Sesal

731 57 0
                                    

Bukan seperti ini yang Kaizo inginkan. Beberapa saat lalu mereka masih mengobrol, berlatih, dan melawan musuh bersama. Namun sekarang hanyalah dua onggok mayat terbujur kaku di depan Kaizo.

"Ini semua salahku ...," lirih Kaizo.

Alam pun seolah menyalahkan Kaizo, hujan mengguyur deras tubuhnya. Rasa bersalah semakin menggorogotinya. Matanya memburam oleh air hujan. Air matanya tersamarkan oleh hujan.

Untuk sesaat ia mengkilas ke belakang. Seorang kapten perompak angkasa menyerang Station TAPOPS dan memporak-porandakan segalanya. Kekuatan yang dimiliki Kapten Vargoba--kapten  perompak; adalah magnet. Kedua temannya yaitu Sai dan Shielda sempat melawan Kapten Vargoba. Namun naas keduanya menggunakan baju besi, sehingga Kapten Vargoba mudah untuk menyerang. Ingatkan kalau magnet sangat berbahaya untuk tipe yang bersenjata besi.

Pertumpahan darah terjadi. Kaizo sebenarnya juga ingin melawan Kapten Vargoba, tetapi dirinya bertugas untuk menghalau armada perompak angkasa. Jika saja ia menolak ditempatkan di posisi tersebut, mungkin saja Kaizo dapat selamatkan Sai juga Shielda.

Sebelum Station TAPOPS benar-benar hancur akibat ulah musuh, para korban segera dievakuasi secepatnya--termasuk musuh; ke planet terdekat. Beruntung tim TAPOPS telah menyiapkan pesawat darurat.

Sungguh sialnya planet itu dalam keadaan yang tidak kondusif. Langitnya mendung, menambah kesuraman selepas penyerangan besar-besaran tadi. Semua korban diturunkan. Secepat mungkin Kaizo mencari kedua temannya yang ia tebak telah tiada. Hatinya tersayat melihat Sai dan Shielda, tubuh mereka sudah terbujur kaku. Gerimis mulai turun yang kelamaan menjadi hujan deras. Kaizo ragu apakah nanti ada yang mampu sembuhkan luka yang membekas ini? Rasanya begitu sakit.

"Maaf, aku bukan kawan yang baik ...."

Mixed StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang