Day 12 • 2

3.6K 429 53
                                    

💕Happy Reading💕

.

Warn typo(s)

.

"MINGYU!"

Wonwoo langsung berjalan ke arah ranjang Mingyu dan mengecek seluruh badan kekasih bongsornya itu.

"Ada yang sakit? Gyu? Bilang kalo ada yang sakit! Kepala lu baik? Luka lu? Ah tang-"

Wonwoo menghentikan racauan paniknya saat merasakan genggaman di lengannya.

"Kakak.."

Wonwoo membalas genggaman tangan Mingyu dan menoleh ke arah orangtua Mingyu yang tersenyum ke arahnya.

"Ya Mingyu?"

"Ini Kak Wonwoo kan?"

Wonwoo mengangguk.

"Aku dimana?"

"Di rumah sakit, sayang."

Mingyu mengerjapkan matanya beberapa kali dan menemukan Papah dan Mamah Kim. Mingyu tersenyum tipis dan mendapat usapan lembut di surai coklatnya.

"Iya ini Mamah sama Papah, Gyu."

"Jadi, Mingyu masih hidup?"

"Iya."

Mingyu tersenyum lega.

"Wonwoo, saya panggilkan dokter dulu, sekalian mau kembali ke kantor."

"Papah mau pulang?"

"Iya, Gyu. Maaf ya? Biar Wonwoo yang nemenin kamu."

Mingyu mengangguk. Wonwoo yang melihatnya cuma bisa mengkerutkan keningnya. Pandangan Mingyu kosong?

.

Wonwoo duduk di sofa, menunggu dokter selesai memeriksa keadaan Mingyu setelah sadar tadi.

"Dokter.."

"Iya, Mingyu?"

"Pandangan saya, kabur."

Deg...

"Tapi masih ada warnanya tidak?"

Mingyu mengangguk.

"Coba saya periksa."

Wonwoo menggigit bibir bawahnya, rasa takut mendominasi hatinya saat ini, tepat setelah Mingyu bilang pandangannya kabur.

"Ah, mungkin untuk beberapa hari ini pandanganmu akan sama, kabur. Efek benturan di kepalamu. Nanti akan saya beri obat, tapi kamu juga harus siap dengan akibat paling serius."

"Buta ya dok?"

Wonwoo berdiri, menghampiri dokter muda yang memeriksa Mingyu. Wajahnya menunjukkan kegelisahan dan ketakutan.

"Apa maksud anda dok?"

"Tenang, Wonwoo. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan penghilatan Mingyu menjadi normal kembali."

"Tapi tadi dokter bil-"

"Kakak, udah."

Wonwoo menghentikan ucapannya saat lagi lagi tangan Mingyu menyentuh lengannya.

"Baiklah, saya pamit dulu. Perawat akan memberikan obat setiap jam makan siang, semoga cepat sembuh Mingyu."

"Terimakasih, dok."

Wonwoo hanya mengangguk dan membiarkan dokter tadi keluar dari ruang rawat Mingyu.

Wonwoo menatap ke wajah pucat pacarnya itu. Mengusap pelan pipi gembilnya lalu duduk di tepi ranjang.

"Kak, denger kan tadi kata dokter? Kalo aku buta kakak mas-"

"Selamanya lu punya gue."

"Kak, yang lebih sempur-"

"Lu tanya gue, gue jawab lu malah ga terima. Mau lu apa Gyu? Gue serius, lu selamanya sama gue."

"Tapi kalo aku buta nanti, gimana?"

"Gue bakalan jadi mata lu. Kemana mana kita barengan. Tapi gue masih berharap, lu bakalan sembuh."

Mingyu tersenyum, lalu duduk dan bersandar di headboard. Menatap Wonwoo yang tengah menunduk.

"Gyu, maafin gue ya?"

"Gapapa. Gimana Mamah kakak?"

"Pergi, ke China."

Mingyu bisa denger nada kecewa, sedih, dan marah disana. Mingyu tersenyum dan berusaha memeluk Wonwoo dengan pandangan matanya yang kabur.

Mingyu mengangkat dua lengannya dan meraba raba udara, mencari dimana tempat duduk Wonwoo.

"Gue disini."

Wonwoo memegang tangan Mingyu dan menarik Mingyu dalam pelukan. Mingyu nangis disana.

"Kenapa nangis?"

"Kalo aku buta besok, kakak ga malu kan punya pacar kayak aku? Aku manja, kekanakkan, dan tukang ngambek, dan sekarang aku terancam buta. Kakak ga malu kan? Ato kakak malah mau ninggalin aku?"

Wonwoo menggeleng dan mengusap lembut rambut Mingyu. Mencoba memberi ketenangan di hati pacarnya itu.

"Ga bakalan gue bisa ninggalin lu, hati gue udah maksa buat tetep stay sama lu. Ngelindungin lu, nemenin lu. Mau lu buta sekalipun, lu tetep milik gue. Gue bakalan jagain lu, gue bakalan jadi mata buat lu. Untuk itu, lu juga harus jadi hati buat gue, tetep jadi penyemangat gue dan tetep jadi rumah buat gue."

Mingyu makin menangis, menenggelamkan kepalanya di potongan leher Wonwoo.

"Jangan kayak tadi lagi ya? Jangan pernah berani ninggalin gue. Gue sayang banget sama lu. Gue gamau kehilangan lu. Gue sayang sama lu, Gyu."

"Iya kak. Maafin Mingyu. Makasih ya, kakak selalu ada buat aku. Mingyu sayang kakak."

Wonwoo mengangguk.

"Kakak sayang Mingyu. Gue percaya, kita bakalan bahagia, selama bareng lu, itu udah cukup."

Mingyu tersenyum dalam pelukan Wonwoo, Mingyu percaya Wonwoo, begitu sebaliknya.

"Lu pasti sembuh, gue bakalan ngelakuin apapun buat lu, supaya bisa hidup normal, walaupun harus ngorbanin hidup gue."

.

Hehehe.

COLD [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang