Non baku
Mature !Aku terbangun lagi, kali ini pukul tiga pagi. Kulihat dia masih tertidur nyaman dengan posisi memelukku erat. Lengannya yang kekar, yang tidak berlapis baju membuatku langsung bisa bersentuhan dengan kulit tubuhnya. Aku tersenyum, dia sangat tampan sedekat ini.
Namun, aku tidak bisa lama-lama di kamar ini. Aku harus kembali ke kamarku, karena jika tidak aku bisa terkena masalah ditemukan di dalam kamar ini tanpa busana.
Aku menggeser pelan tangannya, sangat hati-hati agar dia tidak terbangun. Perlahan, kuturunkan kakiku. Perih. Sangat perih. Namun ini sudah menjadi kebiasaan kami setiap malam. Setiap dia pulang bekerja.
Aku memungut pakaianku dan memakainya. Beberapa tanda keunguan ada di tubuhku. Dan aku bersykur, dia menurutiku untuk tidak memberi tandanya di leher. Aku tidak bisa membiarkan orang lain melihatnya. Dan, dia menguasai seluruh tubuhku, dada, perut, pinggul, paha hingga bagian yang paling aku jaga selama ini. Namun dengan bodohnya kuberikan untuknya.
Sedih? Kecewa? Marah?
Tidak. Semua itu tidak berlaku. Aku senang, aku bahagia menjadi sebagian hidupnya. Aku mencintainya juga dan ia pun begitu padaku.
Tidak ada hal yang perlu aku sesali karena kita saling mendamba. Namun, setiap kali aku memikirkannya, aku menangis. Sangat sakit, kenapa?
Karena fakta menyakitkannya adalah....
Dia... Pria yang sedang tidur di ranjang itu, pria yang semalam bercinta denganku, dia adalah....
Kakakku sendiri. Keluargaku. Aku benci fakta bahwa aku dan dirinya harus saling mencintai dan terlahir menjadi sebuah keluarga. Orang tuaku tidak pernah tahu apa yang aku dan dia lakukan selama ini. Mereka hanya berpikir, aku dan dia adalah saudara yang saling menyayangi.
Ya, memang. Tapi hanya di depan dia kami berlagak seperti saudara. Namun, jika hanya berdua...
Kalian bisa membayangkannya.
Aku kelas tiga SMA. Umurku tujuh belas tahun. Dan kakakku.... Dia berumur 30 tahun. Terpaut jauh bukan? Aku bingung mengapa jatuh Cinta padanya dan ia jatuh Cinta pada bocah sepertiku. Namun, semua begitu cepat. Aku tidak tahu awal mula hubungan kami.
Namun, aku ingat pertama kali aku menjadi miliknya seutuhnya. Malam itu, tepat setelah ulang tahun mama. Dia naik ke kamarku, menguncinya dan mencumbuku. Bilang bahwa ia mencintaiku dan masa bodoh dengan status adik yang aku sandang.
Dan dengan bodohnya aku terbuai, lalu menyerahkan mahkotaku padanya. Apa yang akan orang tuaku pikirkan jika mereka tahu?
Tidak, aku tidak mau memikirkannya sekarang. Dia... Biarlah dia tetap bersamaku seperti ini.
Aku hendak pergi dari kamar itu, namun nyatanya dia sudah bangun dan menahan pergelanganku. "Wen..."
"Kak?"
"Mau ke mana?"
"Kamar kak. Ntar mama sama papa..."
"Ini jam berapa?"
"Jam tiga, kak. Kakak bobo lagi gih, aku ke kamar dulu." Aku tersenyum padanya namun dia tidak ingin melepasku pergi.
"Wendy... Nemenin kakak di sini, ya? Malam ini aja."
"Tapi besok Wendy..."
"Mama papa gak akan tahu. Kakak..."
Aku menggigit bibir bawahku. Aku tahu maksud kakak. Aku tahu apa yang dia inginkan sekarang.
"Kak Chanyeol... Tapi besok Wendy ulangan Fisika."
"Please... Bentar aja. Kakak gak tahan...."
KAMU SEDANG MEMBACA
• Written In The Stars | Wenyeol Stories
Historia CortaWenyeol Collection ________ Vange Park © 2017