Juu-Roku

7.5K 936 118
                                    

Taeyong menundukan kepalanya dalam saat ini, wajah Jaehyun berjarak tidak lebih dari sepuluh senti dari wajahnya, bahkan tubuh mereka berdua pun hampir saling menempel satu sama lain.

"Tatap aku" perintah Jaehyun dengan suara dalam yang penuh akan nada mendominasi, membuat lelaki mungil yang berada dalam kungkungannya saat ini terpaksa mengangkat kepalanya, membuat mata mereka berdua saling bertemu.

Dengan keadaan Jaehyun yang memojokkannya di tembok seperti ini membuat Taeyong tidak bisa berbuat apa-apa dan menahan napasnya dengan gemetar.

"A..apa?" Cicit Taeyong gemetar, ia bahkan bisa merasakan napas Jaehyun menerpa wajahnya dari jarak sedekat ini.

Mungkin memang kesalahannya sejak awal, yang memperbolehkan Jaehyun masuk dan berbicara di rumah mereka berdua ini.

Mark sendiri sedang tidur di kamarnya saat ini, jadi Taeyong sama sekali tak mempunyai alasan untuk menghindari situasi menegangkan ini.

"Jangan berkata seolah kau tidak tahu kesalahanmu Taeyong" geram Jaehyun dari sela-sela giginya, mata tajamnya memandang mata bulat Taeyong yang bergetar ketakutan.

"A..apa? A..aku tidak melakukan apapun" jawab Taeyong, tangannya meremasi ujung kemeja yang ia kenakan.

"Kau mengatakan pada Mingyu tentang hubungan kita yang sebenarnya!" bentak Jaehyun sambil memukul keras tembok di samping kepala Taeyong, membuat lelaki mungil itu ketakutan setengah mati, kakinya bahkan serasa seperti jelly saat ini.

"T..tapi semua yang kukatakan padanya.. Memang itu kebenarannya" bodohnya Taeyong yang masih berani menjawab singa yang sedang marah saat ini.

"KAU!!" Bentak Jaehyun sambil mencengkeram erat pergelangan tangan Taeyong, membuat empunya meringis kesakitan.

"Kau tidak tahu apa yang sudah kau lakukan!" lanjut Jaehyun sambil menatap Taeyong marah bercampur dengan sedikit tatapan aneh, frustasi?

"M..maafkan aku.." cicit Taeyong sambil berurai air mata, ia takut, aura Jaehyun saat ini benar-benar gelap dan mengerikan.

"Kau benar-benar tak tahu apa yang sudah kau lakukan!" maki Jaehyun lagi, masih sambil menatap Taeyong tajam.

"Hiks..maafkan aku.. Jaehyun.." isak Taeyong sambil menunduk.

Melihat air mata yang terus mengalir dari mata indah Taeyong membuat lelaki tinggi itu tiba-tiba merasakan rasa sesak di dadanya, tetapi ia menggelengkan kepalanya untuk mengusir perasaan itu.

Entah mendapat keberanian dari mana tiba-tiba Taeyong mengangkat kepalanya dan menatap Jaehyun dengan mata yang masih terus mengeluarkan air mata,

"Tapi apa yang kukatakan pada Mingyu benar apa adanya 'kan Jung Jaehyun? Kau masih suamiku, jika kau mengingatnya" ujar Taeyong dengan suara serak karena menangis.

Jaehyun terdiam beberapa detik sebelum mengacak rambutnya frustasi.

"Kau tidak paham" ujarnya kemudian.

"Ya! Aku memang tidak paham! Karena kau tidak pernah menjelaskannya padaku! Kau pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku, mengirim surai perceraian, dan tiba-tiba menjauhiku!" Taeyong mengeluarkan semua perasaan yang tidak bisa ia katakan pada Jaehyun selama ini, sekarang, hatinya menjadi sedikit lega setelah bisa mengucapkan semuanya.

Jaehyun tersentak dengan perkataan Taeyong barusan, rasa bersalah yang sangat besar segera mendera hatinya. Bukan berarti selama ini ia tidak merasa bersalah, melainkan kali ini mendengar secara langsung dari bibir Taeyong sendiri, membuat rasa bersalah itu seolah bertambah berkali-kali lipat.

"Aku berjanji akan menjelaskan semuanya setelah ini semua berakhir Taeyong" ujar Jaehyun pelan, tangannya mengusap lembut pipi Taeyong, menghapus air matanya yang masih terus mengalir.

Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang