Gak Boleh Direbut!

769 74 9
                                    

*Belonged to*

BoBoiBoy © Monsta
A FanFic © Cuzhae

Rate: K+ | Genre: Family
Warning: Miss Typo, OOC (maybe), Sibling!TauAir

.

.

.

Hari ini begitu cerah, apalagi ditambah dengan adanya si kecil Air. Dia yang kepolosannya masih terjaga dengan keingin tahuan yang lumayan. Tetapi di saat bersamaan Air tergolong anak malas dan terkadang menjadi manja.

Bagaimana dengan kakaknya yaitu Taufan? Dia sering menjadi mood maker / booster bagi orang lain, kadang jahil, bisa menjadi kakak yang 'baik', dan selebihnya cari tahu sendiri karena tidak mungkin disebutkan semuanya. Nanti fanfic ini hanya akan berisi tentang personalitas Taufan saja.

***

Terdengar suara langkah Ibu mendekat ke kamar Taufan. "Taufan, antar adikmu ke sekolah. Ibu ada urusan sebentar."

Dengan ketukan pintu. Taufan segera menyambar jaket dan topinya yang tergantung rapi. Lalu membuka pintu kamarnya yang di depannya Ibu masih berdiri di situ.

"Wah kebetulan aku sekarang libur. Jadi dengan senang hati mengantar Air sekolah!"

"Baguslah kalau begitu, Ibu pergi dulu. Jaga Air baik-baik!" Ibu menghampiri Air yang masih sarapan lalu mengecupnya sebentar sebelum akhirnya Ibu benar-benar keluar.

"Air, ayo berangkat!"

***

Sebenarnya jarak antara sekolah Air dan rumah tidaklah cukup jauh. Namun Taufan khawatir ketika Air menyebrang jalan. Jalan raya sangatlah berbahaya untuk anak kecil seumuran Air.
TK Rintis telah terlihat dari sebrang jalan.

"Air pegang tangan Kak Taufan, ya?" Ia mengulurkan tangannya untuk menuntun Air melewati jalan yang penuh kendaraan.

"Uhn."

Sekolahnya tidak terlalu baik maupun buruk, tapi sudah di atas standar. Tempat yang strategis menjadikan TK Rintis mempunyai banyak murid setiap tahun.

"Kak, Kak Upan ikut ke dalam 'kan?" Air bertanya dengan polos dengan mendongkakkan kepala agar dapat melihat Taufan.

"Memang boleh, ya?" Sang kakak menggaruk tengkuk, bingung harus menjawab seperti apa.

"Boleh, kok. Ibu juga sering menunggu Air di dalam. Masuk ke sekolah Air, ya?!" Air mengguncang-guncangkan kaki Taufan pelan.

"Apa sih yang nggak buat adik tampan ini," gemas dengan kelakuan Air, Taufan mencubit pipi.

***

Sesampainya di depan kelas, Taufan mengusap kepala Air. "Nah, 'kan sekarang sudah sampai. Gih masuk sana," lalu melenggang ke taman yang sudah tersedia untuk tempat perkumpulan anak ini.

Terkadang Taufan penasaran bagaimana Air bergaul dengan teman-temannya. Secara kan ia pendiam ditambah lagi malu berhadapan dengan orang yang baru kenal. Memikirkannya saja itu sudah menggemaskan, apalagi melihatnya langsung. Pasti detik itu juga Taufan terkikik geli.

Namun, terkadang sikap malasnya itu bikin kesal orang. Pernah sekali, kala itu Air diajak bermain oleh tetangga mereka. Namun Air tidak mau sampai Api---anak tetangga depan; mengamuk dibuatnya.

Melihat Taufan senyum sendiri membuat ibu muda disebelahnya mengernyit. "Nak, kamu sehat?"

"Hah?" ia menoleh, "hehe.. tidak apa-apa, Bu, saya sehat wal'afiat."

"Oh o-oke. Hati-hati dek nanti dikira 'gitu'" Taufan hanya meringis mendengarnya.

***

"Kak Upan, pulang yuk!" segerombolan anak kecil keluar dengan wajah penuh gembira, salah satunya ialah Air.

Taufan langsung bangkit dari duduknya, "Ah, mari!"

"Air, tunggu!" kumpulan anak kecil menghampiri keduanya.

"Hm? Kenapa? Air 'kan mau pulang," Air merenggut kesal.

"Pulang bareng, ya?!" ajak gadis kecil berkucir dua, Ying. Oh, teman Air rupanya.

"Gak ah, Air mau sama Kak Upan aja!"

"Kakak kamu?" Si tetangga depan; Api berujar.

Jawaban terjawab hanya dengan anggukan antusias dari yang bersangkutan.

"Waah! Kak Upan ganteng! Jadi Kakak aku aja, ya?" penuh binar Ying menatap Taufan.

"Ga boleh, Kak Upan pasti lebih suka Api! Bener 'kan Gempa?" timpal Api seraya minta pendapat Gempa; anak yang dari awal hanya melongo melihat betapa tingginya Taufan.

Lagi Air menatap mereka (sedikit) tajam, "Ga boleh! Kak Upan itu milik Air, ga boleh ada yang rebut," pipi gembil itu mengembung.
Taufan, ia tersenyum lebar. Merasa bangga direbutin gitu, mayanlah. "Adek sekalian jangan ribut, oke? Gimana kalo pulang bareng aja? Sepertinya orang tua kalian tidak menjemput."

"Mau!"

Fix, ini mah kalau ada kesempatan, Taufan harus nganterin Air ke sekolah.

Mixed StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang