Semalam kau datang kepadaku, kisahkan dirimu
Kau kan pergi jauh tinggalkanku dan semua mimpiku
Sadarkah dirimu ku tak sanggup hidup tanpamu
-----------Malam kembali menyapa, berpamit pada siang. Walau bulan belum tampak, bintang masih berkedip. Meski malam tenang tiada menggangu, tetapi tidak dengan pikiran pria yang sedari tadi melambung entah kemana, kegelisahan masih menggelayut berkenaan dengan yang terjadi siang tadi. Duduk terpaku dalam angan.
"Hayo! Mikirin apa?!" Dari belakang seorang wanita menepuk kedua bahunya kencang, kemudian mengambil tempat di samping pria tadi.
Pria itu tersentak, "Astaga! Jangan ngagetin aku gitu!"
Bukannya meminta maaf wanita itu malah tergelak, "Hahaha ... maaf maaf. Habisnya ngelamun mulu sih. Oh aku tahu! Pasti lagi mikirin aku ya~?"
"Ih, geer. Lagipula aku ..."
"Kamu kenapa? Jangan bikin penasaran gitu dong!"
"Bukan apa-apa," Pria itu memandang wanita di sampingnya intens. "Sebaiknya kamu ke dalam, di luar dingin."
"Baiklah, tapi sebelum itu ..." Wanita itu merogoh sesuatu dari sakunya. "... aku punya kejutan!" Sebuah tespack disodorkan di hadapan pria itu. Tanda garis dua tertera pada benda itu.
"Ka-kamu ... hamil?" Ia tergagap melihatnya, terkejut bukan main.
"Tentu. Anak kamu loh ya~" Senyuman lebar menghiasi wanita itu.
Siapa juga pastilah senang dengan yang namanya akan dikaruniai anak, apalagi telah menunggu lama kapankah si malaikat kecil itu lahir. Namun, sekali lagi pria itu teringat kembali apa yang digelisahkannya tadi. Kurva yang barusan tercipta di bibirnya kini turun drastis.
Melihat pria itu-diketahui sebagai suaminya terdiam, ia merasa ada yang janggal. "Ada apa? Atau kamu tidak menginginkan ini?" lirihnya.
"Bukan seperti itu! Hanya saja aku pikir ... aku tak bisa menjaga keluarga kecilku ini."
"Maksudnya?"
"Ada perintah dari komandan tadi siang," Kertas yang dilipat rapih itu diserahkan pada istrinya. "Bacalah."
Wanita itu dengan cepat membacanya dengan teliti. Kata perkata ia fokuskan dalam pandangannya. Sekarang ia mengerti maksud daripada suaminya itu. Dalam kertas itu, suaminya diperintahkan agar ikut andil dalam peperangan melawan musuh yang kuat. Tidak hanya menyelesaikan misi, tetapi ini perang. Bukankah baru saja mereka bahagia setelah kabar dirinya hamil, tapi kenapa sekarang suaminya harus bertaruh nyawa. Tidak pasti pulang dengan selamat atau hanya tinggal jasad.
"Berapa lama?" Wanita itu tidak bisa memandang si pria dengan wajah menyesalnya, ia mengalihkan pandangan.
"Aku tidak tahu ...."
"Pulanglah padaku. Setidaknya berusahalah untuk melihat anakmu nanti. Andai saja bisa kutolak ...," ujar wanita itu seraya menahan agar linangan air mata itu tidak menerobos keluar.
Tak sanggup melihat istrinya sedemikian tidak rela dirinya pergi, sesak rasanya. Menarik pundak wanita itu dan memasukkannya dalam rengkuhan hangat.
"Maaf ... aku tidak bisa berjanji."
.
.
.--------------------------
Disclaimer: BoBoiBoy belongs to MonstaA Fanfic by Cuzhae
Pict on mulmed by sahabatorisinil
KAMU SEDANG MEMBACA
Mixed Stories
Fiksi PenggemarSiapa pun kamu, mampir dulu yuk! Siapa tau suka ceritanya. Dari yang gaje sampai receh tapi garing //lah gimana? Jadi di sini kumpulan Fanfic untuk berbagai drabble, one shot, fluffy, what if, sampai ... x readers loh dan pokoknya cerita campuran...