Prince and The Gray Wolf

681 56 17
                                    

BoBoiBoy FanFiction Indonesia

Prince and The Gray Wolf
Cerita diadaptasi oleh Cuzhae

BoBoiBoy milik Monsta

Rate: T -- Fantasy, Drama -- Kingdom!AU -- Prince!HaliTauGem, Princess!Yaya, King!Adu Du, King!Kaizo, King!Laksamana Tarung•

Please don't be siders, okay?!

Vote and Comment?

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

Pangeran dan Serigala Kelabu

.

.

Dahulu di Brownge ada seorang raja ada kaya raya dan sangat berkuasa. Kebun istana sang Raja di kelilingi pohon dan bunga indah. Di antara sekian banyak kekayaan, kebanggaannya adalah pohon yang berbuah apel emas. Raja setiap hari pergi melihat dan memeriksa keadaannya.

Pada suatu hari sebuah apel hilang. Hari berikutnya apel lainnya hilang lagi. Ketika apel ketiga hilang juga, Raja menjadi marah. Ia menyuruh orang-orang berjaga, tetapi tak ada yang bisa menemukan siapa pencurinya.

—XoOoX—

Raja memiliki tiga orang putra. Putra pertama bernama Halilintar, kedua bernama Taufan, dan ketiga bernama Gempa. Suatu hari Raja memanggil ketiga putranya.

"Ada seseorang yang mencuri apel emasku!" kata Raja. "Dan aku telah memutuskan barangsiapa bisa menangkap si pencuri ia akan kuberi separuh kerajaanku."

Putra pertama maju, "Aku akan berusaha, Ayahanda. Aku akan mencoba lebih dahulu. Aku akan berjaga di kebun malam ini." Halilintar putra pertama pergi ke kebun untuk berjaga di dekat pohon apel emas. Ia berusaha untuk tidak tidur, tetapi di tengah malam rasa kantuk menyerangnya dengan sangat. Ia tertidur. Esoknya ketika bangun ia baru sadar bahwa sebuah apel dicuri orang lagi.

Raja kecewa sekali mendengar laporan putra pertamanya itu. Taufan putra kedua giliran berjaga, tapi nasibnya tak jauh beda dengan Halilintar. Ia tertidur dan tahu-tahu sebuah apel lenyap lagi dari pohon.

Gempa putra bungsu maju menghadap ayahnya, "Ayahanda ... Saya akan berjaga malam nanti."

Sang Raja tidak terlalu berharap banyak pada putra bungsunya, "Pergilah kalau kau mau, paling-paling kau akan gagal seperti kakak-kakakmu."

Malam hari, Gempa berdiri di samping pohon apel. Ia bertekad untuk tidak akan duduk, ia berjalan mengelilingi pohon itu berjam-jam. Jika ia mengantuk cepat-cepat membasuh matanya dengan embun sehingga ia terus terjaga dan berjaga. Usahanya berhasil, suatu ketika ia melihat kilatan cahaya emas, makin lama makin jelas bahwa cahaya itu berasal dari seekor burung yang bulunya berkilauan. Burung itu terbang menuju pohon apel emas.

Diam-diam Gempa mengawasi makhluk ajaib ini. Ketika burung itu mulai mematuk apel emas dengan paruh yang berbentuk permata, Gempa melangkah sepelan mungkin ke arah burung itu dan menyergap ekornya.

Mixed StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang