Shichi

7.3K 939 148
                                    

"JAEHYUN!" Dengan sekuat tenaga Taeyong mendorong dada laki-laki tinggi di hadapannya yang baru saja dengan tanpa seijinnya telah menciumnya begitu saja.

Wajah Taeyong sudah memerah sempurna, menahan malu, marah dan kesal. Ia mengusap bibirnya kasar dengan punggung tangan sambil mengatur napasnya yang berantakan.

Jaehyun tetap tutup mulut, ia hanya memandang laki-laki mungil di hadapannya dengan pandangan remeh dan puas. Seringai tipis terukir di bibir indahnya.

"Kau melakukan pelecahan terhadapku Jung Jaehyun!" bentak Taeyong tak terima, ia tak pernah diperlakukan setidak sopan tadi selama ini. Tidak ada seorang pun yang pernah menyentuhnya tanpa seijinnya apalagi menciumnya seperti tadi.

Jaehyun mengerutkan keningnya ia melangkah mendekat lagi ke arah Taeyong dengan wajah serius dan rahang yang mengeras.

"Apa katamu barusan?" tanya Jaehyun dengan nada dingin dan menusuk. Taeyong tidak bisa menjawabnya, ia hanya diam sambil meremas jari-jarinya.

Tangan besar Jaehyun tergerak untuk meraih lengan kurus Taeyong sebelum si empunya memekik kencang.

"ARGHH PANAS!" pekik Taeyong sambil menyentakkan tangan Jaehyun dengan wajah ngeri, tetapi ia kalah kuat, Jaehyun masih terus mencengkeram lengannya erat.

Taeyong sekarang merasakan panas yang membakar di sekujur lengannya, ia meringis menahan panas itu mati-matian "Jaehyun— lep-pash" erangnya sekali lagi sambil berusaha melepas tangan Jaehyun.

"Maka ijinkan aku menyentuhmu. Kau tidak akan kepanasan jika kau mengijinkanku, masih ingat dengan peraturannya 'kan?" tanya Jaehyun dengan suara lembut.

Ya Taeyong tahu, Jaehyun dengan kemampuan uniknya yang bisa mengendalikan api itu selalu berefek ganjil jika bersentuhan dengannya, Taeyong akan merasakan panas yang membakar jika Jaehyun menyentuhnya, tapi itu semua tidak akan terjadi jika Taeyong mengijinkan dengan sepenuh hati Jaehyun menyentuhnya.

"Jaehyun— panas" erang Taeyong lagi, kali ini air matanya ikut menetes berkat rasa panas yang membakar lengannya dan rasa takut berkat phobia apinya yang tiba-tiba muncul ke permukaan.

Jaehyun masih bergeming di tempatnya sambil mencengkeram tangan Taeyong.

Perlahan pemuda mungil itu memejamkan mata, menarik napas dalam, lalu membuka matanya kembali, dan pada saat yang bersamaan rasa terbakar itu hilang begitu saja.

"Apa yang kau mau Jung Jaehyun?" tanya Taeyong sambil mengatupkan giginya rapat-rapat, ia tengah berada di titik paling kesal dengan orang di hadapannya saat ini.

"Aku menginginkanmu menuruti apa yang kumau" balas Jaehyun tegas.

"Kau siapaku hingga aku harus menurutimu hah?" Taeyong membalas dengan tak kalah berani.

Jaehyun menaikkan sudut bibirnya, menampilkan seringainya "aku suamimu ingat?"






Plak!

Sudah, Taeyong sudah tak tahan lagi untuk tidak melayangkan tamparan ke pipi mulus laki-laki di hadapannya yang seolah merendahkannya.

Jaehyun memejamkan mata sejenak, menarik napas lalu membuangnya, merasakan panas dipipinya. Taeyong itu juga laki-laki, tenaganya juga cukup kuat.

"Aku tak tahu apa yang kau mau Jaehyun! Tapi kalau kau sudah tak mencintaiku lagi maka cepat tanda tangani surat perceraian itu! Oh atau kau memang tidak pernah mencintaiku?!" Taeyong terkekeh geli, menertawakan dirinya sendiri yang sangat bodoh.

Jaehyun mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal erat di sisi tubuh.

"Hanya turuti saja apa kataku, maka kujamin hidupmu akan baik-baik saja" ujar Jaehyun dengan nada rendah dan aura mendominasi, tidak mau dibantah.

Our Fate: When Everything Changed ◽JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang