• promise 15 •

25 2 0
                                    

Penampilan Raydhan pagi ini kembali seperti semula, baju yang rapi dan juga kacamata kakek up khasnya. Raydhan nyaman-nyaman saja dengan gayanya ini.

"Dhan, tunggu!!" Raydhan menghentikan jalannya, "Yaelahh Nan apasih lo. Kayak cewek aja minta tungguin"

Keenan masih menetralkan nafasnya, "A-aninhh itu apa.." Jantung Raydhan berdetak kencang, firasatnya Keenan akan memberikan kabar buruk padanya. Ada apa lagi ini, apa ia harus mendengarkan berita buruk sepagi ini.

"Anin kenapa Nan? Jawab cepet Nan!!"

Keenan sudah menebak bagaimana reaksi Raydhan, "Sebenernya Anin....baek-baek aja hahahaha"

Sungguh Raydhan sangat kesal melihat kelakuan Keenan saat ini, dimana dirinya sudah sangat cemas tapi lihat, ia malah mengerjainya. Dengan satu jitakan maut Raydhan berikan sebagai balasan untuknya.

"Aduhh!! Sakit bego, jahat bener maen jitak kepala orang" Gerutu Keenan sambil mengelus kepalanya.

———

Kelas berjalan dengan sunyi, tidak ada seorang pun yang berani menengokan kepalanya kesamping kanan ataupun kiri. Semuanya sedang fokus mengerjakan ulangan matematika. Dengan serius, Anin mengerjakannya soalnya. Berbanding terbalik dengan ketiga sahabatnya. Raydhan, Keenan, dan Aura yang sedang mencari hidayah. Mungkin saja tiba-tiba di kepalanya menemukan sebuah lampu yang bisa membuat soal mereka terisi penuh.

"Ehmm...Keenan, Aura, dan Raydhan hadap ke depan. Kerjakan soal masing-masing" Pak Arif berhasil menciduk ketiganya. Anin hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan ketiga sahabatnya ini.

'Teeeeetttt.....'

"Bel istirahat sudah berbunyi, semua berhenti mengerjakan soal. Ayo kumpulkan kertas jawaban dan soalnya" Anin berhasil mengerjakan soal tepat waktu. Semua soal sudah ia bablas sampai habis.

"Nin, kantin kuy" Ajak Aura sembari membereskan alat tulisnya. Anin menggelengkan kepalanya, "Nggak ah Ra, gue mau ke perpustakaan aja. Duluan Ra"

"Gitu yah jadi anak pinter, maenannya dikit-dikit buku. Apa daya gue yang maenannya congklak doang" Gumam Aura yang didengar oleh Keenan.

"Lah lo mah maenannya kubangan kali Ra" Sahutnya laki-laki itu.

———

Anin berjalan menuju perpustakaan sekolah. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Raja. "Hai Anin" Sapa Raja duluan. Anin tersenyum manis, "Hai Ja"

"Mau ke perpus ya?? Bareng dong, gue juga mau kesana nyari buku buat tugas sejarah" Ucap Raja panjang lebar, Raja memang anak IPS.

"Perasaan gue ga nanya" Ucap Anin datar tanpa ekspresi. Raja hanya membalasnya dengan wajah kecutnya.

"Hahaha iya-iya, yaudah yuk ke perpus" Dari kejauhan, ada sepasang mata yang menatapnya penuh kebencian. Navian.

"Tunggu tanggal mainnya" Ucapnya dengan senyum sinisnya.

Raydhan dan kedua sahabatnya baru saja sampai di kantin. Kepalanya celigak-celinguk mencari sosok tubuh mungil itu, Anin.

"Ra, Anin kemana?" Ucapnya sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Kakek-kakek sih, makanya pake kacamata" Raydhan menoleh tak setuju ke arah Keenan. "Cogan gini dibilang kakek-kakek. Sawan lo"

"Udah sih malah pada berantem. Tadi si Anin katanya mau ke perpus, hobi bener tuh anak ngerem disana" Raydhan menganggukan kepalanya mengerti, "Guyss gue cabut ya" Keenan dan Aura hanya pasrah melihat tingkah laku Raydhan yang sedang dimabuk asmara itu.

Raydhan sudah memegang sebungkus roti dan sekotak susu stroberi yang rencananya akan ia berikan pada Anin. Laki-laki itu membuka pelan pintu perpustakaan. Matanya mencari keberadaan Anin tapi dilihatnya bagian depan tidak ada. Ia berjalan ke arah belakang dan mendengar suara obrolan.

"Hahaha enak aja ngatain gue kayak anak kecil. Lo nya aja yang kegedean Ja"

"Kan enakan gede Nin, biar kalo peluk lo pas jadinya" Raydhan menggeram kesal mendengarnya. Ia mempercepat jalannya dan melihat Anin dan Raja yang sedang bercanda.

"Ehm" Raydhan berdeham. Sontak kedua pasang mata melihat ke arah Raydhan. "Eh-Ray ngapain kesini? Ga ke kantin?" Tanya Anin.

"Tadi sih emang ke kantin, tapi ga ada lo. Ga nafsu gue makannya, nih buat lo" Raydhan memberikan sebungkus roti dan sekotak susu yang ia bawa tadi. Anin mengambil makanan yang dibawakan Raydhan, tak lupa ia mengucapkan terimakasih. Akhirnya kedua pasang itu larut dalam pembicaraan sehingga membuat Raja terkacangi.

"Ehm" Sekarang gantian Raja yang berdeham. "Oh ya gue lupa ada lo disini Ja hehehe sorry deh" Ucap Anin cengengesan. Sedangkan Raydhan mengucapkan sesuatu dari gerakan bibir saja, yang bisa Raja tangkap dari ucapan itu adalah 'kacang goreng kacang rebus mas'

Raja menatap tak suka pada Raydhan, gara-gara dia dirinya harus diduakan oleh Anin. "Hehehe gapapa kok Nin, oh ya tadi gimana bukunya?" Tanya Raja untuk mengalihkan perhatian gadis itu. "Duhh sampe lupa gue, bentar gue cariin dulu" Anin berdiri dan berjalan mengelilingi jajaran rak buku meninggalkan kedua laki-laki itu.

"Curang lo ambil start duluan" Gerutu Raydhan. "Apaan, lo tuh yang ada ngerusuh aja. Ngapain sih ikut ke perpus, sono balik kantin aja" Usir Raja dengan nada tidak sukanya.

"Bodo, gue merem gue kagak denger" Ucap Raydhan sambil menutup kedua matanya. Raja sudah sangat geram dengan kelakuan laki-laki itu. "Arghh darah tinggi gue ngeladenin lo" Ucap Raja sambil menggaruk kepalanya.

TBC!!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang