5. senja

3K 352 12
                                    

Marcell menatap datar ke arah lisa yang sekarang berlari ke arahnya, dia  menghabiskan duapuluh lima menit untuk menunggu lisa.
Make up lisa sudah di hapus, dia hanya menggunakan make up tipis, liptint berwarna peach.
Dan marcell suka tampilan lisa yang seperti sekarang, fresh dan cantik, dan yang pasti membuat marcell terpesona.

"sorry, sorry" lisa mengatur nafas nya.
"telat lima belas menit, katanya mau buka kantor EO, harus disiplin dong"

"Yasudah, saya pulang sendiri"

Sebelum lisa berbalik, marcell sudah menarik tangan lisa.

"kunci mobil?" marcell bertanya.

Lisa mengeluarkan kunci mobil dari tas selempang nya dan memberikannya pada marcell.
Marcell tersenyum kecil, lalu menyerahkannya pada seorang security.

"antar kunci mobil nya ke kak yuna, bilangin dari saya kalau mobil lisa harus sampai di rumah nya enggak boleh telat" marcell berkata.

"iya, pak marcell" security itu langsung pamit pergi

Lisa mendengus.

"menangnya mau kemana?" lisa bertanya.

"jalan-jalan naik motor" marcell menarik lisa, menggenggam tangan gadis itu yang sedang blank.

Bagi lisa, dekat dengan lelaki dewasa yang punya usia hampir sepuluh tahun lebih tua itu memang berbeda. Lisa meyakinkan dirinya kalau dia tidak boleh terbawa perasaan, lelaki mapan seperti marcell bisa saja hanya ingin main-main dengannya.

Marcell memasangkan helm di kepala lisa, lalu menaiki motor besar harley davidson nya.

"naik!" marcell berkata. Lisa naik di boncengan marcell dan memegang jaket lelaki itu.

Marcell tersenyum miring, lalu menggas motornya dengan tiba-tiba, dan itu berhasil membuat lisa terlonjak kaget dan memeluk pinggang marcell.

"mau kemana?" lisa berkata di sebelah telinga marcell, tanpa sengaja dagu nya bersandar di bahu lelaki itu.
"saya juga enggak terlalu tau daerah jakarta" marcell menjawab. "keliling aja lah dulu"

"jalanan kalau lagi senja biasanya lumayan padat" lisa berkata.

"kamu bakalan tau, sensasi nya naik motor lagi senja" marcell menjawab.

Entah kenapa perkataan marcell benar, naik motor seperti ini punya sensasi yang berbeda, saat langit mulai menguning di tengah padatnya jalanan, orang yang segera ingin pulang ke rumah bertemu keluarga mereka. Lampu jalanan yang mulai menyala, lisa tidak pernah merasa dada nya bergemuruh seperti ini hanya karna naik motor berdua dengan seorang laki-laki di waktu senja.

Lisa juga sering naik motor dengan jungkook, dulu. Tapi rasanya berbeda, dia merasa ada yang berbeda saat dia bersama marcell.

Tanpa sadar, lisa menyandarkan kepalanya di bahu marcell. 

"lice, papa saya nyariin" marcell berkata. Mereka sedang berhenti karna lampu merah.

"kamu belum jelasin ke mereka, kalau kita enggak pacaran?" lisa menjawab.

"saya sibuk, enggak ada waktu"

"ngapain sih?" lisa bertanya "saya pikir, fotografer kerjaan yang fleksibel"

"saya baru pulang dari melbourne buat kerjaan" marcell menjawab.

"maaf" lisa menghela nafasnya.

Marcell tersenyum lebar menyadari kalau posisi nya dan gadis berwajah boneka ini sekarang sangat intim, dan gadis ini sedang mendengus karna nya.

"ngomong-ngomong, orangtua kamu sekarang di mana?" marcell bertanya.

"mama ikut suami nya yang baru di bangkok" lisa menjawab.

"wah, pas tuh saya juga mau liburan ke thailand. Liburan bareng yuk!"

"kamu itu emang sefrontal itu, ya?"

"ya gitu deh, kamu jadi tour guide saya. Tiket ke thailand nya saya beliin"

"ngapain deh ke thailand, disini juga banyak tempat liburan bagus"

"mau ketemu ibu kamu lah, sekalian liburan. Pepatah bilang sekali dayung dua pulau terlampaui" marcell menjawab .

dasar om-om jago modusin. Syukur gue anti baper .

"makan malam dulu lice" marcell berkata.

"dimana?" lisa bertanya.

"di rumah papa" marcell menjawab, lalu tertawa "saya cuma bercanda"

"dasar om-om gila"

Marcell hanya tertawa menanggapi nya, dia menghentikan motor nya di depan tempat makan biasa.

Lisa turun dan membuka helm nya, dia seperti kenal mobil yang terparkir tidak jauh dari motor besar marcell.

"kamu kenapa?, atau kita pindah tempat makan aja?" marcell bertanya.
"enggak, cuma kayak kenal aja sama mobil nya"

Marcell hanya mengangkat bahu nya acuh, lalu merangkul bahu lisa masuk. Dia tidak salah, itu mobil jungkook.

"kenapa pakai acara rangkul-rangkul segala, sih?" lisa melepaskan rangkulan marcell.

"nanti cowok-cowok salah paham kalau kamu enggak saya rangkul, nanti mereka ngira kamu sendirian, kan kamu datang nya sama saya"

Lisa memutar bola mata nya jengah.

Lisa tidak tau kalau marcell sengaja memilih tempat duduk tepat di belakang tempat duduk jungkook dan gadis berambut pendek yang lisa kenal sebagai selingkuhan mantannya itu.

"kamu sengaja, ya!" lisa berkata pelan dengan nada tajam.

"kenapa?" marcell bertanya.

"Lo enggak bisa putusin gue gitu aja demi lisa" una berkata, lisa jadi sedikit penasaran dengan obrolan jungkook dan selingkuhannya itu, sedangkan marcell hanya tersenyum miring sambil memesan makanan untuk nya dan lisa pada pelayan yang menghampiri nya.

"dari awal gue sudah bilang, gue emang suka sama lo tapi gue sayang sama lisa" jungkook menjawab.

"apa yang lo dapat dari lisa?. Apa service lisa lebih bagus, terus kenapa lo selingkuhin dia sama gue?" suara una terdengar kesal.

"Kamu udah enggak virgin lagi?" marcell bertanya pelan pada lisa.

"enak aja. Itu cewek mulutnya enggak ada di filter. Walaupun gini-gini, saya cuma ngasih kehormatan saya sama suami saya nanti" lisa menjawab. Marcell terkekah mendengarnya. Mereka masih mendengar obrolan jungkook dan una.

"ini beda nya lo sama lisa, dia terhormat" jungkook berkata.

Marcell tersenyum, lalu bangun dari duduk nya, detik itu juga jungkook dan una sadar kalau lisa ada di belakang mereka.

"lice?" jungkook berdiri.

"kita masak makan malam" marcell berkata, lisa mengerjapkan matanya beberapa kali. Bingung harus bagaimana menyikapi keadaan yang menurutnya sudah seperti sinetron ini.

"sa..saya enggak bisa masak" lisa menjawab.

Marcell mengulurkan tangannya sambil menghela nafasnya.

"kamu bukan istri idaman, tapi karna saya ini lebih berengsek dari mantan kamu, jadi kamu enggak perlu jadi istri idaman yang bisa masak. Saya akan masak buat kamu" marcell berkata.

Lisa tersenyum kecil dan menerima uluran tangan marcell.

"kamu tau kenapa saya selalu bicara dengan formal ke kamu?, pakai saya-kamu" marcell berkata "karna saya menghormati dan menghargai kamu"

Lisa tertegun, pipi nya bersemu merah saat melihat marcell tersenyum dan menariknya pergi.

Jungkook mengeraskan rahangnya, dia sangat kesal sekarang, secara tidak langsung lelaki yang menggenggam tangan lisa itu, sedang menyinggung nya.

................................Tbc


Side to SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang