Fragmen 24

99 11 2
                                    

Musim panas telah berakhir dan mereka berdua memutuskan untuk kembali menuju bangunan keramat. Anehnya, bangunan itu menghilang. Hingga setahun kemudian saat musim panas tiba, bangunan itu kembali muncul di samping pohon beringin raksasa di tengah gunung Transfransssischo.

Mereka membaca aksara tersebut. Sindia akhirnya mengerti setelah belajar dari ingatan anak-anak desa lain. Dia mulai membaca seluruh aksara yang terdapat di seantero alam hutan hitam. Meski begitu, dia atau Parmoun belum mengetahui arti dari aksara atau bahasa tersebut.

Mereka kembali masuk ke bangunan itu.

Dengan keberanian dan rasa penasaran yang teramat kental, mereka akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam lubang di cermin itu.

Tibalah mereka di sebuah tempat yang mereka sebut dunia Keikai—dunia yang ditinggali oleh orang-orang yang telah mati. Banyak sekali orang atau arwah ras manusia dari seluruh dunia di dunia itu. Semuanya tampak seperti manusia biasa. Mereka tinggal dalam rumah-rumah panggung, dan Sindia beserta Parmoun berhasil menemukan orangtua mereka yang telah meninggal di sana.

Mereka semua berbicara bahasa yang sama. Bahasa aneh dan bahasa itulah yang mereka pelajari selama ini. Mereka menyebut bahasa itu sebagai bahasa Kiligh, bahasa para arwah.

Mereka akhirnya kembali ke dunia nyata lewat portal yang sama. Tapi ada yang berubah. Saat mereka kembali, waktu telah mereka lewati begitu lama.

Sindia mendapati kini adiknya telah meninggal. Banyak remaja-remaja desa menua dan orang-orang tua dahulu telah meninggal. Mereka mengatakan bahwa Parmoun dan Sindia telah menghilang selama 50 tahun.

Sindia dan Parmoun menceritakan perjalanan mereka memasuki dunia Keikai. Hal itu membuat warga desa sangat penasaran dan mereka mulai memasuki dunia tersebut selama bertahun-tahun—bahkan hingga puluhan tahun—untuk bertemu dengan sanak keluarga mereka yang telah tiada. Disebabkan perbedaan waktu yang sangat drastis di dunia Keikai. Satu menit di sana, sama dengan setahun di dunia nyata.

Orang-orang kerap memasuki portal itu tiap musim panas tiba. Mereka berbondong-bondong meninggalkan desa. Bahkan, pernah desa menjadi kosong selama belasan tahun dan tak pernah berkembang hingga waktu terlewat 150 tahun. Bersamaan dengan itu, ada suatu hal janggal terjadi di desa Nekala. Tiap musim panas tiba, hutan terlihat semakin hitam, dan mereka menyadari ada yang benar-benar salah.

Sindia dan Parmoun memutuskan untuk menghentikan perjalanan ini. Mereka melarang warga desa memasuki kembali dunia Keikai. Dan pada tahun itu, tepatnya 100 tahun yang lalu. Sindia dan Parmoun hendak menutup portal tersebut selama-lamanya. Namun, muncul seorang lelaki Jepang dari portal, diikuti oleh sesuatu yang menakutkan.

Iblis-iblis bermunculan dari dalam portal dengan jumlah mengerikan. Sindia dan Parmoun berusaha menutup portal tersebut dengan mengambil batu Kristal di atas meja agar cahaya senja tak terpantul dalam cermin.

Portal itu akhirnya tertutup tapi masalah tak berhenti sampai di situ. Para Sandekala memenuhi hutan hitam dan menciptakan kegelapan.

Hari itu adalah sejarah di mana kegelapan dimulai. Iblis-iblis menyerang desa. Tapi yang bisa melihat mereka hanyalah anak-anak atau orang-orang yang sebelumnya pernah melihat mereka.

Makhluk itu datang bergerombol secara tak kasatmata. Yang dilihat oleh para orang tua hanyalah kabut abu-abu. Mereka menyerbu desa dan menculik seluruh anak-anak di desa tanpa jejak.

Anak-anak ketakutan. Menjerit histeris. Tapi, para orang tua tak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Hingga semuanya berakhir, mereka akhirnya sadar, bahwa ada iblis yang datang menculik anak-anak di setiap musim panas saat senja kala tiba dan mereka menyebutnya sebagai Sandekala.

Kie Light #2: Tunggang Gunung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang