Juu-San

7.1K 858 54
                                    

Special tag and thanks for Jeyfew_

........

BUGHH!!

Satu pukulan telak mengenai rahang seorang laki-laki berbadan kekar yang tengah berdiri di depan mobil putih milik Jung Jaehyun, laki-laki yang baru saja melayangkan pukulan tersebut.

Taeyong yang berdiri di belakang Jaehyun pun merasa amat terkejut atas tindakan pria itu yang tiba-tiba langsung memukul rahang salah satu bawahannya. Tangannya reflek menutup mulutnya yang siap menjerit, bola matanya membola lucu.

"Maaf boss" hanya sebuah gumaman kecil yang keluar dari lelaki berbadan kekar itu, kepalanya menunduk dalam, sama sekali tidak berani menatap Jaehyun yang sedang terbakar oleh amarah.

Jaehyun yang mendengar permintaan maaf itupun langsung mengepalkan tangannya kuat-kuat di sisi tubuh, kepalanya sudah berputar hebat, berbagai hal melintas di sana, ia panik, bingung, dan marah di saat yang bersamaan.

"Kau pikir dengan permintaan maafmu itu Mark bisa kembali?!" suara yang keluar dari sela-sela gigi Jaehyun yang tertutup rapat terdengar sedikit gemetar berkat sang pemilik yang sedang menahan amarahnya.

Di belakang sana Taeyong tampak meremasi jari-jari tangannya, ia baru saja mendengar dari Jaehyun jika Mark, putranya hilang. Panik tentu saja, tapi dirinya tidak tahu harus berbuat apa selain menyerahkan semuanya kepada Jaehyun seperti yang dikatakan oleh suaminya itu.

"Yang lain sedang melanjutkan pencarian, akan saya pastikan tuan muda Mark kembali boss" tutur lelaki tadi masih sambil menunduk.

Jaehyun maju selangkah, menatap anak buahnya itu dengan tatapan yang begitu tajam, "harus. Atau kau tau sendiri akibatnya" ujarnya penuh dengan nada ancaman.

Jaehyun berbalik dengan cepat, lalu meraih pergelangan tangan Taeyong dan menariknya dengan sedikit paksaan karena Taeyong yang masih melamun dan belum tersadar sepenuhnya atas apa yang terjadi.

Lelaki bermarga Jung itu mendorong tubuh Taeyong untuk duduk di kursi mobilnya bagian depan, tangannya dengan lihai memasangkan sabuk pengaman. Setelah merasa cukup, Jaehyun menutup pintu mobil dan berputar menuju kursi kemudi.

"Kita mau ke mana?" Tanya Taeyong setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Mencari Mark, apalagi?" Nada yang digunakan oleh Jaehyun sedikit dingin, membuat Taeyong mengernyit sambil merasakan perih di dadanya.

"T..tapi kan.. Kau tidak tahu di mana Mark—"

"Kalau aku tahu di mana Mark maka aku tidak akan mencarinya!" Entah karena rasa kalut atau apa, nada bicara Jaehyun naik begitu saja, hampir terdengar seperti bentakan di telinga Taeyong.

Lelaki mungil itu sekarang memilih diam, takut, Jaehyun yang sekarang terlihat amat menyeramkan. Ia mencoba menyandarkan tubuhnya ke jok mobil, mencoba merilekskan pikirannya yang kalut berkat putranya yang sekarang entah berada di mana, di tambah Jaehyun yang membentaknya.

Taeyong dapat melihat dari ujung matanya jika sejak tadi Jaehyun berulang kali mencoba menghubungi entah siapa itu lewat ponselnya, namun tampaknya panggilannya tidak pernah diangkat.

Tiba-tiba Taeyong teringat oleh seseorang, ia meraih ponselnya di saku dan menghubungi nomor orang tersebut.

Pada deringan ke dua teleponnya di angkat, ada secercah harapan yang tiba-tiba muncul di hatinya saat panggilannya di angkat.

"Yuta!" Pekik Taeyong kelewat bersemangat, Jaehyun yang mendengarnya menoleh sekilas lalu mendengus pelan dan kemudian kembali fokus ke jalanan.

"Hm? Ada apa Taey?" Balas Yuta dari seberang, dari nada suaranya tampaknya Yuta sedang berlari, karena napasnya yang sedikit tak teratur dan keadaan berisik di seberang sana.

Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang