"Bagaimana, Dokter?" tanya Yerin kepada Dokter pria yang selama ini merawat keadaan Jisoo."Besok sudah bisa di- bawa pulang. Si mungil benar- benar hebat. Bisa menyesuaikan diri dengan baik selama berada di ruangan sempit itu.", kata Dokter sambil menunjuk box inkubator di sebelah box bayi yang ada Jisoo di dalamnya. Memperhatikan bayi mungil itu lagi yang ada di dalam box dari luar ruangan khususnya.
Yerin hanya tersenyum menanggapi ucapan Dokter pria itu sambil memeperhatikan bayinya.
"Terima- kasih banyak, Dokter.", ucap Yerin dengan tulus sambil membungkukkan tubuhnya
"Ini memang sudah tugasku, Yerin- ssi. Kalau begitu, aku permisi dulu.", balas Dokter tersebut sambil menepuk- nepuk pelan sebelah bahu Yerin. Membalas senyuman tulus Yerin yang sejak tadi tercetak dengan jelas di wajah cantiknya.
Setelah mengiyakan ucapan Dokter itu. Yerin kembali menatap bayinya yang sedang bergerak- gerak anggun di dalam box bayinya. Bukan box inkubator lagi, melainkan box bayi biasa seperti yang ditempati bayi- bayi normal lainnya.
Setelah sebulan di- inkubator, akhirnya Jisoo dipindahkan ke box bayi biasa selama hampir satu minggu ini. Untuk memastikan kondisi si mungil akan baik- baik saja setelah keluar dari inkubator. Tapi masih menempati ruangan khusus yang sama selama tujuh minggu terakhir ini.
"Aku tidak sabar untuk menggendongmu dan menyusuimu, Jisoo- ya.", ucap Yerin dengan suara riangnya yang dibuat se- imut mungkin untuk mengungkapkan rasa senang dan leganya selama tujuh minggu terakhir ini.
"Besok kau sudah bebas dari ruangan yang tidak menarik ini, Jisoo- ya. Hihi, kau tahu, aku sangat senang sekali!", Yerin kembali menarik kedua sudut bibirnya selebar mungkin, menatap bayinya yang perlahan terlihat menutup kedua mata kecilnya.
"Yerin- ssi."
Panggilan seorang wanita yang suaranya terdengar asing di- telinganya, menghentikkan aktifitas Yerin yang sedang memperhatikan bayinya.
Dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke- arah pintu kaca otomatis yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
Dan cukup terkejut waktu mengetahui siapa wanita itu, setelah membuka masker dan topi hitamnya. Membuat wajah cantik itu terlihat dengan jelas di hadapannya saat ini.
"Shin Jihyo- ssi.", gumam Yerin dengan kedua bola matanya yang membesar.
****
"Halmeoni harus makan.", seru Taehyung yang saat ini duduk di ranjang sebelah tubuh wanita tua itu. Yang saat ini hanya bungkam dengan selang infus yang menjalar di pergelangan tangannya.
Wanita tua itu terlihat semakin kurus dan tidak menarik lagi setiap harinya. Membuat Nona Han dan Taehyung kebingungan setiap hari di setiap wakgu makannya. Karena wanita tua itu sulit sekali dibujuk untuk makan. Beliau akan makan jika benar- benar merasa lapar.
Beliau mogok makan dan tidak mau bicara kepada Taehyung setelah nengetahui niat cucunya yang mengajukan cerai kepada Cucu menantunya, beberapa minggu yang lalu. Sehingga membuat keadaan beliau tidak stabil hingga saat ini.
"Halmeoni, aku akan menyuapimu, eoh."
Taehyung sudah menyuapkan sesendok bubur putih kedepan mulut Nenek Kim. Tapi lagi- lagi Nenek Kim hanya bungkam dan tidak mau memandang wajah cucu kesayangannya itu.
"Halmeoni. Kau tahu- kan, aku sangat menyayangimu."
Diam.
"Halmeoni~", seru Taehyung dengan nada manjanya.
YOU ARE READING
By Accident! [TaeRin|| Taehyung X Yerin (17+)] (COMPLETE)
Fiksi PenggemarCast : Kim Taehyung Jung Yerin Kim Taehyung, salah satu member dari idol group BTS, yang saat ini sedang berada di puncak popularitas kariernya. Kini harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ada seorang gadis remaja yang kini tengah berb...