• promise 13 •

27 3 0
                                    

Pagi ini, Anin sudah datang terlebih dahulu dari siswa yang lain. Semalaman ia tidak dapat memejamkan matanya, pikirannya selalu melayang kewaktu dimana ia mendengar suara merdu Raydhan. Terkhusus lagi lirik lagu yang Raydhan nyanyikan.

Setelah menaruh tasnya, Anin mengambil earphone dan sebuah novel pinjaman di perpustakaan yang belum sempat ia selesaikan. Anin memilih duduk dibangku taman sekolah. Disana sepi, sangat pas untuk orang yang senang menyendiri sepertinya. Kadang, kalau ia malas bertemu Navan, ia akan pergi ke taman sekolah.

Baru 15 menit ia membaca, Anin merasa ada seseorang yang duduk dibangku sebelahnya. Anin tidak mempersalahkannya, toh itu milik sekolah. Hampir 10 menit, tidak ada pergerakan dari murid yang duduk disebelahnya, dengan penasaran Anin menoleh kesamping kirinya.

Anin menatap aneh pada laki-laki disampingnya. Wajahnya sangat asing dipandangannya. Laki-laki itu memandangnya sambil tersenyum manis dan dibalas dengan senyuman kaku oleh Anin.

"Hai" Anin hanya menganggukan kepala membalas salamnya. "Nama gue Raja" Lagi-lagi Anin hanya menganggukan kepalanya.

"Hmm...ga ada niatan kenalan gitu? Kan gue belum tau nama lo" Anin terdiam sebentar, ia ragu apakah harus ia memberi tau namanya. Akhirnya ia memilih untuk berkenalan, mana tau kedepannya ia membutuhkan pertolongan dari laki-laki ini dan sebaliknya.

"Shaneen, panggil aja Anin" Raja mengangguk paham, "Lo anak baru ya??" Tanya Anin.

Raja tertawa renyah, "Iya, baru"

"Baru?" Pasti Anin dan diangguki Raja, "Iya, baru mau tamat"

Anin merengut kesal, dihari pertamanya kenalan sudah harus diawali seperti ini. "Ihh ngeselin lo"

"Hahaha, kita satu angkatan. Lo nya aja yang ga update, makanya kalo istirahat jangan cuma dikelas atau perpustakaan aja"

Anin menatap Raja dengan padangan bertanyanya, "Lo...tau darimana kalo gue suka ke perpustakaan? Jangan-jangan lo peng-...."

"Gue sering ngeliat lo keluar-masuk perpustakaan, jangan geer lo Nin. Ngapain gue nguntit lo dari ujung ke ujung" Anin merasa malu karena tuduhannya salah.

Kriiiingggg....Kriiingggg...

"Raja, gue ke kelas dulu ya. Bye" Anin segera masuk ke kelas karena bel masuk sekolah sudah berbunyi. Sedangkan Raja, laki-laki itu masih duduk dibangku taman sambil memperhatikan tubuh mungil itu memghilang dari padangannya.

"Shaneen, nama yang cantik, kayak pemiliknya" Ucap Raja yang masih mempertahankan senyumnya.

———

Raydhan sudah membalikkan bangkunya di depan meja Anin dan Aura. Kali ini, mereka menjadi teman sekelompok lagi karena gurunya malas untuk membentuk kelompok baru.

"Jadi, kita bagi tugas aja ya. Keenan sama Raydhan cari tentang jaringan meristem dan jaringan dewasa. Gue sama Aura cari organ tumbuhan. Jangan maen-maen aja lo berdua!" Dengan patuh, kedua laki-laki itu menganggukan kepalanya. Tak ada yang bicara dari kedua gadis itu, semuanya tampak serius dengan tugasnya. Berbanding terbalik dengan kedua laki-laki itu, Keenan dan Raydhan. Yang mengerjakan hanya Raydhan, sedangkan Keenan hanya merecoki Raydhan.

"Rese lo Nan, ga liat nih tulisan sepanjang gini masih aja mau ngerecok" Ucap Raydhan kesal karena daritadi Keenan menyenggol lengannya terus.

"Rese? Bang-bang in aja" Tangan mulus Aura mendarat cantik di kepala Keenan dengan kasarnya. "Snickers bego bukan bang-bang, gini nih kalo otak dibawah rata-rata, sekalian aja lo sebutin momogi"

"Dihh bego ngatain bego, bego lo" Anin menghelas nafas lelahnya, bisa-bisa tugasnya tidak selesai jika anggota kelompok ya seperti ini. "Diem semuanya! Kalo kalian ga kerja sama, ga bakal kelar tugas kita. Gue capek-capek cari jawaban dan kalian semua malah kayak gini?" Semua anggota kelompok Anin terdiam. Terlebih lagi Keenan dan Aura. SedananRaydhan hanya diam saja sambil menulis semua jawaban dikertas selembarnya.

Bel istirahat sudah berbunyi, dan untung saja tugas mereka sudah selesai. Sejak tadi Aura dan Keenan belum meminta maaf pada Anin, mereka takut Anin tidak akan memaafkannya. Dan sejak tadi juga, Anin hanya diam saja. Anin berjalan menuju taman belakang sekolah lagi. Rusak sudah moodnya hari ini.

"Nih" // "Buat lo" Dua coklat tiba-tiba hadir di depan matanya. Anin mendongakan kepalanya dan melihat Raydhan disebelah kanannya, dan Raja disebelah kirinya. Ia menautkan alisnya dan bertanya, "Coklat? Buat siapa?"

"Lo"//"Lo" Lagi-lagi jawab mereka barengan dan membuat seulas senyum tipis dibibir Anin. "Apaansih lo ngikut aja dari tadi" Kesal Raydhan.

"Yailahh lo kali yang ngikutin gue, udah sono jauh-jauh lo dari sini"

"Idihhh siapa lo ngusir gue, gue kan mau duduk deket Anin. Lah lo ngapain disini?"

"Ya gue mau ketemu sama Anin lah, masa sama lo?!" Anin melerai kedua siswa yang berdebat itu, "Ssttt!! Udah jangan berisik. Sini coklatnya, gue terima. Makasihh"

Mood Anin sedikit lebih membaik saat melihat kedua batang coklat yang berada digenggamannya. "Kok kalian bisa kasih gue coklat sih?" Tanya Anin penasaran sambil menatap satu persatu mata laki-laki itu.

"Kan kita temen baru, jadi biarin coklat itu sebagai tanda temenan kita" Jawab Raja dengan senyum manisnya. Dan diangguki oleh Anin, "Kalo lo Ray? Tumbenan kasih gue coklat"

Raydhan menatap mata Anin sebentar lalu menatap kedepan, "Hmm, gue mau minta maaf buat kejadian di kelas tadi. Gue tau mood lo rusak karena tugas tadi, jadi yahh gue kasih lo coklat bisa mood lo balik lagi. Biar ga cemberut gitu"Ucap Raydhan tak sepenuhnya bohong.

"Dan gue pingin ngebalikin senyuman ceria lo yang selalu jadi favorit gue" Lanjut Raydhan dalam hati. Hanya ia dan Tuhan yang tau ucapannya.

TBC!!!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang