Fragmen 16

122 12 0
                                    

Aku dan Flo pergi ke laboratorium. Sementara Nora memutuskan untuk pergi ke ruang bawah tanah mengerjakan tugasnya lagi sebagai kepala bagian produksi perhiasan.

Seharusnya aku tidak diijinkan masuk ke lab ini tanpa seijin Profesor tapi berhubung dia sedang rapat dengan kepala bagian yang lain, aku diam-diam masuk ke sana.

Di Lab tersebut aku mendapati banyak sekali cairan berwarna-warni dengan gambar tengkorak di setiap pinggiran gelas maupun botol-botolnya.

"Bisa kau ceritakan bagaimana proses kerja cairan ini?" tanyaku.

Flo mulai menjelaskan segala hal.

"Cairan ini mengubah logam yang sifatnya padat menjadi cair. Tapi saat logam itu melebur atau larut dengan cairan ini, cairannya tidak akan terasa panas," ujar Flo.

Dia menunjukkan percobaannya lagi padaku.

"Cairan ini bukan hanya melarutkan tapi juga mengonversikan dari padat menjadi cair dan mengubah lagi menjadi padat. Seperti yang aku bilang, cairan ini tidak berbahaya. Tak akan menyebabkan lengan terbakar. Hanya saja, kau akan merasa sedikit tersengat. Seperti ditusuk jarum. Coba saja masukkan tanganmu ke dalamnya," katanya.

Dengan ragu aku mencelupkan jariku ke dalam cairan tersebut. Ada sedikit sengatan kejut saat aku menyentuhnya. Benar, seperti ditusuk jarum atau tersetrum. Apalagi ketika aku mengaduknya secara perlahan. Sengatan itu begitu terasa. Tapi itu tak membuat jariku terluka bakar.

Aku angkat jariku dan mencipratkan cairan yang menempel ke lantai. Cairan tersebut langsung menjadi debu logam. Hancur saat menyentuh benda padat lain.

"Goncangan bisa membuat cairan itu menjadi padat kembali tapi hancur seketika menjadi debu saat bertemu dengan benda padat lain selain gelas kaca," ujarnya menjelaskan.

"Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Udara dan benda yang ditabraknya membuat cairan tersebut menjadi netral dan kembali ke bentuk semula—padat. Tapi karena proses pembekuan itu tidak sempurna, membuat rantai dari partikel-partikel logam tersebut tidak terkait dengan erat. Membuatnya keropos dan mudah hancur. Itu disebabkan karena berat logam yang dimasukkan hanya sedikit. 1 gram logam : 1000 cairan= 2000 cairan. Ketika dipadatkan kembali 2000 cairan menjadi 2 gram logam. Bertambah 1 gram dari semula tapi kualitas logam tersebut berkurang. Beda lagi jika benda itu dipadatkan di dalam air. Kualitasnya tetap, beratnya sama 1 gram, tapi ukurannya sama besar dan tetap mudah hancur atau keropos. Dan jika dibiarkan terlalu lama di dalam air, bentuk maupun beratnya akan sama seperti semula."

"Bagaimana jika perbandingannya 1:1?" tanyaku.

"Cairan itu akan memiliki zat yang sangat kuat. Bisa membuat lenganmu terbakar. Membesar dua kali lipat dari logam carian semula. Tapi ketika dipadatkan, logam itu tak akan mudah hancur. Tapi hal itu masih dalam proses penelitian. Jika berhasil mungkin kita bisa menggandakan sebuah logam menjadi dua kali lipat," jawab Flo tersenyum.

"Apa kau sudah mencobanya pada logam-logam lain selain tembaga?" tanyaku lagi.

"Ya. Semua logam sudah aku coba. Hasilnya sama."

"Apakah cairan yang telah membeku menjadi logam itu bisa dicairkan kembali? Tapi tidak menggunakan cairan khusus itu?"

"Bisa. Tapi harus dipanaskan pada suhu tertentu dan diberi cairan kedua. Baru logam itu bisa mencair kembali. Kedua carian tersebut sebelum proses filterisasi menjadi bening, warna aslinya adalah krem pekat kental dan kuning bening seperti sinar matahari. Aku menamai kedua cairan itu Crem dan Sun atau zat CL dan SL jika digabungkan menjadi CSL yang artinya Crem Sun Liquid," ujarnya.

"Tapi kenapa warna cairan yang digunakan dalam percobaan berwarna hijau?" tanyaku. "Lalu cairan apa yang ada dalam gelas-gelas yang lainnya?" imbuhku melihat berbagai gelas penuh dengan cairan berwarna berbeda.

"CL mengalami perubahan warna jika dipindahkan ke wadah lain setelah proses filterisasi pertama. Setelah CL difilter menjadi bening, kemudian disimpan di sebuah botol, warnanya tetap bening. Tapi ketika botol itu dibuka dan dipindahkan ke wadah lain, warnanya langsung berubah padahal tak ada pencampuran cairan lain di sana. Tapi anehnya, warnanya berbeda-beda saat dipindahkan ke wadah lain. Saat kami teliti, ini disebabkan karena faktor suhu, takaran dan goncangan yang berbeda."

"Flo, boleh aku minta cairan itu?" pintaku.

"Untuk apa?"

"Aku ingin menelitinya," jawabku.

"Tidak bisa, Shan. Ini penelitianku," elaknya.

"Ayolah, aku janji. Aku tidak akan menyalahgunakan hal ini demi kepentinganku pribadi. Anggap saja kita kerjasama. Aku ingin membuat senjata tapi dengan peluru yang terbuat dari cairan itu," pintaku memelas.

"Baiklah," ucapnya setelah berpikir lama. "Tapi jika kau menemukan sesuatu, langsung beritahu aku."

***

Kie Light #2: Tunggang Gunung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang