Us pt 2

3.7K 312 87
                                    

Wendy duduk manis di sofa ruangan kerja Chanyeol. Ia sedari tadi memperhatikan sang kakak yang sibuk dengan mengurusi pekerjaan kantornya. Beberapa pegawainya juga bolak balik masuk ke dalam ruangan ini hanya demi meminta tanda tangan Chanyeol.

Wendy tidak bisa melakukan apa-apa, karena ia menuruti perintah Chanyeol yang menyuruhnya duduk manis dan tidak boleh ke mana-mana. Wendy penurut, ia tidak berani membantah, dan yang ia lakukan hanyalah duduk menunggu Chanyeol sampai selesai.

Dan setelah dua jam ia menunggu sang kakak, Wendy bernapas lega saat pria itu membereskan berkas-berkasnya tanda ia selesai. Namun ia sedikit terkejut saat Chanyeol menatapinya yang sedang tersenyum lebar.

“Kamu seneng kita mau pulang?” tanya Chanyeol dan Wendy hanya menyengir lebar.

“Udah jam lima sore, kak. Wendy belum ganti baju,” protesnya membuat Chanyeol tersenyum lebar terus berdiri dari kursinya dan menghampiri Wendy.

Pria itu dengan mudahnya menarik Wendy duduk di pangkuannya. Wendy merona apalagi saat Chanyeol menatapnya intens, menatap bibirnya dengan tajam seakan ingin melahapnya.

“Udah kamu pikirin mau bilang ke papa kalau kamu mau kuliah di sini aja?”

Wendy diam ia tidak mungkin bilang pada Chanyeol kalau ia tetap akan pergi ke luar negeri. Ia yakin Chanyeol akan memarahinya dan melarangnya pergi apa pun resikonya. Wendy tahu Chanyeol pria yang sulit dibantah. Sebab itu ia memilih menahannya dan tidak memberitahu apa-apa.

“Nanti, kak.” Wendy tersenyum salah tingkah sambil mengusap dagu Chanyeol yang memiliki bulu-bulu halus di sekitarnya.

“Duduk depan sini,” perintah Chanyeol membuat Wendy lagi-lagi menurut dan mengubah posisinya dengan duduk berhadapan dengan Chanyeol.

Setelah Wendy duduk menghadap Chanyeol, pria itu mulai menciumi bibir adiknya dengan intens. Melumat dengan hati-hati, seakan ingin membuat Wendy nyaman. Setelah merasa gadis kecil itu nyaman, Chanyeol mencoba melepaskan kancing kemeja sekolah Wendy namun ketukan pintu ruangannya menginterupsi kegiatan mereka.

Chanyeol melepaskan tautan bibirnya dan membuang napasnya kesal. “Wendy mau turun,” katanya dengan suara manja khas seorang gadis yang masih polos.

“Gak papa, di sini aja. Lagian kakak belum selesai!” ucap Chanyeol dan Wendy pun menurut lagi, ia akhirnya bersandar pada dada Chanyeol dan memainkan kancing Chanyeol dengan bibir yang dipoutkan.

“Masuk!” Titah Chanyeol yang akhirnya, dan orang yang mengetuk ruangan Chanyeol pun masuk.

Pegawai Chanyeol itu pun nampak terkejut melihat posisi Wendy dan Chanyeol yang sangat dekat dan intim. Rasanya suhu tubuhnya memanas melihat hal itu. Apalagi Chanyeol yang memeluk pinggang adiknya dengan mesra.

“Mi-misi pak, saya mau antar berkas yang belum ditandatangani.”

“Taruh aja di situ!” ucap Chanyeol ketus dan pegawai itu langsung mengangguk dan menaruh berkasnya di atas mejanya dan langsung keluar dari ruangan Chanyeol.

“Kak, pulang, yuk? Wendy laper,” katanya manja sambil bergelayut mesra di leher Chanyeol.

“Kamu tumben banget manja gini,” kata Chanyeol sambil mengrcup tepian bibir Wendy dengan sayang. “Kakak sayang banget sama kamu, Wen. Jangan ninggalin kakak.”

Wendy hanya bisa tersenyum meski dalam hatinya ia mau menangis karena tidak bisa menuruti apa kata Chanyeol kali ini.

Beberapa bulan setelah ujian Nasional, tanpa Chanyeol ketahui Wendy meminta sang ayah membelikannya tiket Jerman karena saat ia melakukan tes online, nyatanya ia lulus dan berhasil di terima di universitas itu. Ia beralibi supaya ayahnya tidak memberitahu siapa pun tentang hal ini, karena Wendy memang berencana kabur dari Chanyeol.

• Written In The Stars | Wenyeol StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang