Dimulai?

416 24 6
                                    

Apakah selama ini cinta yang ada hanyalah semu? Ternyata kau dan aku itu menyakitkan.

Syalia Evelina Ar.

"Apa maksud kalian?" Suara Fira terdengar bergetar kali ini.

"Jangan anggap sebuah pertunangan itu main main Syalia, Arga!" Tegurnya.

"Pertunangan kalian itu udah jadi urusan keluarga besar. Kita ga bisa segampang itu biarin kalian batalin pertunangan." Bram yang bersuara.

"Pertunangan ini akan tetap dilanjutkan." ardi ikut bersua menambah ketegasan keputusan.

"Aku ga bisa. Aku setuju dengan pertunangan ini karena tuan Ardi mengancam hidup ibuku. Sekarang... dia, aku berhak memutuskan pertunangan ini." sorot mata Syalia penuh dengan keyakinan

"Pertunangan ini akan tetap berjalan jika dia.." Syalia menatap Arga yang juga tengah menatapnya

"Tidak menghadirkan orang ketiga."

"Sayang, mama mohon. Semua bakal baik baik aja ko.."

Suasana seketika hening, mereka bingung harus bagaimana lagi. Di sisi lain mereka sudah meresmikan pertunangan ini didepan publik, di sisi lain pula ada perasaan seorang perempuan yang akan tersakiti.

"Putuskan perempuan itu Arga!" Fira menarik Arga.

"Aku ga bisa ma, aku sayang sama Shilla."

Plaaaak

Semua orang terkejut dengan tindakan Fira terhadap anak laki lakinya itu.

"Mama mendidik kamu dengan kasih sayang tapi kenapa kamu ga punya rasa sayang di hati kamu hah?!"Fira sudah menangis, dia kecewa pada anaknya.

"Ma, Arga sayang sama Shilla. Arga ga mau makin nyakitin Syalia nantinya."

"Mama kecewa sama kamu."

"Pertunangan ini..." Syalia membuka suaranya kembali.

"Bisa berlanjut sampai akhir, tapi biarin kita nikmatin masa muda dulu mah pah." semua orang terbingung bingung dengan maksud perkataan Syalia.

"Hubungan macam apa itu Syalia?" Fira menatap bingung Syalia.

"Aku setuju" sua Arga.

"Yang penting kalian tetep tunangan mama pasrah sama tindakan kalian."

"Kak maksud kaka apaan si?" Vero mendekati Syalia.

"Vero..hargain keputusan kakak."

"Tapi..."

"Ini yang terbaik buat kakak lo." Satria menepuk pundak Vero yang terlihat sangat khawatir.

Pukul 9 malam, mereka semua pergi menuju rumah masing masing. Kecuali Satria yang masih menemani Syalia yang kini sedang terduduk di sofa keluarganya.

Sudah hampir setengah jam mereka disana, namun tak ada satu topik pembicaraan pun yang keluar dari mulut mereka.

"Lo.. kenapa ngambil keputusan kaya gtu Sya?" Akhirnya Satria mengeluarkan suaranya.

SyargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang