Chapter 7

4.1K 395 55
                                    

JIYEON POVS

Tangan Jimin aku genggam erat.

" Ireona " Perlahan lahan aku mengusap tangannya.

" Bangun lah Park Jimin...Tsk...saya risau pasal awak tau tak...tsk " Air mata aku yang mengalir aku biarkan.

Kreak~

" Dr.Han boleh kami check Jimin kejap? " Soal Hanui sebagai Nurse.

Aku mengangguk.

Aku mengelap air mata aku.

" Jangan injuct dia " Pesan ku.

Hanui mengangguk.

" Saya pergi dulu " Dahinya aku cium lembut sebelum keluar.

~

HANUI POVS

" Dr.Shin ah saya tengok kan Dr.Han tu sayang betul dengan Jimin ya " Aku tersenyum memandang Dr.Shin.

" Kan saya pun sama " Dr.Shin senyum dan menukar bandage kepala Jimin.

" Oh ya...Dr.Han pesan supaya jangan injuct Jimin " Kataku.

" Ania.Jimin perlukan injuctions tu " Balas Dr.Shin

Aku hanya diam.

" Tapi Dr.Han... " Aku menundukkan kepala aku bila Dr.Song masuk.

" Hanui awak boleh keluar,Shin ah sedia kan injuctions tu " Dr.Song melanggar bahu aku.

Aku bow dan keluar.

~

JIYEON POVS

Setelah 30 minit aku berehat di Cafe aku kembali ke wad Jimin.

Bibir aku tersenyum bila Jimin telah sedarkan dirinya.

" Annyeonghasayo " Aku duduk disebelah Jimin.

" Uhm " Jimin menjeling aku.

Marah ke?

" Hey hey awak okay? " Kataku lalu mencubit pipinya.

" Kau tinggalkan aku " Jimin menjauhkan mukanya.

" Ania tadi Dr.Shin nak tukar bandage awak...tu yang saya keluar...saya bukan sengaja nak tinggal kan awak tau tak " Aku mencebikkan bibirku.

" Kau tak tipu? " Tanya Jimin.

" Tak " Aku mengangkat tangan aku.

Tiba tiba mata aku terpandang kesan suntikan pada lengan Jimin.

Lantas Jimin menutup lengannya.

" Bagi saya tengok lengan awak " Aku memegang lengan Jimin.

" A-ania takde apa apa pun lah aku okay " Jimin tersenyum.

Lantas aku menyelak lengan bajunya.

Terdapat kesan suntikkan yang masih baru pada lengannya.

"Ji Hyo injuct awak kan? " Soalku.

Jimin diam.

Aku terus keluar dari wad Jimin dan menuju ke bilik Ji Hyo.

~

Gang!

Pintunya aku rempuh kasar.

" SONG JI HYO AH!!! " Aku menghampiri Ji Hyo.

" Kau nak apa? Masuk bilik aku ni? " Ji Hyo menggulingkan matanya.

" KAU INJUCT JIMIN LAGI KAN?! " Soalku.

" Yesss aku injuct dia...whae? " Soalnya.

" KAU TAK FAHAM BAHASA KE APA HAH PREMPUAN?! AKU DAH CAKAP BANYAK KALI KAN JANGAN INJUCT JIMIN!!!KAU INJUCT DIA KENAPA?! DAN AWAK KANG HANUI!!! SAYA DAH PESAN SUPAYA JANGAN INJUCT PESAKIT SAYA!!!WHAE AWAK TAK HALANG JI HYO?! TAK KAN LAH DISEBABKAN SAYA ORANG BARU DEKAT SINI AWAK SEMUA ENDAHKAN ARAHAN SAYA!!!AWAK NAK DIA MATI KE HAH?! " Nafasku turun naik.

" J-jiyeon " Nama aku dipanggil oleh seseorang.

Aku memandang ke arah pintu.

Kelihatan Jimin yang dipapah oleh dua orang nurse.

Lantas aku menghampiri Jimin.

" Awak buat apa dekat sini? " Aku memegang tangannya.

" Teman aku " Jimin memandang aku.

Aku memimpin tangannya dan pinggangnya aku peluk dari tepi.

~

Aku membantu Jimin untuk naik keatas katilnya.

Tiada satu pun bunyi yang keluar.

" Jiyeon " Panggil Jimin.

Aku hanya memandangnya.

" Kau marah aku ke? " Jimin memandang aku.

" Aku mintak maaf " Jimin memegang tangan aku.

Rambutnya aku usap.

" Saya tak marah awak lah " Kataku lalu tersenyum.

" J-jangan la garang sangat " Jimin menundukkan kepalanya.

" Hah? " Soalku blur dengan apa yang Jimin katakan.

" Kau sama macam Ji Hyo bila marah...Aku takut " Jimin melepaskan pegangannya pada tangan aku.

" Aigoo awak takut eh??? " Pipinya aku cubit.

Perlahan lahan Jimin mengangguk.

" Saya tak marah awak lah...saya marah si Ji Hyo bodo tu ha " Aku menarik narik baju aku.

Mata aku membutang apabila Jimin bertindak memeluk aku.

" Whae? " Aku meletakkan dagu diatas bahu Jimin.

" Kau selalu peluk aku bila aku marah,skrang ni kan kau tengah marah...jadi aku peluk lah kau " Belakangku diusap perlahan.

Jujur aku cakap yang aku selesa dengan Jimin.

" Habistu...kalau saya nangis? " Badan Jimin aku peluk.

Jimin mendiamkan diri.

Air mata yang aku tahan tadi mula mengalir.

" Tsk...tsk " Tangisan halus aku mula kedengaran.

Jimin meleraikan pelukan dan memandang aku.

" Hiks...Hiks... " Aku menundukkan kepala aku.

Cchup!

Satu kucupan hangat hinggap pada dahi aku.

" Kau jangan la nangis " Air mata aku dilap dengan menggunakan jarinya.

" Nak hiks...nangis jugak...hiks...saya risau tentang awak tau tak! " Aku memeluk Jimin.

" Eiii gedik " Rambut ku diusap perlahan.

" Biarlah saya gedik pun dengan awak je " Tangannya aku pegang.

" Yelah terus kan lah menggedik dengan aku yang handsome ni " Kata Jimin.

Aku tersenyum.

Pipinya aku cium lama.

" Sayang awak " Sempat pipinya aku tarik.

[TBC]

His Psychology Doctor - Park Jimin °Complete°Where stories live. Discover now