🍀02 | Appeared Hesitation🍀

3.1K 347 24
                                    

  Waktu berlalu begitu cepat dan hari di mana pembukaan pameran Kim Se Jeong pun datang pada hari ini juga. Banyak orang yang datang. Tak hanya dari kalangan biasa, teman-temannya dan juga orang-orang pecinta seni juga datang. Se Jeong merasa senang bahwa pameran pertamanya ini sukses. Setidaknya, hasil kerja kerasnya dan karyawan lain tak sia-sia.

"Wah~ ramai juga ternyata." celetuk seseorang yang berhasil membuat Se Jeong mengalihkan perhatiannya. Kim Do Young.

"Kau bilang, kau sibuk dan tidak bisa datang. Apa-apaan ini?" cibir Se Jeong mengingat ucapan Do Young beberapa hari yang lalu saat ia mengajak Do Young untuk datang.

"Sebenarnya, aku juga tidak mau datang. Tapi, rapat hari ini dibatalkan karena suatu hal dan karena aku memang sedang kosong, jadi aku putuskan untuk datang." ujar Do Young sembari mengedarkan pandangannya.

"Begitu?" timpal Se Jeong. "Kau datang sendiri?"

"Iya.. "

"Oh.. terlihat jelas sekali kesendirianmu itu."

"Jangan mulai."

"Tapi, memang benar, bukan?"

"Terserah kau saja.. " dan berikutnya, Se Jeong terkekeh setelah berhasil membuat Do Young kesal.

"Sayang!" tiba-tiba, seseorang yang amat ia kenal datang menghampirinya. Seketika, Se Jeong tersenyum lebar dan memeluk sosok itu. "Maaf, aku terlambat."

"Tidak apa. Pada akhirnya, kau datang juga, bukan?" ujar Se Jeong tanpa melepaskan pelukannya. Melupakan seorang pria yang masih merasa sedih akibat kejadian seminggu yang lalu. Hah~

"Kalian benar-benar menyebalkan!" celetuk Do Young menyindir, yang kemudian meninggalkan dua insan itu. Menyakitkan mata saja!

🍃

  Akhirnya, acara pameran tersebut berakhir tepat pukul 7 malam dan cukup sukses karena banyak orang yang datang. Bahkan, tadi ada beberapa orang juga menawar untuk membeli beberapa barang.

  Sekarang, Se Jeong bersama rekannya yang lain tengah berada di sebuah rumah makan sederhana. Sebagai perayaan untuk hari ini. Mereka terlihat bahagia karena hari ini.

"Ah.. jadi, pria yang memelukmu tadi.. adalah kekasihmu? Benar begitu, Se Jeong-ssi?" tanya seorang wanita yang merupakan salah satu seniman berupa lukisan yang dipajang tadi.

"Iya.. dia kekasihku." jawab Se Jeong sedikit malu. Entahlah, mengumbar soal statusnya dengan Won Woo sendiri masih terasa aneh bagi Se Jeong. Itulah kenapa setidaknya dia butuh Won Woo jika sekali-kali ada yang bertanya apa hubungan di antara mereka. Sayang, sekarang Won Woo tak bisa menemaninya karena sesuatu hal.

"Lalu, pria yang juga terlihat akrab denganmu tadi? Yang memiliki senyum ala gummy smile. Dia siapa?" kali ini, orang lain yang bertanya.

"Eum.. dia sahabatku. Sahabat dari kecil."

"Woah~ benarkah?" pekik orang yang masih sama. "Euh.. apakah dia sudah memiliki kekasih, Se Jeong-ssi? Kalau tidak, bisakah kau kenalkan aku padanya? Sepertinya aku tertarik padanya." ujarnya yang kemudian menunjukkan tawa kecil.

"Maaf?" pekik Se Jeong yang menjadi kikuk. "Ah.. aku tidak yakin." atau mungkin lebih tepatnya tak yakin karena gadis yang ada di depannya ini dikenal dengan sikap yang tidak tahu malunya. Sedangkan dia tahu bahwa Do Young tidak suka tipe wanita seperti itu. Baginya, merepotkan.

  Acara makan mereka selesai tepat pukul 10. Satu per satu dari mereka mulai meninggalkan tempat untuk kembali ke rumah. Tak ketinggalan seorang Kim Se Jeong yang memilih ingin cepat pulang. Ini karena dia merasa sedikit mabuk sekarang.

(Un)Fake Soulmate | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang