• promise 10 •

20 6 0
                                        

Anin dan Raydhan sedang berjalan menyelusuri mall. Kedua pasangan itu berpisah dengan Keenan dan Aura. Lebih tepatnya, Keenan dan Aura lah yang memisahkan diri dari Anin dan Raydhan.

"Nin, main ke timezone yukk??" Anin menatap Raydhan, "Beneran?" Pasti Anin. Tentu ia sangat ingin bermain disana karena ia sangat jarang pergi seperti ini. Jika tidak diajak oleh Keenan dan Aura, mungkin Anin akan berdiam diri di rumah. Kurangnya sosialisasi.

"Iyaa, ayo cepet!" Ucap Raydhan semangat, sangkin semangatnya ia sampai menarik tangan Anin dan menggenggamnya erat dan berjalan menuju timezone.

Anin merasakan ada yang tidak beres dengan jantungnya. Ia merasakan detak jantungnya bekerja lebih cepat. Ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, bahkan kepada Aura dan Keenan. Sementara tangan kirinya digenggam oleh Raydhan, ia memegang dada kirinya dengan tangan kanannya.

"Nin!! Ngelamun aja sih kerjaannya" Anin menggelengkan kepalanya pelan.

"Duhh Ray, jangan ngagetin dong. Kalo gue jantungan gimana, emang mau lo?"

"Ya kagaklah, kan cinta gue belum terbalaskan sama lo" Ucap Raydhan santai. Anin melongo menatapnya bingung, "Hah? Maksud lo?"

"Kagak, yuk main nih kartunya udah gue isi" Raydhan menunjukan kartu yang berada dipegangannya. "Adu basket yok, kalo lo menang terserah lo deh mau apa ke gue. Tapi kalo gue yang menang, lo harus nurutin permintaan gue. Deal?" Tantang Raydhan.

Anin yang merasa tertarik pun menyetujui tantangan dari Raydhan, "Deal" Ucapnya sambil menjabat tangan Raydhan.

Keduanya sudah siap dengan tempat masing-masing. Dan pertandingan dimulai. Anin terlihat sangat kesusahan memasuki bola ke ring, bahkan ia baru mencetak skor 25 poin. Anin melirik sekilas ke arah Raydhan, dilihatnya skor Raydhan masih 20 poin. Itu berarti ia yang memimpin permainan.

Sudah hampir 15 menit mereka menghabiskan waktu bermain basket. Dan sudah terlihat hasil skor mereka. Anin mencetak skor sebanyak 65 poin sedangkan Raydhan......125 poin??!

"Whatt?? 125?? Yang bener gue kalah" Batin Anin.

Raydhan tersenyum puas melihatnya, ia memang memberikan jalan pada Anin di awal, tetapi tidak di akhir. Ia akan membablas semua skor selagi ia mampu. Raydhan memberikan gaya angkuhnya dan melihatkan tatapan remeh pada Anin. Sedangkan gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Permainan dimulai..!" Batin Raydhan.

"Ehm, karena gue menang, lo harus nurutin permintaan gue Shaneen" Ucap Raydhan sambil menggandeng Anin ke sebuah stan minuman. Setelah memesan minuman, Raydhan kembali bersuara, "Teneng aja, ga sekarang kok. Lagian gue butuh waktu buat mikirnya"

Anin menghembuskan nafas leganya, ia pikir Raydhan akan memanfaatkannya. Anin menyeruput thai tea yang dipesan oleh Raydhan. Sedangkan Raydhan, ia meminum green tea nya.

"Lo suka green tea ya?" Raydhan mendongakan kepalanya lalu menganggukan kepalanya. "Iya, bisa dibilang gue pecinta green tea. Emang kenapa?"

"Green tea aja gue cinta, apalagi lo Nin" Lanjut Raydhan dalam hati.

"Nggak apa-apa sih, cuma nanya aja. Soalnya gue ga suka sama green tea" Raydhan yang tertarik dengan pembicaraan ini akhirnya bertanya kembali. "Oh ya?? Kenapa?"

"Gak tau, pokoknya gue eneg gitu minum green tea, terus aromanya juga gue ga suka" Satu fakta yang Raydhan ketahui, si gadisnya ini tidak menyukai apa yang namanya green tea. Ia akan mengingat apa yang Anin sukai dan apa yang tidak Anin sukai.

"Terus-terus, lo ga suka apa lagi?" Pancing Raydhan, dan tentu dijawab oleh Anin. "Gue ga suka sama sushi, hmm apa lagi ya" Ucapnya sambil menerawang ke atas langit-langit atap, "Oh ya, gue ga suka sama duku!!" Sambungnya semangat.

"Duku?" Tanya Raydhan dan diangguki oleh Anin. "Iya duku, dulu pas gue TK gue pernah kesedak biji duku yang gede itu. Dan untungnya gue baik-baik aja sampe sekarang" Jelas Anin.

Raydhan tertawa mendengar cerita masa kecil Anin, "Hahaha kok bisa sih lo ketelen sama bijinya" Anin merengut kesal mendengar tertawa ejekan dari Raydhan. Seakan-akan laki-laki itu menemuka urat gelinya.

"Udah ah, kenapa jadi bahas gue. Sekarang waktunya bahas lo"

"Eiyy lo kepo ya tentang gue" Goda Raydhan sambil menaik turunkan alisnya. Anin ingin memarahinya tetapi sudah dipotong oleh Raydhan. "Iya-iya, jangan marah. Gue cerita okee"

"Makanan yang gue suka ya? Hmm apa ya, kayaknya semua gue suka deh. Kan rezeki kagak boleh ditolak Nin" Anin memutar bola matanya malas.

"Eh tapi nih ya, sangkin semua makanan gue embat, dulu badan gue gembrot tau. Gue pernah dibully anak-anak lain karena badan babon gue. Sampe pernah dapet julukan 'si gembrot'. Tapi kagak lagi kan sekarang, orang gue udah menjelma jadi laki-laki yang tampan"

"Dihh narsis juga ya lo hahaha" Tawa Anin lepas.

Raydhan mendempetkan dirinya ke arah Anin, dan refleks Anin pun memundurkan badannya. Ia dapat mencium aroma dari laki-laki itu. "Gue emang ganteng tau!!"

"Dan satu hal lagi yang harus lo inget, gue bakal buktiin kalo gue bakal buat lo jatuh cinta sama gue" Ucapnya lalu memundurkan kembali badannya.

TBC!!!

haiii semuanyaaa, Raydhan Anin balik lagii. Jangan lupa vommentnya!!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang