Day 12

3.6K 412 71
                                    

💕Happy Reading💕

.

Warn typo(s)

.

Wonwoo duduk di sebelah ranjang pesakitan Mingyu, pacarnya. Dari semalam, setelah kejadian mengerikan itu, Mingyu langsung masuk ke IGD dan terbaring lemah sekitar 7 jam di ICU dengan perawatan intensif. Wonwoo bahkan sempet ngerasa jantungnya di paksa lepas saat dokter berkata jantung Mingyu sempet berenti berdetak beberapa detik.

Wonwoo menggenggam tangan lemah Mingyu yang belum juga sadar dari tidurnya. Kata dokter, harusnya Mingyu sadar dari 3 jam yang lalu. Tapi sampe sekarang cowok tinggi itu belum juga membuka matanya.

Wonwoo inget bagaimana paniknya dia saat ambulance sampai di rumah sakit. Wonwoo mengamuk saat dia tidak di perbolehkan memasuki ruangan rawat Mingyu. Wonwoo memberontak, dan berhasil.

Dokter dan beberapa perawat bahkan terdiam mendapati Wonwoo yang benar benar kacau, dengan air mata yang masih mengalir.

"Tolong selamatkan pacar saya! Butuh apa? Jantung? Darah? Ambil dari saya saja Dok. Tapi saya mohon, selamatkan Mingyu.."

Dokter yang sedang menangani hanya mampu tersenyum dan menyuruh perawat memeriksa kondisi Wonwoo.

Benar. Mingyu kehilangan banyak darah, dan Wonwoo merelakan darahnya untuk di transfusi ke Mingyu.

Dan sekarang Mingyu sudah di pindahkan ke ruang rawat VVIP. Alat alat pembantu hidupnya sudah di lepas. Hanya ada perban di kepalanya dan beberapa di bagian badan lain yang terluka.

"Gyunie.."

".........."

"Kapan mau bangun?"

".........."

"Gue kangen. Jangan tidur terus."

".........."

"Gyu.."

Wonwoo menunduk, menciumi punggung tangan Mingyu dan menangis disana. Wonwoo benar benar merasa bersalah. Kalau Mingyu tidak menolong Mamahnya yang di dorong ke tengah jalan, mungkin sekarang dia dan Mingyu sedang makan di kantin bersama.

Wonwoo mengusap kening Mingyu yang nampak mengerut. Wonwoo berdiri dan mengecup lembut kening Mingyu, menyalurkan perasaan rindu dan sayang disana.

Wonwoo tersenyum sedih, dia bener bener tidak tega melihat pacarnya terbaring lemah kayak sekarang. Wonwoo mengecup ujung hidung Mingyu dan membisikkan kalimat,

"Bangun, sayang. Aku kangen."

.

Wanita dengan dress biru itu masih betah menatap anaknya yang duduk di sebelah ranjang pacarnya. Mamah Jeon, ibu kandung Wonwoo itu menangis. Anaknya pasti makin membencinya, karna pacarnya terbaring tidak berdaya disana. Mamah Jeon hanya ingin berpamitan, dia bakalan pindah ke China, ke negara asal suami barunya sekarang.

Tapi kehadirannya malah menyebabkan kekacauan. Dan dia yakin, Wonwoo makin membenci dirinya.

Ceklek..

"Wonwoo.."

"Keluar."

"Dengerin Mamah dul-"

"Mamah gue udah mati."

"Hiks.."

"......"

"Wonwoo, Mamah mau pamit, pindah China."

"Emang lebih baik lu pergi. Ngapain pamit? Pas lu selingkuh juga ga pernah pamit kan?"

"Won-"

"Puas lu ngancurin hidup gue? Lu selingkuh sama laki laki lain, dan lu sendiri yang ngeceraiin Papah. Dan pas Papah meninggal karena kecelakaan yang di sebabin suami baru lu, lu pergi gitu aja? Bahkan lu tau gue amnesia dan lu tetep pergi? Hati lu dimana?!"

Wonwoo berucap setenang mungkin, namun kesan dingin benar benar terasa disana.

"Dan sekarang lu dateng, dan nyebabin Mingyu, pacar gue, satu satunya orang yang saat ini gue sayang, gue prioritasin, gue lindungin jadi sakit dan sekarat kayak gini? Lu harusnya sadar! Kalo lu emang udah bahagia sama orang baru, gausah nengok ke belakang lagi."

"............"

"Kalo lu mau pergi, silahkan. Gue ga ngelarang. Gue gabakal minta duit ke lu. Gue bisa jadi penerus Papah."

"Wonwoo, maafin Mamah."

"Jangankan nerima maaf lu, nama lu dari hati gue sebagai ibu kandung gue, udah gue hapus, sedetik setelah lu ninggalin rumah cuma karna laki laki lain! Jadi lebih baik sekarang lu keluar, gue ga sudi liat lu lagi."

".........."

Wonwoo mengepalkan tangannya sampai memutih, menahan emosi.

"Mamah pamit, Won. Jaga diri baik baik. Mamah sayang kamu."

Wonwoo memejamkan matanya, menggigit bibir bawahnya.

Klek..

Wonwoo menyerah. Air matanya tumpah begitu saja setelah pintu kamar rawat Mingyu tertutup. Wonwoo menenggelamkan wajahnya di ranjang Mingyu dan meraung sejadi jadinya. Tidak menyadari bahwa Papah dan Mamah Kim mendengar semua pembicaraannya dengan Mamahnya tadi.

"Pah, Wonwoo.."

"Iya, Mah. Papah ga nyangka dia bener bener serapuh itu."

Mamah Kim mengangguk dan mengajak suaminya itu masuk ke ruang rawat Mingyu.

"Wonwoo.."

Wonwoo menegakkan badannya dan menghapus kasar air matanya. Menoleh dengan perasaan takut dan bersalah ke arah orangtua Mingyu.

Wonwoo berdiri dan jalan mendekat ke arah Papah dan Mamah Kim.

Brukk..

Papah dan Mamah Kim terkejut. Wonwoo bersujud tepat di depan kaki Papah Kim. Wonwoo menangis dan berkali kali mengucapkan kata maaf.

"Om, Tante maafin saya. Saya salah, saya ingkar janji buat jagain anak Om dan Tante. Saya udah nyakitin Mingyu dan buat dia sakit kayak sekarang. Om boleh pukul saya, saya terima Om. Buat hukuman, karna udah lalai jagain Mingyu."

Mamah Kim menangis. Dia memang marah pada Wonwoo, yang lalai jagain Mingyu sampai kecelakaan dan nyaris kehilangan nyawanya. Tapi dia juga ga bisa maksa mereka buat pisah.

Papah Kim mengepalkan tangannya kuat. Sama dengan istrinya, dirinya juga marah saat tau Mingyu tertabrak mobil sampai sekarat, dan Wonwoo ada disana. Tapi, kalau dia maksa buat Wonwoo menjauh, itu bakalan bikin Mingyu sedih.

"Wonwoo.."

Papah Kim membungkuk, menepuk pundak Wonwoo dan menyuruhnya berdiri. Wonwoo perlahan menegakkan badannya dan berdiri, namun masih menunduk, tidak berani menatap wajah orangtua Mingyu.

Grep...

"Jangan salahin dirimu sendiri, yang penting Mingyu sekarang baik baik saja. Saya kasih kesempatan kamu buat jagain anak saya lagi."

Wonwoo menaikkan pandangannya dan menatap Papah Kim dengan wajah tidak percaya.

"Om yakin?"

"Yakin. Jaga anak saya ya?"

Wonwoo mengangguk mantap dan tersenyum, lalu menatap Mamah Kim yang juga tersenyum untuknya.

"Makasih Om, Tante. Saya akan menjaga Mingyu lebih baik dari sekarang, terimakas-"

"Euunghh.."

Wonwoo menghentikan ucapannya saat telinganya mendengar suara lenguhan dari belakang badannya. Wonwoo menoleh dan mendapati Mingyu yang sudah sadar sedang memegang keningnya.

"MINGYU!"

.

Kebut kuy, bentar lagi end~

DeathChara leh ugha

COLD [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang