serius?

831 146 7
                                    

Hi buat kalian semua, di bab sebelum nya aku sempat koment minta tolong ke kalian semua, soal nya wattpad aku eror. Tapi, alhamdulillah sekarang udah kembali ke sedia kala, aku juga udah melapor ke bagian pusat wattpad dan udah bisa Next story lagi,  yeayy. Curhat sedikit, aku sempat nangis loh saat wattpad aku eror. But, story aku udah banyak yang di pending dan aku takut mengecewakan kalian semua yang aku terimakasih banget kalian mau tetap Stay menunggu story abal Abal aku ini.  Dan sekarang, karena di bab terdahulu aku postingan nya pendek banget dan nge gantung kayak jemuran. Kali ini aku bakalan Next sambungannya. So, jangan lupa vote n comment nya guys 😊😊

Chek it down ....

"ki, kalau gue suka  sama loe gimana?"

Yuki mematung, otak nya blank berusaha mencerna kata kata ambigu dari seorang Al ghazali.

"loe..?"

Ia menunjuk Al dengan tampang nya seperti biasa, satu alis terangkat.
Dari raut wajah Al sendiri, terdapat kesungguhan yang luar biasa, ntah apa yang direncanakan nya saat ini, tapi sungguh yuki tak bisa menebak sisi Al yang begitu mengejutkan nya.

"loe demam? Sakit kayak nya..."

Yuki tertawa garing berusaha mencairkan suasana. Dilihat nya Al yang masih berekspresi sama seperti tadi, yuki menghentikan tawa nya sejenak lalu memasang mimik wajah lucu, dengan kedipan mata juga mulut nya yang bungkam bagai di lem.

"gue, suka loe ki..."

"apa salah..?"

Wajah mereka yang tadi berhadapan begitu dekat kini amat jauh, sebab yuki yang ntah ketakutan atau tidak, memilih memundurkan kursi nya.

"loe apa apaan sih!! Loe kan ada allysa,  kalau mau bercanda,  loe ngak berhasil, Al!! Ini tuh ngak lucu sama sekali.."

Al memandang yuki dengan sorot wajah teduh,  sedangkan yuki memandang Al dengan sorot wajah kaku.

"gue ngak bercanda..."

"gue kan, suka loe sebagai sahabat..."

Eh? Sahabat?

"Gue suka cara loe tertawa, gue suka cara loe memandang, dan gue suka gaya loe yang apa ada nya. Loe itu happy virus buat gue..."

Mulut yuki menganga,  huft!!  tensin sudah diri nya yang menganggap Al menyukai nya lebih dari sahabat.

Ia menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, di sertai cengiran lebar juga roma wajah memerah, akibat malu.

"loe kalau mau muji gue,jangan kayak gini dong!! Gue udah berpikir yang ngak ngak sama loe, untung gue ngak baperan..."

Al tersenyum mendengar pernyataan yuki yang kelewatan jujur barusan.

Tapi, ada satu perasaan lega di diri Al saat mengatakan kata "suka" pada yuki tadi. Seperti, perasaan asing, yang sudah lama tak ia temui pada diri allysa.  Ralat!! Pada allysa pun ia tak pernah sesenang ini saat berkata suka, diwaktu pertama kali ia nembak.

"loe ngak baper sama gue..?"

Ucap Al dengan ekspresi terluka yg di buat buat nya.

"ngaklah!! Walaupun gue jomblo, gue ngak bakalan baper sama cowok orang. Itu prinsip gue....!"

"so, gue tanya sekali lagi, loe minta ketemuan sama gue,  ada maksud apa?"

"gimana kalau kita ngomong nya di taman ajah? Sekalian makan ice cream!! gue yakin, di cuaca panas ini loe sangat butuh yang dingin dingin.."

Yuki berfikir sejenak, sebelum akhir nya mengangguk antusias.
Yah, sepertinya otak nya butuh sesuatu yg manis juga dingin agar tak kepikiran akan semua perkataan Al tadi.
Kalian salah jika menganggap sikap easy going nya yuki barusan karena  sudah tak panik, sebab Al sudah menjelaskan bahwa suka yg ia maksud adalah suka sebagai seorang sahabat.
Walaupun begitu, rasa nya semua pernyataan Al barusan tersangkut di otak yuki layak nya layang layang yang tersangkut di ranting pohon.

Help!!  Adakah yg bisa bebaskan Al dari ingatan yuki??

**********

"loe kayak nya mau lama lama di dekat gue. Kenapasih ngak to the point ajah dari awal?"

Perjalanan dari kedai sushi ke taman dengan berjalan kaki terasa lebih sejuk bagi kedua nya. Angin yg berhembus dari pepohonan dan sunyi nya keadaan jalanan yang hanya di hiasi suara yuki yang mengoceh sedari tadi, membuat Al tak pernah melunturkan senyum di bibir manis nya.

"gue bakalan kasih tau loe saat loe udah rileks,  sebab gue ngak pengen nanti saat loe dengar berita ini, loe bakalan menjerit jerit, dan mencakar cakar gue akan kesalahan yg tidak gue perbuat"

"loe bicara ambigu lagi, berbelit beli tau ngak!! Otak gue lagi loading yah, jadi mohon kerja sama nya..."

Di kedai ice cream yuki memesan satu ice cream coklat tiramishu dengan topping oreo juga stick pocky. Sedangkan Al memesan satu ice cream vanila dengan topping kitkat Green tea.

"ayo, ngomong...  Gue udah siap dengar"

"habisin dulu ice krim nya kuyy, mubazzir..."

"bicara aja kali, gue dengerin.."

"gue takut loe keselek,  lagian makan sambil bicara kan ngak sopan.."

Yuki menurut, memakan ice cream nya dengan wajah riang tanpa bersuara, yah walaupun di dalam hati nya udah kepo akut sih...

"udah habis, loe bicara sekarang..."

Al mengambil tissu dari saku celana nya, kemudian membersihkan sisi mulut yuki yang belepotan ice cream.

"udah gede, masih ajah belepotan..."

Deg!!!
Gila!! Jantung yuki deg deg an.

Lagian, siapa yang tidak deg deg an sih saat berada di posisi yuki saat ini?  Posisi nya dan Al sungguh dekat, dengan wajah Al yang condong ke wajah nya, melap sisa sisa ice cream di sisi pinggir bibir yuki.

Kalau gue ice cream, udah meleleh gue!! Teriak yuki dalam hati.

"selesai.."

Al menjauh kan wajah nya dari yuki yang sudah terlihat memerah bagai kepiting rebus,merah padam!!

"eh, harus nya loe ngak usah repot repot, gue bisa kok bersihin nya sendiri..."

Al tersenyum manis, sebelum akhir nya ekspresi wajah nya berubah serius.

"gue akan ngomong sekarang, tentang kenapa gue ajak loe buat ketemuan.."

Yuki yang semula salah tingkah, kini memfokuskan pandangannya ke arah Al.

"ki..."

Yuki bergumam, ia memandang Al intens menunggu kelanjutan.

"pertunangan resmi kita di majukan,  Papa gue kemarin mergokin gue berdua sama allysa si kamar hotel..."

"hah? Maksud loe?"

"setelah loe pulang dari Ambon, di rumah bunda pertunangan kita bakalan di langsungkan.."

Yuki mematung dilihat nya Al yang juga tengah memandang wajah nya penuh rasa bersalah.

"loe, bikin apa di hotel sama allysa?"

"jangan zu'udson dulu, gue cuma nganterin dia karena di mabuk, dan gue ngak mau orang tua dia khawatir kalau dia pulang dengan tampilan sekacau itu.."

Yuki mengangguk mencoba mengerti. Hanya itu kah?

Bersambung... :)

Love Or Best?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang