🍀19 | Twin🍀

3.5K 283 68
                                    

  Semua memang butuh waktu. Apapun yang Tuhan berikan, pasti hanya waktu yang bisa membawa kita pada satu titik jawaban atas semua yang telah terjadi.

  Begitu pula pada pasangan ini. Mereka memang tidak pernah menyangka bahwa akan menikah dengan cara konyol. Kalau kata orang sekarang, "memang perjodohan itu masih jaman?", bukan sekedar ini masih jaman atau tidak.. tapi bagaimana kita bisa menerimanya.

  Kim Do Young pernah punya cerita. Dia pernah menyukai seorang gadis dalam waktu yang cukup lama. Dia berniat melamarnya walau ada satu kesalahan telah dia perbuat. Tidak pernah memulai walau dia berusaha terus berada di sisi gadis itu. Rasanya percuma. Menunggu untuk waktu yang lama namun berakhir tidak bersama. Terkadang Do Young merasa bodoh pada dirinya sendiri. Kenapa dia selambat itu padahal gadis itu juga menunggunya.

  Kim Se Jeong juga pernah memiliki cerita sendiri. Dia banyak dekat dengan pria namun siapa sangka kekasih pertamanya adalah pria itu? Dan siapa sangka juga orang pertama yang menyakitinya juga orang yang sama? Menyisakan rasa sakit yang tersimpan untuk waktu yang cukup lama. Pria jahat!

  Dua orang ini memiliki cerita masing-masing. Walau sama-sama berakhir tak bahagia, namun bukan berarti mereka menyesal di waktu sekarang ini. Mereka sudah bahagia. Mereka sudah menerima keadaan saat ini. Pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan demi sang ibu yang akhirnya sudah sembuh dari sakitnya. Keduanya merasa bersyukur.

  Apapun itu, mereka memang sudah menerima kenyataan ini. Bahkan sudah mencintai satu sama lain. Lalu, apa lagi?

🍃

"Se Jeong-ah.. kenapa kau lama sekali? Apa yang terjadi di dalam? Kau baik-baik saja?"

  Pria itu berdiri di depan pintu kamar mandi. Dengan perasaan tak tenang dan raut wajah yang mendukung, Do Young terus menggedor pintu sampai Se Jeong menjawab pertanyaannya. Tapi sejak 5 menit yang lalu, Se Jeong tak memberikan respon atas teriakannya. Do Young semakin merasa gundah.

"Kim Se Jeong.. kalau kau tidak keluar atau sekedar meresponku, aku akan mendobrak pintu ini. Aku tidak bercanda." ujar Do Young yang berikutnya mendekatkan telinga ke pintu. Benar-benar sunyi. "Baiklah, aku akan mendobraknya dalam hitungan 3. Aku benar-benar serius."

  Dengan tekad tak bisa ia urungkan lagi, Do Young berjalan mundur dan bersiap akan mendobrak pintu tersebut. Dia menarik napas dalam-dalam.

"Satu.. dua.. ti-- AKHH!"

"YAK!"

  Do Young memang serius namun aksinya terurungkan setelah pintu itu terbuka sendiri. Eh.. bukan. Maksudnya dibuka oleh Se Jeong yang akhirnya keluar.

"Yak! Kau membuatku khawatir. Kau baik-baik saja?" ujar Do Young sembari memutar tubuh Se Jeong. Siapa tahu kalau ada luka di tubuhnya?

"Do Young.. "

"Hmm?" jawab pendek Do Young. Namun perhatiannya masih sibuk menelisik tubuh Se Jeong. Tapi dia tak menemukan sedikit cedera di tubuh gadis itu.

"Sepertinya, aku hamil."

"Oh.. kau hamil?"

Satu..

Dua..

Tiga..

"APA?! HAMIL?! DIRIMU?!"

  Se Jeong mengangguk. Menandakan bahwa dia membenarkan ucapan Do Young. Tunggu.. hamil.

"Kau serius, Se Jeong-ah? Kau hamil?" sekali lagi. Sangking tidak percayanya Do Young.

"Tapi aku juga tidak yakin karena aku megeceknya lewat alat testpack ini. Aku kurang percaya dengan barang-barang semacam ini."

(Un)Fake Soulmate | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang