On the way to Airport

5.5K 386 54
                                    


Ff ini terinspirasi setelah melihat Wendy yang beberapa hari ini menggoda imanku :'''

Dan kemudian di tambah nonton MV mamamoo egotistic, Vulgar astatank... 😂

Jadi otak Vange agak geser...

Oke happy reading :v

〰♥〰

Pria itu membuka matanya, setelah ia mendengar suara beker yang berdering cukup nyaring. Apalagi benda itu berada di atas nakas di dekat ranjangnya. Otomatis suara berisik beker itu langsung masuk menuju Indra pendengarannya.

Setelah berhasil membuka matanya, ia menoleh ke samping, dan melihat ranjangnya kosong tanpa ada siapa pun di sana. Dan rasanya ia kesal setengah mati ketika tidak menemukan sosok wanita itu di sampingnya. Padahal ia sudah mengatur jam bekernya tepat pukul lima pagi. Namun nyatanya ia kalah cepat.

Lantas, ia pun bangun dari ranjang dan membiarkan tubuh berototnya terpampang sempurna. Jelas saja cetakan otot-otot perut tubuhnya mampu membangkitkan gairah siapa saja yang melihatnya.

Ia menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya, serta menggosok gigi. Ia melihat tubuhnya di depan cermin, tanpa sadar ia mengulas senyuman kecil. Tangan kanannya mengusap bagian lehernya yang memiliki bercak merah, kemudian bekas cakaran seseorang yang masih terasa menggelitik nadinya.

Siapa sangka, wanita kecil dengan paras lugu sepertinya bisa seliar semalam? Ayolah, ini sangat mengejutkan mengetahui bahwa perempuan yang sudah ia kenal beberapa tahun nyatanya memiliki sisi liar di atas ranjang. Meskipun memang banyak yang bilang jika perempuan itu sangat menggairahkan, namun ia tak percaya hingga membuktikannya sendiri.

Setelah selesai dengan kegiatanya di dalam kamar mandi, ia keluar dari kamar dan menuju dapur. Nyatanya, wanita itu sudah menyiapkan sarapan untuknya. Astaga, haruskah ia bersyukur bisa mendapatkan perempuan ini? Segala yang ada pada dirinya sangatlah sempurna. Ia mungkin bisa menganggap dirinya adalah pria paling sempurna di dunia ini karena memiliki perempuan itu.

"Maaf, aku pergi tanpa membangunkanmu. Irene eonnie meneleponku ratusan kali. Jangan khawatir, aku dijemput oleh manager. Sampai nanti. Ah, jangan lupakan sarapanmu.

With love ❤

Wendy"

Pria itu tertawa kecil sambil menggeleng, ia juga meraih apel merah di dalam keranjang lalu menggigit buah tersebut masih dengan memegang note dari perempuan bernama Wendy itu.

"Bukannya masih sakit, ya?" katanya terdengar bermonolog.

Dan setelahnya, ia duduk dan menghabiskan sarapan yang sudah dibuatkan oleh perempuan itu. Hanya roti isi dan segelas jus jambu. Ya, ia sadar bahwa persediaan makanan di kulkasnya menipis hingga perempuan itu tidak bisa membuat sarapan yang banyak. Namun, roti isi dan segelas jambu ini sudah cukup untuknya. Asalkan yang membuat Wendy, maka semua akan enak dan nikmat.

Ring!

Ia mendengar suara ponselnya berdering, dan segera saja ia berdiri dari kursinya lalu menuju kamarnya kembali dan meraih ponsel di atas nakasnya. Ah, nyatanya ia juga sudah di telepon sebanyak ratusan kali.

Dan mungkin ia yang ke sekian kalinya ia ditelepon.

Dengan santai, ia menggeser simbol hijau di ponselnya dan mengangkat panggilan itu.

"Ha..."

"Ya! Kenapa kau tidak kembali ke Dorm?! Kau tidak tahu hari ini kita harus berangkat ke Jepang?!"

• Written In The Stars | Wenyeol StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang