Fragmen 15

118 11 0
                                    

Tak lama setelah istirahat makan siang tiba, aku langsung pergi ke kantin. Bagiku itu lebih nyaman ketimbang harus makan di ruangan khusus staff atas atau ruang kerja sendiri.

Aku duduk di sebuah bangku bersama ribuan para pekerja lainnya. Ada 10 ruang kantin di perusahaan ini. Dan dalam satu ruangan mampu menampung 10 ribu pegawai. Banyak makanan dijajakan di sepanjang ruangan seperti acara pameran kuliner. Membuatku merasa tidak kesepian berada di sini.

Saat aku sedang makan, kulihat Flo dan Nora. Sudah kuduga mereka pasti bakalan makan siang di sini. Aku langsung memanggil mereka berdua.

"Halo Shanty, sudah lama kita tidak bertemu. Mana Danny?" tanya Nora.

Mereka belum tahu kalau kau tidak bekerja di perusahaan Kie Light.

"Dia tidak pernah bekerja di sini. Dia bekerja di perusahaan otomotif di Vereyon," jawabku. "Flo, aku butuh bantuanmu," pintaku padanya.

"Bantuan apa?" tanyanya penasaran.

Aku menunjukan gambar-gambar senjata dalam tasku.

"Apa ini senjata perang yang kau desain itu?" tanya Flo tersenyum.

"Ya. Memangnya kenapa?" tanyaku.

"Entahlah. Ini tidak biasa. Terlalu unik. Seperti senjata-senjata dalam kisah fantasi. Lebih pantas digunakan sebagai pajangan."

"Bisa juga. Tapi, semua ini memang senjata perang. Sebelumnya aku juga pernah mendesain senjata api dengan berbagai ukiran yang unik. Dan itu langsung diterima dengan baik oleh manajer utama maupun direktur bagian. Hal itulah yang membuat aku naik jabatan. Aku yakin senjata-senjata ini bisa diterima oleh mereka dengan baik pula," kataku.

"Hmmm ... baiklah. Lalu bantuan apa yang kau butuhkan dariku?"

"Aku ingin amunisi yang digunakan dalam beberapa senjata ini berupa cairan yang kau presentasikan tadi pagi," jawabku.

"Apa?! Tapi, bagaimana caranya?" tanya Flo bingung.

***

Kie Light #2: Tunggang Gunung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang