r u oke?

380 30 11
                                    


Drttt...drttt
Getaran di ponsel Arga membuatnya mengalihkan padangan dari Satria.

Mine is calling..

Shilla menelpon rupanya.
"Haloo"

"Arga kamu dimana?"

"Aku dijalan." Arga menatap rumah didepannya. Dia berbohong.

"Loh mau kemana?"

"Mau pulang ko"

"Emang abis darimana?"

"Aku abis dari.. Farid"

"Oh yaudah, hati hati deh"

"Iyaa sayang, aku mau kerumah kamu aja sekarang."

Satria tersenyum kecut mendengar pembicaraan Arga barusan.

"Cowo hebat ya lo" sindirnya lalu pergi dari hadapan Arga.

Begitupun dengan Arga yang segera menuju Shilla..

Syalia bergegas turun dari tangga, dia sebenarnya tidak ingin sekolah hari ini. Dia enggan bertemu dengan Arga dan sepertinya badannya sedang tidak enak.

Tapi dia harus datang karena hari ini ada ulangan matematika. Dia tidak ingin menyusul karena sudah jelas nilai dia akan dikurangi 5 point.

Langkah Syalia terhenti saat sudah didepan gerbang rumahnya. Ada orang disana. Dari motornya Syalia tahu itu siapa.

"Satria."

Yang punya nama itu menolehkan kepalanya ke arah Syalia.

"Udah siap? Ayo!"

"Ngapain?"

"Jemput lo, ayo ke sekolah ih ntar lo telat."

"Duluan aja gue mau bawa mobil."

"Ayo naik!"

"Ga mau Sat gue mau sendiri aja."

"Tapi gue pengennya lo bareng sama gue."

"Tapi gue ga mau."

"Syalia. Ayo naik cepet!"

"Batu lo ya!"

"Bodo amat, ayo naik!"

Syalia menatap mata Satria dengan tajam namun yang ditatap malah nyengir tidak berdosa.

"Oke gue kalah." Syalia memaki helm berwarna hitam dan menaiki motor Satria dengan rasa jengkel.

20 menit. Motor Satria sudah sampai di parkiran sekolah. Semua mata menuju pada mereka. Ya tentu saja, dia sudah biasa seperti ini.

Mereka turun dan beranjak masuk kedalam gedung sekolah.

"Kalo sama gue, harus siap diliatin orang kaya gitu Sya.." bisik Satria.

"Hmmm"

"Jangan takut, mereka iri sama lo."

"Hmm"

"Kalo ada yang labrak lo. Bilang sama abang.." Syalia tertawa mendengar Satria menyebut dirinya sebagai abang.

"Apaan abang? Ppfftt hahaha"

"Lah lah ketawa dia."

"Geli dengernya ih." Syalia masih terkikik geli dibuatnya, mereka terus saja melangkahkan kakinya tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka dari ujung jalan kelas IPA.

"Kamu yakin mereka ga pacaran?" Shilla menanyakan hal itu lagi membuat Arga kesal sendiri.

"Ngga Shill, mereka tuh ga pacaran. Ngerti ga si?"

SyargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang