allysa

648 122 8
                                    

Paris adalah kota kelahirannya. Kota penuh romansa, yg juga mempertemukan nya pada sosok Al yang sangat mirip dengan kepribadian nya.
Pertama mengenal Al, allysa merasa bahwa ia dan Al bagaikan pinang di belah dua. Sungguh mirip!! Namun, ia cukup perasa, bahwa; sesuatu yang mirip pasti tak selamanya lancar.

Jika yg mirip itu wajah, allysa pasti akan bahagia. Tapi, bukankah kepribadian seseorang tak pernah berubah, seberapa seringpun kita menutupi nya?
Ia dan Al adalah pecandu clubing'. Bagi mereka, clubing' adalah cara efektif untuk menghilangkan rasa stress yang terpendam .
Alkohol adalah penghilang rasa sakit dari pahitnya kesulitan hidup , dan pakaian minim adalah style nya sejak dulu.

Allysa benci menjadi pribadi yang lain. Ia benci berubah demi sesuatu yang dianggapnya terlalu berharap, toh ia juga tak memaksa.

Tapi, di kala Al datang membawa kata perjodohan itu. Ntah mengapa ia ingin egois!! 2 tahun mereka mengenal dan memulai pendekatan, masa ia harus melepaskan Al di bulan keempat mereka berpacaran ?.

Ada sesuatu yang berharga yang allysa harapkan dari Al. Bukan ketenaran, tapi cinta juga perhatian lebih yg orang tuanya pun jarang melakukan nya padanya.

Jika ingin jujur, ia tak benci Yuki!! Karena, Yuki juga tak tau apa apa.

Ia hanya sebal pada ikatan paksaan keduanya . Ia marah, karena sedikit demi sedikit perhatian Al berkurang padanya. Intinya, ia hanya seorang anak sulung dari dua bersaudara yang berasal dari keluarga broken home.

_________

"Aku ingin kembali ke Paris, Al ..."

Telfon genggamnya ia remas, menutup mata dengan sudut mata yang sedikit demi sedikit  mengeluarkan setitik air .

"Aku udah.memutuskan untuk melanjutkan pendidikan..."

"Aku ingin meneruskan rumah sakit papa di Paris..."

"Jangan tahan aku. Selesaikan dulu urusan kamu, baru nanti kita ketemu saat aku sudah berubah menjadi pribadi yang baik. Atau, jika memang kamu sudah mencintai Yuki, dan kalian saling mencintai. Tolong jangan cari aku yah!! Kirimi saja aku undangan pernikahan kalian. Aku pasti akan memberi sebuah hadiah perpisahan yang indah, tapi maaf mungkin jika itu terjadi, aku tak akan datang..."

"Sampaikan salam aku ke teman teman, bunda mu, juga ayah mu. Tak lupa, sampaikan maaf ku ke Yuki karena pertemuan kami sungguh menyebalkan . Katakan, bahwa aku ingin berteman dengannya..."

"Terakhir, aku ingin bilang ...."

"Ikuti kata hati kamu, Al ..."

"Cinta atau yang terbaik .."

Tittttttt

Sambungan terputus.

Itu adalah voice note allysa sebelum pergi pada Al. Ia tak ingin berkata langsung, sebut saja ia pecundang!! Ia hanya takut , untuk tetap stay pada situasi yang terlalu tiba tiba menurutnya.

"Al, aku pergi..."

____________

Di sisi lain, Yuki dan Al tengah berada di rumah sakit, menjenguk Gibran yang belum pulih sepenuhnya.

"Lo apa kabar?"

Al memulai pembicaraan.

"Seperti yang Lo lihat, gue baik .."

Gibran bersandar pada bantalan di tempat tidur rumah sakit, menatap Al yang sekarang tengah berdiri di hadapannya.

"Sejak kapan?"

Al membuka suara lagi

"Oh, tiga hari yang lalu gue tabrakan ..."

"Bukan itu!! Gue nanya, sejak kapan lo suka Yuki?"

Mulut Gibran berOh ria . Ia menatap Yuki lekat, sebelum akhirnya berani menatap langsung ke manik mata hitam pekat Al.

"Sejak kecil, intinya sebelum kalian di jodohin "

"Kok Lo nggak pernah ngasih tau gue?"

"Lo nya yg ngak nanya!! Kenapa gue harus beritahu!!!"

Al terdiam. Sepertinya, sifat cuek nya harus di ubah. Sahabat macam apa yg ngak tau perasaan sahabat nya sendiri?

"Kenapa dari awal Lo nggak jujur bilang suka sama Yuki ? Kalau dari awal Lo bilang kan, nggak bakalan serumit ini !!"

"Emang, kalau dulu gue bilang ke Yuki dia bakalan Nerima gue ?"

"Nyatain cinta itu nggak semudah membalikkan telapak tangan "
Ungkap Gibran .

"Kenapa? Lo takut di tolak?"

"Takut? Gue cuma pengen buat Yuki nyaman dulu di dekat gue, baru gue tembak."

"Tapi realita tak semanis ekspetasi , bukan ? Pas gue udah mantap buat nyatakan cinta ke Yuki, loe curhat bilang di jodohin sama bokap loe sama Yuki..."

"Gue sebagai sahabat yang baik, pasti dong pengen lihat Lo sama orang yang baik juga. Bukannya gue menentang hubungan Lo sama allysa, gue hanya nggak mau loe kebawa arus, sampai lupa, kalau di dunia ini tugas Lo bukan cuma Hura Hura, loe juga butuh pendamping hidup yang bisa mengubah elo. "

"Di dunia ini, manusia di takdir kan untuk menutup kekurangan satu sama lain untuk menjadi pasangan yg sempurna. Kalau loe dan allysa aja bentukannya kayak gitu, gimana mau saling melengkapi ? Toh, kalian hobby nya sama , Hura Hura, clubing', minum , mabuk, Ajeb Ajeb!!"

Yuki berdehem . Ia memantang Gibran galak, yg di balas senyum cengengesan oleh Gibran.

"Trus, kalau emang Lo dari awal niatan nya pengen buat gue bersatu sama Yuki. Kenapa sekarang, Lo malah rebut dia dari gue?"

Gibran tertawa mengejek , ia menggelengkan kepala tak percaya.

"Karena Gue nggak percaya sama Lo!! Lo mau mengekang Yuki karena status kalian, tapi masih sering ketemuan tiap malam sama allysa.
Lo egois atau rakus ? "

"Kita ketemuan, tapi nggak ngapa-ngapain!!"

" Bagi gue sama aja!!"

Gibran menyela , memandang Al tajam walau saat ini sikapnya masih saja tenang.

"Al, waktu itu Lo bilang kalau gue suka sama Yuki, gue harus bilang ke elo kan ?"

"Tolong, relakan Yuki buat gue . Gue cuma pengen membahagiakan orang yang selama ini buat hidup gue bahagia hanya dengan memandang wajah dia aja ."

Al menarik nafas dalam, sebelum mengeluarkan nya secara kasar. Ia memandang Yuki cukup lama , memandang mata coklat hazel itu yg sedari tadi mengisyaratkan untuk mengangguk.

Baiklah, mungkin yang ia rasakan ke Yuki hanya rasa sayang juga kagum. Hanya rasa sementara, yang Al harap hanya menjadi kenangan .

"Oke, semoga kalian bahagia..."

"Gue tunggu undangan nya!!!"

Al melangkah maju, menepuk pundak Gibran disertai senyuman tipis penuh makna

Yuki dan Gibran tersenyum. Inikah saatnya berbahagia ?

_____________

Love Or Best?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang