Note: hehe thankss buat yang udah kasi respon di part pertama kemaren
Jangan lupa juga tinggalkan jejak dan respon kalian di part ini 😊
-------------------------------------
.
.
.
.
.
.
.
.
.My life is incomplete, it's missing you
.
.
.
.Satu dua bulan tanpa kehadiran Jaehyun di sisinya masih bisa Taeyong atasi dengan kehadiran Mark di sisinya yang seolah mengisi kekosongan hatinya. Tapi sekarang sudah menginjak bulan kelima Taeyong tidak bertemu dengan Jaehyun lagi, bahkan pria Jung itu sama sekali tidak membalas surat yang harus ditandatanganinya untuk meresmikan perceraian mereka.
"Belajar yang pintar ya Mark" Taeyong mengusap rambut putranya dengan lembut.
"Siap Mom! Dadah Mommy! Dadah Paman Niel!!" Mark berlari memasuki sekolahnya sambil melambaikan tangannya ke arah Taeyong dan Daniel yang berdiri di depan gerbang sekolah bersisihan. Sungguh akan sangat indah jika yang berdiri di samping Taeyong sekarang adalah Jaehyun.
"Taeyongie seharusnya kau tidak perlu selalu mengantar Mark seperti ini, biar aku saja" Daniel memandang Taeyong dengan tatapan tak enak.
"Loh kenapa? Aku 'kan hanya ingin mengantar putraku ke sekolah. Apa salah aku melakukannya?" Balas Taeyong sedikit tajam, jujur setelah sepeninggalan Jaehyun yang tiba-tiba itu Taeyong menjadi sedikit lebih sensitif.
"Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, errr" Daniel menggigit bibir dalamnya sekilas, bingung harus berkata bagaimana "aku hanya ingin bilang, jangan terlalu berharap bisa menemukan si Jung itu di sini Taey"
Wajah Taeyong tiba-tiba berubah datar "aku tidak berharap bisa bertemu dengannya kok" lalu laki-laki dengan wajah cantik itu berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Daniel yang memandangnya dengan tatapan sendu.
Daniel tahu, sejak Mark bercerita pada Taeyong tentang pertemuannya dengan Jaehyun sekitar dua bulan yang lalu di depan sekolah ini Taeyong terus saja memaksakan diri untuk terus mengantar dan menjemput Mark di sela kesibukannya. Sejujurnya Daniel sendiri tidak bertemu dengan Jaehyun pada hari itu, ia hanya menemukan Mark yang sudah menangis di depan sekolah.
Dengan helaan napas terakhir Daniel berlari kecil menyusul Taeyong yang sudah memasuki mobilnya dan duduk di kursi penumpang depan.
"Jadi sekarang mau ke mana? Mau kuantar ke tempat Johnny atau kemana?" Tawar Daniel saat ia sudah duduk di kursi kemudi dan mengenakan seat beltnya.
Taeyong memutuskan menjalani kehidupannya seperti sebelum menikah dengan Jaehyun dulu, ia kembali bekerja di perusahaan Johntography, perusahaan modeling milik Johnny yang merupakan sahabat dekat Taeyong dan sedang menjalin hubungan dengan Ten.
"Tidak. Antarkan aku ke cafe depan toko milik Ten saja, aku ada janji dengan seseorang" Taeyong menyandarkan kepalanya ke jok mobil sambil memejamkan matanya.
"Janji? Dengan Bakamoto Yuta itu? Sudah kubilangkan jangan dekat-dekat orang sinting aneh itu" gerutu Daniel.
Taeyong terkekeh masih sambil memejamkan matanya "kau hanya cemburu Niel... Tidak tidak, aku tidak bertemu dengannya kok, ada orang lain yang ingin kutemui"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYong
FanfictionSegalanya pasti akan berubah. Begitupun dengan perasaan seseorang. (sequel Our Fate) ❗Boy x Boy ❗Jung Jaehyun x Lee Taeyong