Hachi

7.3K 905 110
                                    


Mata cokelat Taeyong terfokus menatap punggung putra semata wayangnya yang tengah duduk di pinggir kolam belakang sekolahnya sambil memainkan air menggunakan kemampuan istimewa yamg dimilikinya.

Keadaan sekeliling kolam sepi, hal itu pula yang membuat Taeyong mengijinkan putranya itu mengeluarkan kemampuannya.

Mark terlihat sangat bahagia, tawa terus saja mengalun dari bibir mungilnya saat cipratan-cipratan air tak sengaja mengenai wajahnya.

Ingin rasanya Taeyong melihat pemandangan menyenangkan seperti ini setiap harinya, Mark yang bahagia. Cukup hanya itu, Taeyong tidak mengharap dirinya juga bisa bahagia, baginya kebahagiaan Mark saja sudah cukup.

Tapi, Taeyong juga paham, Mark itu membutuhkan seorang ayah, untuk mengajarinya, memberikan kasih sayang, dan menemaninya, dirinya tak bisa melakukan itu semua menggantikan sosok Jaehyun bagi Mark dengan merangkap menjadi sesosok mommy yang harus menyiapkan seluruh kebutuhan rumah dan bekerja untuk menghidupi mereka berdua.

"Markeu ayo pulang sudah sore!" Ajak laki-laki bertubuh mungil itu setelah mengecek arloji yang melingkar di pergelangan tangan kurusnya, ia bangkit berdiri dari posisi duduknya semula untuk mendekati Mark yang masih berjongkok di sisi kolam.

"Sebentar Mom, Markeu masih ingin bermain" tolak Mark masih sambil melambai-lambaikan tangannya yang mengakibatkan air di dalam kolam itu bergerak sesuai gerakan tangannya.




Grep!

Mark tersentak kaget saat mendapati tangan Taeyong melingkar sempurna diperutnya. Mommnya itu berlutut di belakangnya sambil memberinya back hug dan menyandarkan kepalanya di bahu Mark.

"Mom?" Tanya Mark nyaris berbisik tanpa membalikkan tubuhnya.

"Hm?" Balas Taeyong hanya dengan gumaman.

Taeyong memejamkan matanya, ia mengeratkan pelukannya pada putranya itu, tahukah kalian apa yang ia rasakan saat memeluk Mark seperti ini?

Rasanya sangat membahagiakan, menyenangkan, hingga tak dapat ia ungkapkan lewat kata-kata. Tapi di antara kebahagiaan itu juga terselip kesedihan yang mendalam, Mark selalu mengingatkannya pada sosok Jaehyun, ayah kandung Mark sendiri. Mereka berdua sangatlah mirip, baik postur tubuh, wajah, dan sifat pun begitu.

Tanpa disadari olehnya, satu tetes air mata jatuh membasahi pipi Taeyong yang masih dalam kondisi memeluk Mark dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahunya.

"Mommy tidak apa-apa?" Suara Mark terdengar lebih khawatir dari sebelumnya, tubuhnya masih diam di tempat, tetapi tangannya mulai terulur untuk mengusap pipi Mommnya tanpa berbalik.

Mark yang menyadari jika Taeyong sedang menangis langsung berbalik dan memberikan dekapan yang begitu erat kepada mommynya itu hingga Taeyong hampir saja terhuyung jatuh berkat pelukan erat putranya itu.

"Ssttt Mom, ada Markeu di sini, Mom tidak sendiri" bisik Mark di telinga Taeyong sambil mengusap punggungnya pelan dan penuh perasaan. Taeyong mengangguk mengiyakan berkali-kali, tapi air matanya malah terjatuh bertambah deras.

"Mark maafkan Mommy yaa" lirih Taeyong sambil menahan isakannya, sebenarnya ia tidak ingin menangis di depan Mark, tetapi kali ini rasanya tangisnya sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Mommy tidak salah apa-apa sama Markeu" balas Mark lembut.

Selanjutnya Mark melepas pelukannya, ia memegang kedua bahu Taeyong lalu mengusap sisa-sisa air mata yang masih mengalir di pipi lelaki cantik itu "Mom, Markeu tidak tahu kenapa Mommy menangis. Tapi Mark sakit Mom—"

"Sakit? Sakit di mananya Mark?" Tanya Taeyong panik sambil memeriksa tubuh Mark untuk melihat apakah ada yang terluka atau tidak.

Mark meraih satu tangan Taeyong yang masih sibuk mencari-cari luka di tubuhnya lalu menempelkannya ke dadanya sendiri.

Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang