Juu

6.9K 906 55
                                    

Seorang laki-laki bersurai dark brown tengah mengemudikan mobil mewahnya di atas kecepatan rata-rata. Keadaannya sangat kacau, rambut berantakan, kemejanya lusuh dan dua kancing teratasnya terbuka, belum lagi keningnya yang dipenuhi oleh keringat.

Jung Jaehyun benar-benar merasa kacau dan tidak ada yang ia pikirkan selain satu nama sekarang...

Mark

Beberapa saat lalu, ia tengah di kantor sedang mengecek foto-foto model yang dikeluarkan oleh perusahaannya tempat bekerja saat tiba-tiba sebuah telepon dari Taeyong mengejutkannya.

Taeyong yang menelepon saja sudah membuatnya terkejut, apalagi tentang apa yang dibilang oleh Taeyong kepadanya setelahnya.

Mark, putranya tengah sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit.

Jaehyun tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan segalanya dan bergegas menuju mobilnya yang terletak di parkiran basement, padahal posisinya saat itu tengah berada di lantai sepuluh perusahaannya.

Saat mengendarai pun laki-laki tinggi itu tidak bisa fokus lagi, hingga beberapa kali mendapat umpatan dan klakson dari pengendara lain.

Sudah terhitung lima lampu lalu lintas yang dilanggarnya hingga saat ini. Jarak rumah sakit yang masih terhitung jauh membuat Jaehyun bertambah kalut, ia mengacak rambutnya sendiri berulang kali.

"Aishh cepatlah!" Gumamnya sambil terus menginjak gas dan melirik speedometer yang sudah menujukkan angka seratus kilometer per jam, angka maksimal yang seharusnya di gunakan di jalan tol, padahal sekarang keadannya tengah di jalan biasa yang tergolong cukup ramai.



BRAKK!

Beriringan dengan suara memekakkan telinga yang didengarnya tubuh Jaehyun terdorong ke depan hingga kepalanya membentur roda kemudi, kesalahannya, yang tidak menggunakan seat belt sejak awal.

Mobilnya kini telah berhenti entah bagaimana Jaehyun tidak tahu.

"Akhh" erangnya sambil memegangi kepala dengan satu tangan, perlahan ia berusaha mengangkat kepala dan menegakkan tubuhnya lagi, tapi rasanya sangat berat. Kepalanya terasa ingin pecah saat itu juga. Pusing.

Laki-laki dengan marga Jung itu memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya dari stir dan menyandarkannya pada kursi yang ia duduki, tangannya masih setia memegangi kepala.

"Akh damn! Fuck!" Makinya sambil memejamkan mata dan berusaha mengalahkan rasa sakit yang mendera kepalanya saat ini.

Sebuah ketukan di kaca jendela sampingnya pun ia abaikan begitu saja.

Setelah diam hampir selama satu menit Jaehyun membuka matanya dan menurunkan tangan, matanya terbuka lebar saat melihat kini tangan kanannya yang ia gunakan untuk memegangi kepalanya sudah berhiaskan liquid berwarna merah terang dan terasa hangat.

"Shit!" Umpatnya sambil mengarahkan kembali tangannya ke kepala. Jaehyun meringis saat merasakan perih dan pusing yang sangat hebat saat ia menyentuh kepalanya lagi.

Laki-laki bersurai dark brown itu kini dapat merasakan jika rambutnya sendiri di bagian depan terasa saling menempel oleh cairan kental, pipinya juga terasa hangat dan basah.

Dengan kasar Jaehyun menyeka darah yang masih mengalir turun ke pipinya menggunakan lengan kemeja putihnya hingga menimbulkan bercak merah darah di kemeja itu.

Ketukan di kaca jendelanya menyadarkannya hingga menolehkan kepala. Ada seseorang di luar sana yang sudah mulai tidak sabar dengan Jaehyun yang terus menerus berdiam di dalam mobil.

"Fuck" umpatnya lagi saat matanya menatap ke depan dan mendapati cup mobilnya yang penyok dan berasap, belum lagi mobil yang berada di depannya tidak berkondisi lebih baik dari miliknya.

Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang