• promise 12 •

31 4 0
                                    

Keluarga kecil Brata sudah sampai disebuah restoran yang cukup terkenal dikalangan petinggi kantoran. Lumayan banyak orang yang melakukan meeting di restoran itu. Beruntung Anin memakai pakaian yang cocok, jadi ia tidak akan merasa terkucilkan disana.

"Selamat malam Pak Derri" Salam Papa Anin dan tentu dibalas oleh pria dewasa itu.

"Hahaha bisa saja kau Brata, sekarang bukan waktunya jam kantor" Jawabnya santai dan berlanjut dengan candaan-candaan ala pria dewasa.

Lain halnya dengan Anin, gadis itu duduk diam saja. Dimana yang lain ikut menimbrung berbicara, Anin sama sekali tidak dipersilahkan bicara oleh Mamanya padahal istri Derri -Mira- selalu mengajaknya bicara.

"Mama..Papa.." Teriak seorang gadis kecil, sangat lucu dengan rambut bergerak ke kanan ke kiri. Anin menarik kedua sudut bibirnya senyuman manis. Lalu Anin kembali menundukan kepalanya, kembali pada dunianya sendiri.

"Darimana sih Bang lama banget keluarnya" Ucap Mira setelah anak sulungnya datang menghampirinya.

"Rachel tadi ngajak ke taman bentaran" Ucap laki-laki santai lalu menghampiri kedua orang tua Anin dan menyalaminya.

"Eh-kamu yang waktu itu ke rumah kan? Bener kan?" Anin tidak menghiraukan ucapan Mamanya, ia lebih memilih untuk bermain ponselnya.

"Iya Tan, masih inget aja hehehe" Melihat keakraban Mama dan laki-laki itu, membuat kekesalan Navan memuncak. Ia segera melengoskan pandangannya ke arah lain. Dan pandangannya jatuh pada sosok gadis yang sering ia jadikan sasaran kekerasannya. Gadis itu nampak cantik dengan balutan dress putih itu, Navan tidak memungkiri faktanya. Dan seketika emosi Navan kembali terpancing.

Anin masih asyik dengan dunianya, dunia kehaluan bersama Keenan dan Aura. Kedua sahabat yang selalu ada buat Anin. "Seru banget sih main ponselnya"

Anin sangat kenal dengan pemilik suara ini, itu suara Raydhan. Laki-laki yang membuat jantungnya berdegup kencang. "Ray-Raydhan? Ngapain lo kesini?" Ucap Anin terkejut. Untuk sekilas info, Raydhan sangat tampan malam ini. Bukan malam ini saja, tapi setiap hari. Tapi malam ini, aura ketampanannya terlihat memancar.

Bodo yeuu

"Linglung yaa liat gue tampan kek gini" Goda Raydhan dengan mendekat ke arah Anin. Anin menahan nafasnya sebentar, jantungnya benar-benar ingin lepas dari tempatnya. "Mulai sekarang lo harus biasain dengan Raydhan yang kayak gini Nin, bukan Raydhan yang di sekolah"

Anin tidak mengerti apa yang diucapkan Raydhan, otak pintarnya seketika menjadi beku karena satu hal, yaitu Raydhan.

Raydhan yang sedang duduk disamping Anin harus menggeser tempat duduknya karena tiba-tiba Navan menduduki kursi disamping Anin. "Geser lo, bocah juga sok-sok mau ngedeket"

Anin pun ikut bicara, "Apa-apaan sih Kak, ga sopan kayak gitu" Bela Anin yang membuat senyum Raydhan merekah. "Tuh Bro, dengerin ucapan Adek lo"

Navan memberikan tatapan sinis pada Anin, "Kenapa? Mau deket-deket cowok? Sono cari diperempatan, banyak yang nganggur"

Anin menghelas nafas kasarnya, selalu menyakitkan setiap ucapan yang diucapkan Navan. "Widihh Bro, hati-hati kalo ngomong. Masa Anin disamain sama cabe-cabean dempulan. Jelaslah beda"

"Diem lo!" Tak menghiraukan ucapan Navan, Raydhan berdiri dan mengajak Anin keluar ruangan. "Ma, Pa, Om, Tan, Raydhan ajak Anin jalan ya. Nanti Raydhan antar pulang"

———

Anin dan Raydhan sudah duduk manis di dalam mobil. Jalanan malam ini cukup ramai, banyak kendaraan berlalu lalang. Raydhan memilih menuju ke arah pinggiran kota. Keadaan yang cukup sunyi, dengan keindahan malam kota yang disajikan mungkin dapat menenangkan hati Anin.

Anin masih memandang ke depan jalan, "Udah ga usah didengerin omongan Kakak lo, mending dengerin gue nyanyi" Ucap Raydhan setelah menyetopkan mobilnya. Raydhan menyetel lagu dari radio mobilnya.

Can't Take My Eyes Off of You

You're just too good to be true
I can't take my eyes off you
You'd be like heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
And I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off you

Pardon the way that I stare
There's nothing else to compare
The sight of you leaves me weak
There are no words left to speak
But if you feel like I feel
Please let me know that is real
You're just too good to be true
I can't take my eyes off you

I need you baby
And if it's quite all right
I need you baby
To warm the lonely nights
I love you baby
Trust in me when I say okay
Oh pretty baby
Don't let me down I pray
Oh pretty baby
Now that I've found you stay
And let me love you, oh baby
Let me love you....

Di akhir lirik lagu, Anin merasa ditatap oleh Raydhan dan dengan perlahan ia menolehkan kepalanya ke arah kanan. Deg...

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang