Shaneen D : Dimana Kak? Udah mau pulang belum?
Navan Arnando : Plg sndr lo, gue mau nongkrong brng tmn
Anin memhembuskan nafas lelahnya, ia disuruh pulang sendiri oleh Navan sedangkan uangnya tidak mencukupi. Naik angkot saja tidak cukup apalagi ia naik taksi. Tadi pagi, Anin lupa membawa uang dan harus membuatnya menahan lapar. Jarak sekolah ke rumahnya lumayan jauh, bisa-bisa ia pingsan di tengah jalan. Dan jalan satu-satunya adalah meminta tolong pada Keenan. Sahabatnya selain Aura.
Shaneen D : Nan, anterin gue pulang dong
Tak lama, ponsel Anin bergetar menandakan pesan masuk.
Keenann : Yaah sorry Nin, gue lagi nganterin nyokap
Keenann : Emang Kak Navan ga nganterin?Shaneen D : Ohh okelah, iya dia mau nongkrong katanya
Keenann : Gedek gue lama-lama sama kakak lo. Gue pesenin ojol mau?
Tak sempat membalas pesan Keenan, Anin mengalihkan perhatiannya kala melihat sebuah motor matic berhenti di depannya. Ia merasa tidak kenal dengan orang di depannya ini dan kembali berjalan menjauhi motor itu. Tetapi, motor itu justru mengklaksonnya dan sang pengemudi membuka kaca helmnya.
"Woyy Nin, ini gue Raydhan!" Teriak Raydhan yang membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Justru Raydhan yang ditatap seperti itu tidak merasa risih.
"Ga balik Nin? Atau lagi nunggu jemputan?" Tanya Raydhan seraya mengegas motornya mendekati Anin. Anin hanya menggelengkan kepalanya dan membuka suara, "Nggak"
Walaupun hanya satu kata, tetapi itu berhasil membuat Raydhan tersenyum sangat tipis. "Gue anter" Ucap Raydhan.
"Ga usah, gue jalan aja. Bye" Belum sempat berjalan, tangan Anin sudah ditarik oleh Raydhan dan di dudukkan paksa oleh laki-laki itu. Anin merengut kesal, "Gue bisa balik sendiri kali Ray" Anin kembali berdiri tetapi ditahan oleh Raydhan.
"Udah ga usah sungkan, anggep aja salam perkenalan sebagai temen baru kali Nin" Dan Anin dengan setengah hati menerima tawaran itu.
———
Suasana di perjalanan ini sangat canggung bagi keduanya. Raydhan yang tidak tau harus memulai percakapan dari mana dan Anin yang memang selalu cuek dengan suasana.
"Eh Nin, mau beli es krim dulu ga??" Tanya Raydhan yang sedikit menjerit. Anin memajukan kepalanya karena tidak mendengar ucapan Raydhan, "Apa Ray?" Tanyanya tak kalah berteriak.
"Temenin beli es krim bentaran" Dan Anin hanya menjawab 'ya' sebagai balasannya. Mereka mampir sebentar ke kedai es krim pinggir jalan. Sudah 10 menit lamanya mereka menghabiskan waktu disana, dan hari sudah menunjukan pukul 4 sore. Hati Anin sudah tidak tenang, ia takut kedua orang tuanya sudah pulang ke rumah dan akan memarahinya. Tapi disisi lain ia tidak enak hati untuk menyuruh Raydhan mengantarnya pulang. Sudah baik-baik ia diajak oleh Raydhan, dan sekarang ia dibelikan es krim olehnya.
Melihat gelagat Anin yang resah, Raydhan paham kalau Anin sudah ingin pulang. Namun gadis itu tidak berani bicara padanya. Dengan inisiatif sendiri, Raydhan berdiri dan mengajak Anin pulang. "Yuk balik, udah sore nanti kemaleman" Dan dengan tidak disengaja, tangan besar Raydhan sudah menggandeng tangan mungil Anin. Anin merasakan kehangatan yang menjalar ke hatinya. Merasakan dilindungi dari kejahatan di luar sana.
Mereka sudah sampai di depan rumah besar milik keluarga Brata. Anin menghembuskan nafas leganya karena tidak melihat mobil kedua orang tuanya. Berarti mereka masih di kantor ataupun di jalan pulang.
"Nin gue balik ya, udah sore. Bye" Setelah membalas ucapan Raydhan, motor matic itu sudah berjalan menjauhi Anin yang masih berdiri di depan pagar rumahnya. Anin masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan lega namun...
Prok prok prok
Tubuh Anin menegang, di depannya sudah ada kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya. Anin merutuki dirinya karena tidak melihat garasi terlebih dahulu.
"Udah bisa pulang sendiri nih anak gadisnya Ma, dengan cowok lagi" Ucap Navan mengompori keadaan yang runyam ini. "Lain kali ga usah pulang bareng lagi kali ya, biar ga repot nungguin si princess satu ini lagi" Lanjutnya.
"Pulang dengan siapa kamu?! Lihat jam tidak, sekarang sudah jam setengah 5!! Coba kalau kita tidak pulang Mas, pasti ini anak akan lebih malam lagi pulangnya, seperti kupu-kupu malam diluar sana!" Sakit, itulah yang dirasakan Anin. Bagaimana Mamanya bisa menyamakannya dengan perempuan malam. Dengan lancarnya Mamanya menyebutkan perempuan malam, apakah ia tidak memikirkan hati putrinya itu.
"Ma" Lirih Anin bersamaan dengan liquid bening itu turun. Perlahan membasahi kedua pipi Anin, gadis itu tidak terisak, ia hanya diam tetapi dari matanya ia sangat sakit. Air matanya itu menjadi saksi bisu dimana Mamanya mengatakan ia layaknya perempuan malam.
TBC
Helooo semuaaa!! Jgn lupa vote yahh!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen Fiction"Cewek nangis gak selalu cengeng" __________ "Panggil gue jika lo butuh sandaran" __________ "Perempuan dapat tersenyum kepada banyak laki-laki. Namun hanya kepada satu laki-laki ia dapat berbagi air matanya, dan gue harap itu gue" -Raydhan- By :...