🍀07 | Yes, I Accept🍀

2.5K 281 33
                                    

"Makan malam dengan keluarganya Se Jeong?"

"Iya.. kau bisa datang kan, sayang? Sabtu malam besok."

"Baiklah.. "

"Ah.. terima kasih, Do Young-ah. Kau santai saja. Tidak perlu membawa apa-apa. Mengerti?"

"Baik, Bu.. "

"Sampai jumpa besok.. "

"Iya.. "

Do Young baru saja mendapatkan telpon dari Ibunya soal acara makan malam bersama keluarga Se Jeong. Entahlah, rasanya sedikit tiba-tiba mengingat tidak ada hal khusus yang akhir-akhir ini terjadi di antara kedua keluarga ini. Yah~ biasanya, kalau ada sesuatu seperti kemenangan, dua keluarga ini akan saling merayakannya bersama. Terakhir kali soal Ji Beom yang menang olimpiade Matematika pada musim gugur tahun lalu. Sudah cukup lama.

Tapi, tak ada alasan bagi dirinya untuk menolak. Maka, Do Young hanya menuruti permintaan Ibunya itu. Tanpa merasa curiga.

🍃

Dam akhirnya tibalah hari di mana dua keluarga ini berjanjian untuk makan malam bersama di rumah keluarga Kim Do Young. Dua keluarga sudah duduk di kursi masing-masing. Meja berbentuk persegi panjang itu cukup memenuhi dua keluarga tersebut. Yah~ walau hanya menyisakan satu kursi kosong.

"Wah.. sudah lama sekali kita tidak makan malam bersama. Senang melihat kalian semua." ujar sang tuan rumah, Kim Bae Won. Ayah dari dua putera, Kim Do Young dan Kim Ji Beom.

"Iya.. aku begitu senang saat tahu istrimu mengajak kami untuk makan bersama. Yah~ terdengar seperti kita sudah lama tidak bertemu. Padahal, kenyataan berbanding terbalik. Ahaha.. " sahut Ayahnya Se Jeong, Kim Ji Won. Dan membuat suasana di meja makan itu terasa hangat dengan tawa mereka.

Tapi, berbeda dengan Se Jeong dan Do Young yang terlihat tak bersemangat. Entahlah apa yang membuat mereka seperti kehilangan napsu makan. Padahal, biasanya tidak seperti itu.

"Ibu.. " panggil Se Jeong pelan. Memanggil sang Ibunya. "Bolehkah aku keluar sebentar?"

"Kenapa? Kau tidak enak badan?" tanya Yoon Ah yang berniat berbisik, malah membuat yang lainnya menoleh pada mereka berdua.

"Ada apa? Se Jeong-ku sakit?" celetuk Ibunya Do Young yang terdengar khawatir. Takut sang calon menantunya sakit.

"Ah.. tidak, Bi. Aku baik-baik saja." ujar Se Jeong mengelak. "Aku hanya ingin mencari angin saja. Boleh tidak?"

"Oh.. tentu saja." jawab Joo Hyun. "Do Young yang akan menemanimu."

"Apa?"

"Oh.. tidak perlu. Aku bisa-- "

"Tunggu apa lagi, Do Young-ah? Cepat temani Se Jeong! Cepat~ "

Do Young yang masih menunjukkan ketidakinginannya, hanya bisa pasrah dan segera bangkit dari duduknya. Menatap Se Jeong dengan tatapan meminta Se Jeong untuk segera berdiri. Dan akhirnya keduanya pergi meninggalkan tempat tersebut.

Ini sudah malam dan rasanya tak mungkin pergi jauh dari rumah saat keluarga mereka sedang berkumpul. Jadi, Se Jeong hanya mengajak Do Young untuk memutari dua sampai tiga gang kawasan rumah mereka.

"Maaf ya membuatmu harus menemaniku." ujar Se Jeong setelah beberapa menit mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Iya.. tak masalah. Lagipula, aku juga tidak dalam suasana hati yang baik. Entah kenapa." ujar Do Young dengan kedua tangan yang dia masukan dalam saku celananya.

"Aku juga. Entah kenapa, aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi."

"Kau berpikir seperti itu?"

(Un)Fake Soulmate | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang