Mengakui

475 39 4
                                    

Aku tidak suka senja
Sebab dia hanya memberikan keindahan sesaat setelah itu dia pergi meninggalkan kegelapan yang berkepanjangan.

-Syalia

Pagi pukul 6.

Syalia menatap bayangannya dicermin. Dia tersenyum bangga, ternyata benar kata Farel dia itu cantik. Syalia bersyukur pada tuhan karena telah menciptakannya dengan sangat indah.

Namun bukan hanya itu yang bisa membuatnya tersenyum. Pagi ini untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama, Syalia tersenyum dengan tulus yang disebabkan oleh seseorang.

Ucapan Arga semalam memang membuatnya sedikit terbawa perasaan. Tidak tidak lebih tepatnya ucapan lelaki itu mampu membuat perasaanya tidak karuan.

Syalia menopang wajahnya dengan tangan kiri yang menyangga. Matanya tetap menatap bayangan pada cermin. Juga senyuman yang tidak memudar sedikitpun.

"Gue suka sama Arga?"

"Ya apa salahnya suka sama tunangan sendiri ya kan hehe" Syalia terkikik sendiri melihat tingkah anehnya. Bahkan dia bisa melupakan masalahnya hanya karena satu orang.

Suara dering di ponsel seketika membuyarkan ocehannya. Dia segera berlari menuju ponsel yang diletakan diatas nakas samping ranjangnya.

Arga

Syalia menatap layar ponselnya dengan berbinar seakan dia telah mendapat kupon emas gratis.

"Gue udah didepan turun cepet." Sambungan terputus setelah Arga mengucapkan kalimat barusan.

Syalia harus beberapa kali berkedip karena bingung. Setelah beberapa waktu singkat Syalia langsung menyambar jaket maroon dan tas hitam miliknya. Ia segera turun untuk menemui Arga.

"Kirain belum bangun" ucap Arga saat Syalia sudah menemuinya.

"Ya kali ah. Ayo ntar kita telat" Syalia memakai helm putih yang diberikan Arga lalu naik keatas motor Sport berwarna hitam putih milik Arga.

"Bolos yuk" Syalia menatap horor Arga lewat spion. Tanda dia tidak mau.

"Sekali aja deh Sya, gue jamin lo bakal suka."

"Ngga, udah ayo sekolah aja."

"Ga mau kalo kesekolah mahm"

"Dih etah, emang mau kemana si?"

"Pantai" Syalia berfikir keras kali ini, dia bingung harus bagaimana. Dia suka sangat suka malah pada pantai. Tapi apa harus dia bolos sekolah demi ke pantai? Tidak tidak sekolah lebih penting.

"Yaudah ayo" laaaah

"Nah gitu dong, kan enak" saat itu juga motor Arga membelah kota menuju pantai.

Butuh waktu 1 jam lebih untuk mereka sampai ke tujuan.

Dan saat telah sampai sana, mereka langsung disuguhkan deburan ombak yang sedang bermain.

Syalia turun dari motor Arga dengan menatap takjub pantai didepannya. Dia selalu jatuh cinta pada pantai.

Arga menatap wajah Syalia yang seakan sangat terpesona memandang pemandangan didepannya.

SyargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang