🍀11 | Confession🍀

2.6K 286 34
                                    

  Akhir-akhir ini, Kim Do Young lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor. Sangking banyaknya pekerjaan yang harus dia urus. Bahkan, dia juga sering tidur di kantor saat terlalu lelah untuk pulang.

  Se Jeong merasa kasihan. Tentu saja. Baru pertama kali selama pria itu bekerja di perusahaan sang ayah mertua, Se Jeong mendapati Do Young sebegitu bekerja kerasnya. Mungkin, karena pekerjaan yang akhir-akhir ini 'menimpa' Do Young akan menghasilkan keuntungan yang besar.

  Se Jeong ingin membantu. Namun, dia bisa apa? Bahkan, bidangnya dengan Do Young saja berbeda. Hah~

"Pekerjaanmu belum selesai?" tanya seorang Kim Se Jeong pada seseorang di ujung telpon sana. Dia menghubungi Do Young, yang masih di kantor. Pukul 10 malam.

"Sedikit lagi. Kenapa?" sahut Do Young di sana. Beberapa kali, bisa Se Jeong dengar suara lembar demi lembar kertas terbolak-balik.

"Apa kalau sudah selesai, kau berencana untuk tidur di sana lagi?" tanya Se Jeong lagi.

"Iya.. "

"Begitu ya?" terdengar nada suara kecewa sekaligus tak tega dari gadis itu. Sungguh, rasanya dia ingin--

"Kau merindukanku ya?" goda Do Young di sana. Membuat Se Jeong memasang wajah kesal.

"Kau gila ya? Untuk apa aku merindukanmu? Tidak penting.. " elak Se Jeong tidak terima dengan tuduhan Do Young barusan.

"Kalau rindu, katakan saja. Tidak perlu malu-malu. Hahaha.. "

"Tertawa saja terus. Aku doakan, pekerjaanmu selama seminggu ini sia-sia."

"Jangan seperti itu. Aku bekerja juga demi dirimu. Tahu?"

"Tidak peduli." dan tanpa basa-basi, Se Jeong langsung memutuskan panggilan tersebut. Masih dengan raut wajah merengutnya, dia memeluk bantalnya semakin erat. Kemudian, menghela napas pelan. "Dasar.. "

  Berbeda dengan Do Young yang alih-alih kesal karena Se Jeong dengan seenak hati memutuskan panggilan tanpa permisi, Do Young hanya tertawa dan kembali sibuk dengan berkas-berkasnya.

"Padahal aku juga akan membalasnya."

🍃

  Tidak main-main memang. Sibuknya seorang Kim Do Young kali ini bahkan sampai membuat seorang Kim Do Young akhirnya tumbang. Pria itu langsung jatuh sakit setelah melakukan rapat tadi pagi. Untung saja perjuangan pria itu menghasilkan kesepakatan yang memuaskan. Bagaimana jika tidak?

  Dengan bantuan Lee Je No, Do Young dibawa pulang (setelah menolak untuk tidak dibawa ke rumah sakit) dan Se Jeong segera memanggil dokter pribadi. Ya Tuhan~ dia tidak tahu apa-apa, jadi dia memanggil seorang dokter yang kebetulan adalah kenalannya.

  Dan hasil diagnosa mengatakan bahwa Do Young hanya kelelahan. Hanya perlu istirahat panjang, tidak memikirkan hal-hal yang berat, dan minum obat teratur.. maka, pria itu bisa cepat pulih. Se Jeong yang mendapatkan pesan itu pun, mengangguk dan berjanji akan merawat Do Young dengan baik.

  Sekarang tinggalah dua orang itu di apartemen. Se Jeong membiarkan Do Young untuk beristirahat di kamarnya.. kamar Do Young yang dia tempati lebih tepatnya. Dia tidak tega melihat pria itu yang sudah tak berdaya tidur di kasur ruang kerja. Oh.. dia pernah merasakan kasur itu dan rasanya sungguh tidak nyaman. Hmm.. mungkin, dia harus mengajak Do Young berdiskusi lagi soal kamar tidur.

"Rasanya aku ingin mengomelimu, tapi aku juga tidak ada tenaga untuk mengomelimu. Ish.. " ujar Se Jeong sembari menatap Do Young penuh ketidaktegaan. Berbeda dengan Do Young yang, masih, bisa tersenyum di saat sakit. Kebiasaan yang takkan pernah bilang. Mirip sekali dengan Ibunya.

(Un)Fake Soulmate | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang