masuk ya?"
"Iya masuk aja sayang" Arga memutar bola matanya malas, terkadang Arga bingung mengapa kedua orang tuanya tidak pernah malu menunjukan sikap romantis didepan anak anaknya.
Sebenarnya Arga fine fine saja mereka seperti itu, namun lama kelamaan tentu saja dia merasa risih. Bukan hal yang tabu jika dia melihat orang tuanya sedang berciuman di ruang keluarga. Hal seperti itu sudah dilegalkan oleh kedua orangtuanya JIKA DIRUMAH. Dan dia? Dia harus menerima semuanya dengan hal yang harus bisa disebut sudah biasa.
"Kita kan udah nikah, terus juga kamu udah besar. Jadi ga masalah kan?" Papanya berkata demikian seakan akan dia sudah 17 tahun padahal saat itu umur Arga baru menginjak 8 tahun.
"Kamu mau diem aja disitu?" Suara bariton milik Bran membuyarkan lamunan Arga.
Dia melihat mama dan papanya sudah duduk disofa besar berwarna marun. Dia melangkahkan kakinya mendekati mereka lalu duduk disebrangnya.
"Ada hal yang harus papa kasih tau ke kamu"
"To the point aja deh pa"
"Ini anak ya" Geram Bram
"Lanjutin aja deh mas" Fira memegang tangan Bram dengan lembut. Membuat yang empunya tersenyum menatap manik milik wanita itu.
1 detik
5 detik
10 detik
30 detik.
"Ma, pa?!" Arga sudah bingung harus bagaimana menghadapi kedua orang tuanya yang sedari tadi bertatap tatapan.
Bram dan Fira memutuskan kontak mata itu tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Bram berdeham, kemudian kembali menatap wajah Arga yang terlihat sangat sangat sangat sangat sangat kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syarga
Genç Kurgu"Maaf maaf aja nih ya, gue orangnya dendaman. Bawaannya ga puas kalo belom liat lo terpuruk." "Asal lo tau Sya, dendam itu yang bakal bikin lo jatuh cinta berlutut lutut dihadapan gue"