Selama perjalanan ke rumah orangtua marcell, lisa hanya diam dengan pipi yang memerah yang tidak bisa di tahannya saat ingat kalau marcell punya jawaban yang di luar pemikirannya saat lelaki itu bicara dengan jungkook.
Marcell juga tidak bicara apa pun pada nya, melihat lisa yang sesekali terlihat malu di kaca spion sambil memeluknya, itu menyenangkan.
Marcell bukan tipe lelaki yang suka ambil pusing dengan perasaan nya, kalau dia merasa nyaman dan ingin selalu lisa menemani nya, dia hanya ingin lisa. Marcell menganggap kalau dia jatuh cinta lagi, saat dada nya berdetak lebih cepat hanya untuk lisa. Mungkin terlalu singkat bagi orang-orang untuk bisa di katakan cinta, tapi marcell berbeda, dia hanya ingin satu gadis setelah perjalanan kisah asmara nya yang bisa di bilang berengsek, dan itu lisa.
"kamu kebanyakan pakai blush on, ya?" marcell bertanya, walaupun sebenarnya dia menggoda lisa setelah mereka sampai di rumah marcell yang lebih pantas di sebut istana.
"enggak, saya sudah hapus make up" lisa menjawab.
Marcell terkekah.
"saya mau bilang, saya enggak akan jadiin kamu pacar" marcell berkata serius.
Dasar berengsek.
Lisa diam, dia benar-benar merasa di permainkan hanya dalam berapa hari ini.
"Tapi, calon mantu papa saya" marcell tertawa, lalu mencubit kedua pipi lisa.
"lepasin, enggak usah sentuh-sentuh saya!" lisa menghempaskan tangan marcell."eh kok gitu?" marcell tersenyum miring lalu mengangkat lisa ala bridal style.
Lisa memekik kaget, tapi saat sampai di dalam rumah, dia di turunkan marcell tepat di depan orangtua lelaki itu.
Lisa menunduk malu.
"biasa pa, lisa ngambek" marcell berkata.
"lice, kamu di godain?" tanya orangtua marcell.
"enggak, tadi itu cuma salah paham" lisa menyahut.
Marcell menghela nafas nya, menqtap lisa lebih lembut.
"saya harus pergi sekarang, saya janji jam makan malam nanti saya sudah pulang" marcell mengecup kening lisa, dan itu berhasil membuat pipi lisa memerah lagi dan terdiam mematung, sampai suara orangtua marcell memanggil nya.
[]
"kamu bisa masak?"
Lisa tersenyum canggung dan menggeleng, dia pikir lebih baik jujur dari pada menghancurkan dapur rumah orangtua marcell.
Tapi di luar perkiraan nya, papa nya marcell malah terkekah."kamu jadi ngingetin saya sama mama nya marcell"
"kan om- papa" lisa meralat kalimatnya "papa sama mama kan masih bersama."
"oh, kania itu istri saya saat marcell berusia duapuluh tahun. Almarhum mama nya marcell meninggal.saat melahirkan nya"
Lisa mengangguk, dia jadi merasa bersalah karna bersikap menyebalkan pada marcell.
"katanya kamu mau belajar bisnis, jadi mau buka EO nya?"
"jadi, aku sama beberapa teman ku udah planing buka itu dari semester empat"
"wah bagus itu, buka EO modalnya besar loh"
"kami harus berani ambil resiko, lagian kalau enggak di coba enggak bakalan tau"
"kamu bisa bagi waktu dan keluarga?"
Lisa tidak tau harus menjawab apa, tapi selama ini dia kerja dan kuliah, semuanya berjalan dengan lancar."saya belum pernah tau rasanya berkeluarga tapi selama saya kerja sambil kuliah, semuanya berjalan lancar, pah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Side to Side
Short StoryLisa memang tidak punya tipe khusus untuk memilih pasangan, tapi dia jelas akan menolak om-om yang mendekatinya. Tapi kalau om nya kayak aktor korea favorite nya gongyoo, mungkin lisa akan menerima tanpa pikir panjang. yang jadi masalahnya, aktor fa...