Ku

7K 920 41
                                    

Mulut kecil Taeyong itu sudah tak terhitung berapa kali mengeluarkan umpatan hari ini.

Mata bulat indahnya juga mengeluarkan banyak air mata.

"Jung Jaehyun sialan!" makinya lagi sambil sesekali terisak.

"Sudah Taey, sudah" Chaeyeon menenangkan Taeyong dengan cara merangkulnya dan mengusap punggungnya lembut. Wanita itu datang ke rumah Taeyong sejak tadi bersama Winwin setelah Yuta menelepon mereka dan memberitahukan keadaan Taeyong.

"Hikss- kalau dia sudah tidak mencintaiku kenapa tidak ceraikan aku saja?! Hikss" isaknya lagi, dadanya sekarang terasa diremat kuat, sesak, sakit. Ingatannya kembali ke beberapa jam lalu, saat ia tidak sengaja bertemu dengan Jaehyun di restoran. Suaminya itu tengah berdua dengan seorang perempuan yang mengaku bernama Jiho, dan perempuan itu mengatakan jika sebentar lagi akan menikah dengan Jaehyun.

"Hey hey Taey tidak boleh seperti itu. Jaehyun masih suamimu, dan kuharap sampai selamanya akan seperti itu" ujar Chaeyeon sambil menatap Taeyong cemas. Walau hatinya mengatakan hal lain, tapi Chaeyeon ingin Taeyong bahagia, walau tidak bersamanya.

Gadis itu tiba-tiba teringat kejadian beberapa tahun lalu, saat ia dengan beraninya menyampaikan tetang perasaannya kepada Taeyong yang langsung ditolak begitu saja, sakit, tapi Chaeyeon paham, Taeyong saat itu sudah mencintai Jaehyun, dan ia berusaha merelakannya sebisa mungkin.

Tapi di saat keadaan seperti ini, Chaeyeon benar-benar kesal. Jung Jaehyun, laki-laki yang sudah ia percayai untuk menjaga Taeyong, malah menyakiti Taeyong hingga seperti ini, seharusnya jika ia tahu akan seperti ini, sedari dulu Chaeyeon akan mempertahankan Taeyong.

Pintu salah satu kamar yang tertutup mengalihkan atensi Taeyong sejenak.

"Winwin, bagaimana Mark?" tanyanya dengan suara serak khas orang menangis.

"Tenang saja, Mark sudah tidur" balas Winwin sambil menutup pintu di belakangnya secara perlahan, tadi ia menawarkan diri untuk mengajak Mark ke kamar dan menemaninya hingga tertidur.

"Loh di mana Yuta?" Tanya Winwin saat melihat keadaan sekitar ruang tamu.

"Ia sedang di dapur, membuatkan Taeyong teh" jelas Chaeyeon mewakili.

Winwin mengangguk lalu memilih duduk di sisi Taeyong yang lainnya.

"Sudahlah Taey, Jaehyun memang seperti itu orangnya" tutur Winwin

"Hm maksudmu?" Tanya Taeyong tak mengerti, ia memusatkan atensinya sepenuhnya pada temannya itu.

Winwin mengangkat baju "yeah sejak dulu, ia memang laki-laki tidak baik seperti itu, dulu saja semalam sebelum pertemuanmu dengan ayah dan ibunya, Jaehyun menciumku di taman belakang rumahnya, ckck dia itu tidak bisa menjaga perasaan orang lain sama sekali"

"Hah apa? Jaehyun menciummu?" Taeyong menyatukan kedua alisnya bingung, terkejut. Memang kejadiannya sudah bertahun-tahun lalu, tapi kenapa Jaehyun tak pernah menceritakannya? Batinnya kesal.

"Iya, dia menciumku" tegas Winwin enteng.

"Win! Tidak seharusnya kau mengatakan itu!" Tegur Chaeyeon sambil menatap Winwin tajam, sedang Taeyong sendiri memilih untuk tutup mulut dan kembali bersandar pada sofa.

"Yongie, teh sudah jadi" Yuta mengumumkan sambil membawakan secangkir teh dari arah dapur.

"Tidak, aku tidak mood meminumnya" ujar Taeyong datar, pandangannya menjadi kosong dan wajahnya lebih lesu dari sebelumnya.

"Eh? Loh?" Yuta mengernyitkan dahi heran, tadi seingatnya Taeyong mengiyakan tawarannya untuk dibuatkan teh, tapi sekarang kenapa seperti ini?.

"Aku ingin tidur saja sekarang, sudah malam" pamit Taeyong sambil bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar, meninggalkan Yuta dengan pandangan bingungnya.





Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang