Kecewa

679 59 9
                                    

DisappointeD
[One Shot]

Harus sampai kapan aku harus menunggumu, batin seorang gadis berhijab.

.

.

.

.

.

Sudah hampir dua jam lelaki yang ditunggunya tak kunjung datang. Dia menggurutu kenapa kekasihnya ini pelupa tingkat dewa. Hampir tidak ada seorangpun di taman ini. Dan kini yang tersisa hanya dirinya sendiri dengan duduk gelisah menunggu kekasihnya di bangku taman. Ia sudah berulang kali melihat arlojinya.

Kesibukan diantara mereka yang membuat jarak. Yaya dilanda kesibukan dengan kuliah, mempersiapkan untuk sidang mendatang yang tak lama lagi. Boboiboy yang sibuk dengan musik, ia dan yang lainnya akan melakukan konser tunggal jadi harus latihan ekstra. Dan kali ini ada waktu dimana mereka tak terlalu sibuk.

Sekali lagi Yaya memeriksa arlojinya. Waktu menunjukkan semakin malam. Angin malam yang dingin mengakibatkan Yaya mengeratkan jaketnya. Kini mukanya ditekuk, lelah menunggu.

***

Yaya POV

Ish! Dia yang mengajak, mengapa dia yang terlambat. Kalau kau bukan siapa-siapa diriku sudah ku tinggal dari tadi. Sepertinya akan turun hujan. Aku tunggu sebentar lagi mungkin dia lupa. Tak mungkin kan dia tidak akan datang. Awas saja kalau sampai dia tidak datang. Coba aku hubungi dia lagi. Ah, sial! Tidak mengangkat. Sampai kapan aku harus duduk di sini. Brr.. Apalagi udara semakin dingin.

.

.

Normal POV

Fang kebetulan lewat taman. Ia tak bisa tidur. Sepertinya Fang mengalami insomnia---lagi. Maka ia berjalan-jalan keluar sebentar dengan mobilnya. Menikmati rintikan hujan dalam suasana malam seperti ini.

Seorang gadis mungil berpakaian serba merah muda memasuki penglihatan Fang. Ia merasa melihat Yaya. Fang mengucek mata guna memperjelas, mungkin itu hanya penglihatannya atau halusinasinya saja. Mana mungkin seorang Yaya duduk di tengah taman. Tapi ia buka kaca mobil dan benar itu adalah Yaya. Sedang apa ia malam-malam di sini apalagi ini hujan, dia mau sakit apa? pikir Fang. Fang memutuskan untuk keluar. Untungnya saja dia membawa payung cadangan di mobil.

"Hey Yaya! Kau sedang apa di sini? Sebaiknya kau pulang. Kau ingin sakit apa?!" Ucap Fang yang tidak terlalu terdengar karena rintikan hujan.

"Menunggu kucing lewat pakai dasi."

"Untuk apa kau menunggu kucing pakai dasi?"

Yaya hanya menepuk jidatnya. Masa begitu saja Fang langsung percaya.
"Aku bohong, hanya bercanda Fang. Tak ada kerjaan, untuk apa coba? Sebenarnya aku sedang menunggu BoBoiBoy. Tapi ia tak kunjung datang. Sudah berulang kali aku menelponnya tapi ia tak kunjung angkat. Jadi aku pasrah menunggunya di sini," jawab Yaya dengan menghembuskan napasnya.

"Sampai kapan? Palingan juga dia tak akan datang. Lebih baik aku antar pulang," tawar Fang dengan mendengus.

"Baiklah. Daripada aku lumutan di sini." Cukup sudah Yaya sudah lelah. Tak mungkin ia terus menunggu BoBoiBoy sampai pagi. Mungkin Fang benar.

Sampai kapan kau mengharapkan dia. Cobalah lirik aku Yaya meskipun sebentar. Semenjak dulu aku mencintaimu dan berharap kau akan membalas cintaku. Namun sayang cintaku hanya bertepuk sebelah tangan. Saat ku tahu dirimu dan BoBoiBoy jadian. Miris rasanya aku mengingat itu, batin Fang.

Dalam perjalanan, mereka berdua saling tutup mulut. Tak ada yang berbicara.
"Umm.. Fang, mampir dulu di tempat makan seberang sana, aku lapar. Dari tadi menunggu BoBoiBoy terus." Yaya yang tak suka dengan acara saling diam ini.

Mixed StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang