Fragmen 31

109 8 1
                                    

Aku memandang wajahku di cermin. Menyisir rambut panjang kemerahanku yang terurai.

Kukenakan kaus hijau muda, rok mini elastis merah. Aku tidak ingin memakai pakaian ribet. Pakaian ini bisa membuatku leluasa untuk bergerak meski risiko yang kuhadapi adalah kedinginan. Tapi itu tak akan terlalu berpengaruh mengingat bahwa ini adalah musim panas dan suhu hutan hitam di malam hari tak akan sedingin itu.

Aku kenakan kemeja lengan pendek berwarna pink dan panjangnya hanya sedada. Sepatu bot kulit cokelat aku pakai. Dan sebuah tas kecil aku belitkan di pinggangku.

"Sudah siap? Danny sudah menunggumu di depan?" ucap Ian di ambang pintu kamarku.

Aku mengangguk. Segera keluar dari rumah. Kulihat kau berdiri di sana dengan mengenakan jaket kulit cokelat, celana pensil oren, sepatu coklat berwarna sama dengan rambut biru gelapmu yang bergaya harajuku.

Sebelum pergi, aku memeluk Ian erat-erat.

"Kembalilah dengan selamat," ucap Ian.

Aku hanya mengangguk. Mungkin dia lupa atau tidak tahu bahwa misi kita bukan hanya mencari tiga Kristal tapi juga pergi ke dunia Keikai. Itu artinya kita akan melintasi waktu. Dan entah kapan kita kembali hingga kita berhasil mengalahkan sang Raja. Tapi aku tak akan memberitahukan Ian hal itu. Biarlah waktu yang memberitahunya suatu saat nanti.

Kau pun memeluk Ian.

"Selamat tinggal, Kak," ucapmu pelan.

"Semoga berhasil, aku menyayangimu, Danny."

Pagi ini, misi pertama akan dimulai. Kita akan mencari batu Kristal jingga di anak sungai kedua, hutan hitam bagian barat.

Wajah mereka tampak bersemangat. Tak ada sedikit pun keraguan kecuali tentu saja wajah Becky yang tak bisa kubaca. Dia hanya tersenyum saat aku menatapnya.

Ketika aku turun dari motor, Shen langsung mendekatiku seolah-olah tidak ada kau di sana.

Seakan tak mau kalah olehmu, rambut Mohawk-nya dia olesi krim rambut super kuat. Dia hanya mengenakan sebuah singlet abu-abu. Memamerkan otot-ototnya yang besar agar aku terpesona. Celana jeans hitam selututnya yang ketat, sepatu bot hitam selutut, dan tak lupa sepasang sarung tangan hitam dipakainya. Shen tampak gagah tapi tetap saja tak bisa melebihi kegagahanmu.

Saat dia mendekatiku, dia heboh sendiri. Berusaha melucu dan mengalihkan perhatianku darimu.

Aku lelah menanggapinya. Untunglah kali ini kau menggenggam erat lenganku dan menjauhkanku darinya. Itu adalah awal yang manis bagiku sebelum kita memulai perang.

Kulihat pakaian Rikkie tetap sama, baju pelaut abu-abu, rok hitam berenda selutut, sepatu bot hitam yang juga selutut dengan dandanan gotik biasanya.

Flo mengenakan kaus V-neck ungu berlapis jas hitam dengan celana panjang abu-abu dan sneaker. Rambut gondrongnya dia sisir ke belakangagar tak menghalangi kacamatanya.

Nora memakai bikini berlapis singlet biru transparan dan legging coklat dengan sepatu bot hitam sebetis.

Sedangkan Becky penampilannya tetap sama: dia mengenakan gaun transparan yang belahan dadanya terbuka. Gaun transparan itu dihiasi bunga-bunga hijau yang metutupi area pribadinya yang tampak kentara. Gaun itu menjuntai hingga menutupi mata kaki dan dihiasi ukiran bunga-bunga berwarna hitam. Rambutnya digelung sebelah dan dihiasi tusuk-tusuk konde cantik. Membiarkan belahan rambut lainnya terjuntai di depan menutupi setengah dadanya.

Rikkie mendekatiku, memberi kita sebuah kantong bertali-tali untuk mengantongi senjata kita dan menaruhnya di punggung. Kantong-kantong itu sangat pas dengan senjata kita masing-masing.

Kie Light #2: Tunggang Gunung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang